41
S R =________
√ n Keterangan : R = Indeks kekayaan jenis; S = Jumlah jenis; dan n = jumlah individu
seluruh jenis untuk pohon dan belta atau jumlah dominansi seluruh jenis untuk semai dan herba.
d. Analisis Data Tanah
Data pH dan lengas tanah ditentukan langsung di lapangan dengan menggunakan peralatan soil tester, sedangkan data jenis diketahui melalui operasi
tumpang susun antara peta jenis tanah kawasan Gunung Endut dengan peta administrasi kawasan Gunung Endut. Data tanah lainnya yang dianalisis adalah
tekstur tanah, kandungan C organic total, N total, P, K dan Al. Analisis tanah selain pH dan lengas dilakukan di laboratorium ilmu tanah IPB. Seluruh data lingkungan
abiotik akan dijadikan data bertipe kategori sehingga dapat dimanfaatkan untuk penentuan unit asosiasi dari suatu tipe bervegetasi.
e. Penentuan Tipe Vegetasi Kawasan Gunung Endut
Tipe vegetasi pada setiap blok pengamatan diklasifikasi dengan mengacu pada kunci vegetasi UNESCO Mueller-Dombois Ellenberg 1974 a, dan NVCS Tabel
4. Blok-blok penelitian yang memiliki formasi yang sama disatukan. Klasifikasi yang digunakan bersifat hirarki. Klasifikasi berstruktur hirarki
bermakna bahwa untuk setiap komponen atau unit klasifikasi terdapat tingkat generalisasi dan pemisahan. Ini berarti bahwa setiap tingkat pada hirarki dipecah
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan saling terpisah. Delineasi kelas-kelas pada setiap tingkat dalam hirarki berdasarkan pada kriteria objektif.
Pada unit 1 sampai 6 dari tipe vegetasi paling atas atau didasarkan pada struktural fisiognomi vegetasi. Atribut utama klasifikasi struktural bukan jenis tapi
bentuk hidup tumbuhan, stratifikasi vertikal dari biomassa tumbuhan dan bagaimana penutupannya coverage diantara strata, dan juga aspek fenologi dan musim dari
tumbuh-tumbuhan Whitten et al. 1988. Penentuan setiap unit vegetasi berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh UNESCO, namun jika unit tersebut kriterianya tidak
42
jelas atau tidak ada dalam sistem klasifikasi vegetasi UNESCO maka akan mengacu pada sistem klasifikasi vegetasi NVCS.
Tabel 4. Hirarki sistem klasifikasi vegetasi UNESCO dan NVCS No Tipe VegetasiUNESCO
Tipe vegetasi NVCS Kriteria Delineasi 1
Kelas Formasi Kelas Fisiognomi
Penutupan Tajuk 2
Subkelas Formasi Subkelas Fisiognomi Morfologi
3 Kelompok Formasi
Kelompok Fisiognomi
Iklim Makro 4
Formasi Formasi
1. Zona Kehidupan
2. Ketinggian Tajuk
5 Aliansi
Floristik, Struktural, Fisiognomi
6 Asosiasi
Floristik Berikut ini diuraikan langkah-langkah yang ditempuh untuk menentukan
Aliansi dan Asosiasi dari tipe vegetasi lihat juga Wiharto 2009 . 1
Menyusun Tabel Dasar. Tabel ini disusun dengan mengurutkan seluruh plot yang menyusun suatu blok penelitian yang akan dianalisis menjadi kolom dan
jenis yang terdapat pada setiap plot tersebut menjadi baris. Jenis yang menyusun bentuk hidup pohon diletakkan pada kelompok baris paling atas dari
tabel, diikuti oleh bentuk hidup belta, semak dan terakhir herba. 2
Jenis yang terdapat pada Tabel Dasar kemudian diurutkan letaknya berdasarkan frekuensi kehadiran jenis tersebut dalam plot –plot kelompok tegakan. Jenis
dengan frekuensi kehadiran tertinggi diletakkan pada baris teratas. Pengurutan dilakukan per bentuk hidup
3 Langkah berikutnya adalah membentuk Tabel Konstansi. Untuk itu setiap jenis
yang menyusun Tabel Dasar ditentukan konstansinya atau frekuensi kehadirannya pada plot-plot blok pengamatan.
Selanjutnya jenis - jenis yang ada dipisahkan menjadi 3 kelompok berdasarkan derajat konstansi. Kelompok tersebut adalah :
43
a Kelompok jenis dengan konstansi 60, yang disebut kelompok jenis
konstan. Jenis - jenis ini mempunyai distribusi yang merata pada seluruh plot yang dikaji. Kelompok ini kurang berarti dalam klasifikasi.
b Kelompok jenis dengan konstansi sedang, yaitu antara 10 – 60 .
Kelompok jenis ini juga disebut jenis differensial. Kelompok jenis ini mempunyai distribusi yang tebatas pada plot yang sedang dikaji.
