Kerarangka Teori LANDASAN TEORI

pada pengetahuan. 52 Dalam upaya untuk mencari modal intelektual tersebut, modal intelektual dibagi menjadi dalam tiga bagian, yaitu : 1 Human Capital atau modal manusia, 2 Structural Capital atau modal struktural, dan 3 Customer Capital atau modal pelanggan. 53 Pengukuran Intellectual Capital untuk perbankan syariah seperti yang dikembangkan oleh Ullum di hitung dengan Formula perhitungan iB-VAIC pada dasarnya tidak banyak berbeda dengan formula VAIC TM yang dirumuskan oleh Pulic 1998. Perbedaan mendasar diantara keduanya terletak pada akun-akun untuk menghitung VA. Dalam iB-VAIC, VA dikonstruksi dari akun-akun pendapatan yang semuanya adalah berbasis syariah, yaitu pendapatan bersih kegiatan syariah dan pendapatan non- operasional yang syar‟iy. Formula akhir dalam menghitung iB-VAIC adalah sebagai berikut: iB- VAIC™ = iB-VACA + iB-VAHU + iB-STVA Dengan menggunakan formula ini, kinerja IC perbankan syariah dapat diukur. Hasil pengukuran tersebut dapat menjadi indikasi bagi pengambil keputusan tentang bagaimana perusahaan mengelola IC yang dimiliki untuk memaksimalkan value bagi perusahaan. Hal ini sejalan dengan Mahfoudh dan Ku Nor 2014 dan Ullum 2009 menunjukan bahwa adanya pengaruh Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan dan Agustin Takarini 2014 yang mengukur Intellectual Capital dengan Metode IB-VAIC, 52 Moeheriono, “Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi‖, Jakarta : Rajawali Pers, 2012, h. 305 53 Ibid, mengemukakan bahwa bahwa intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. 2. Hubungan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perbankan syariah Good corporate governance didefinisikan sebagai sistem yang mengatur pengelolaan dan pengawasan bisnis korporasi, mengatur hak dan kewajiban pihak terkait, yang mana memuat peraturan dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam membuat keputusan yang terkait dengan keputusan perusahaan, merumuskan mekanisme penetapan-penentapan keputusan yang objektif dan cara-cara yang ditempuh untuk mencapai keobjektifitasan serta pemantauan kerja. 54 Mekanisme good corporate governance memiliki beberapa indikator yang berupa komite audit, ukuran dewan komisaris, dewan direksi, proporsi komisaris independen, dan latar belakang pendidikan komisaris. Khusus untuk perbankan syariah, maka indikator tersebut ditambah oleh adanya Dewan Pengawas Syariah DPS. Indikator-indikator tersebut dikenal juga dengan istilah Regulatory Framework, di mana indikator tersebut yang berpengaruh terhadap Good Corporate Governance dan Good Corporate Governanceyang berpengaruh terhadap profitabilitas suatu bank. Ini sesuai dengan penelitian Connet 54 Agus Takarani, “ Analisis Pengaruh Intellectual Capital, Kualitas Good Corporate Governance dan Struktur Modal terhadap Kinerja keuangan perbankan syariah ”, Skripsi S1 Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta ,2014 et al.2005 tentang pengaruh good corporate governance terhadap kinerja yang juga menggunakan ROA sebagai proksi financial performance dan Pranata 2009 yang menunjukan bahwa adanya pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE dan NPM. 3. Hubungan Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perbankan syariah Apabila intellectual capital dan good corporate governance berpengaruh terhadap kinerja keuangan maka dapat diasumsikan bahwa semakin baik intellectual capital, dan good corporate governance maka akan semakin baik pula kinerja keuangan perusahaan.

F. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini peneliti menguji pengaruh Intellectual Capital dan Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan. Pengukuran untuk tiap variabel terdiri dari beberapa indikator. Intellectual capital diukur dengan teori yang dikembangkan Ulum, terdiri dari modal manusia IB-VACA, modal struktural IB-VAHU dan modal yang digunakan IB-STVA. Sedangkan good corporate governance diukur dengan kualitas gcg. Berdasarkan penjelasan di atas, kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.1 Kerangka Konseptual