Kelompok jenis ini penting dalam klasifikasi, dan dimanfaatkan dalam penentuan Aliansi dan Asosiasi.
c Kelompok jenis dengan konstansi 10 . Kelompok jenis ini merupakan
jenis yang kehadirannya dalam plot penelitian bersifat kebetulan sehingga tidak banyak berperan dalam klasifikasi.
Penyortiran kelompok-kelompok jenis ini dilakukan dengan memanfaatkan perangkat lunak Microsoft Excel.
4 Penentuan Aliansi vegetasi dilakukan dengan metode Ordinasi menggunakan
analisis faktor. Aliansi dan Asosiasi dari suatu tipe vegetasi ditentukan dengan memperhatikan komposisi floristik dan faktor lingkungan abiotik. Pada kegiatan
ini jenis - jenis dikelompokkan berdasarkan kesamaan distribusinya pada plot pengamatan dan kondisi lingkugan abiotik dari plot tersebut. Dengan demikian
jenis - jenis yang berdistribusi pada plot-plot yang sama akan membentuk asosiasi tersendiri yang berbeda dengan kelompok jenis lain dengan asosiasi
yang lain pula. 5
Teknik yang digunakan untuk penentuan Aliansi dan Asosiasi adalah dengan analisis klaster menggunakan Metode Tetangga Terdekat Nearest Neighbor
Method yang sering juga disebut dengan Single Linkage Method. Langkah- langkah yang ditempuh dalam perhitungan dengan metode ini adalah sebagai
berikut : a
Membuat matriks disimilaritas dengan memanfaatkan persamaan Euclidean Distance sebagai berikut .
44
__________________________________ dj,k = √x
1j –
x
1k
² + x
2j
– x
2k
² +.........+ x
sj
- x
sk
² ____________
s
= √Σ x
ij
- x
ik
²
i=1
Keterangan : d = jarak
X
1j
= Nilai pertama variabel ke satu pada objek ke j X
1k
= Nilai pertama variabel ke satu pada objek ke k X sj = Nilai pertama variabel ke s pada objek ke j
Xs
k
= Nilai pertama variabel ke s pada objek ke k Xij = Nilai variabel i pada objek ke j
X
ik
= Nilai variabel i pada objek ke k
b Berikutnya adalah menentukan nilai terkecil yang terapat pada matriks
disimilaritas yang terbentuk. Nilai ini menunjukkan jarak terkecil diantara 2 objek. Selanjutnya nilai-nilai matriks disimilaritas antara kedua objek
tersebut digabung. Jika kedua objek tersebut adalah objek p dan q, nilai yang diambil untuk digabung ditentukan dengan rumus berikut :
d tr = min d pr, d qr, yaitu jarak klaster t ke r adalah merupakan jarak terkecil atau nilai terkecil dari objek p dan q.
c Proses awal diulang lagi dengan mencari nilai terkecil diantara 2 objek dan melakukan penggabungan. Hal ini terus dilakukan sampai tidak ada
lagi objek yang dapat digabung. d Berdasarkan langkah yang ditempuh di atas, maka hasil akhir klasifikasi
dapat ditampilkan dalam bentuk diagram dendrogram. e Melalui diagram dendrogam dapat diketahui Aliansi, yang merupakan
kumpulan dari berbagai asosiasi tumbuhan dan penentuannya berdasarkan jenis yang paling dominan pada strata teratas.
f Melalui diagram dendrogram juga akan diketahui kelompok-kelompok
jenis diagnostik yang membentuk asosiasi dari tipe vegetasi.
45
g Aliansi diberi nama berdasarkan jenis yang paling dominan dari beberapa asosiasi yang ada yang terletak pada strata teratas. Dominan dalam kasus
ini adalah jenis yang memiliki penutupan tajuk yang paling luas. Jika pada strata teratas terdapat beberapa jenis yang memiliki luas penutupan
tajuk yang sama, maka hanya akan diambil 3 jenis saja. Jenis yang muncul pada strata yang sama dipisahkan dengan simbol ”-”. Untuk
asosiasi, pemberian nama dilakukan sama dengan aliansi dan jika ditemukan jenis dominan pada strata yang lebih rendah, maka dipisahkan
dengan simbol ””. Jenis pada strata dominan diletakkan pada awal nama asosiasi.
Proses klasifikasi secara hirarki dilakukan dengan memanfaatkan perangkat lunak SPSS, melalui prosedur menu analyze, classify, dengan
pilihan Hierarchical cluster. Hasil akhir analisis klaster ditampilkan dalam bentuk dendrogram yang lengkap dengan koefisien jaraknya. Uji
lanjut melalui analisis diskriminan dengan memanfaatkan perangkat lunak SPSS. Pada SPSS prosedur ini dilaksanakan dengan memanfaatkanmenu
analyze, Classify, dengan pilihan Discriminant Analysis.
f. Klasifikasi citra