2.2.1 Prinsip Dasar Manajemen Kinerja
Prinsip dasar manajemen kinerja menjadi fondasi yang kuat bagi kinerja organisasi untuk mencapai tujuan Dharma, 2009.
Prinsip dasar tersebut meliputi, 1. Kejujuran
Kejujuran menampakkan diri dalam komunikasi umpan balik yang jujur diantara manajer, pekerja, dan rekan kerja.
Kejujuran adalah
cara mengekspresikan
pendapat, menyampaikan fakta, memberikan pertimbangan dan perasaan.
Kejujuran mempunyai beberapa segi dan tingkatan, dan kejujuran digunakan sebagai proses persepsi untuk menggali
kebenaran secara luas dan dalam sehingga memperoleh manfaat terbesar.
2. Pelayanan Setiap aspek dalam proses kinerja harus memberikan
pelayanan kepada setiap stakeholder. Proses manajemen kinerja, umpan balik dan pengukuran harus membantu pekerja
dan perencanaan kinerja. Prinsip pelayanan merupakan tanda yang paling kuat untuk pengukuran, perencanaan dan coaching
pekerja. 3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab
merupakan prinsip
dasar dalam
pengembangan kinerja. Memahami dan menerima tanggung jawab atas apa yang mereka kerjakan dan yang tidak
dikerjakan untuk mencapai tujuan mereka, pekerja belajar tentang apa yang perlu mereka perbaiki. Pengembangan
kinerja didasarkan pada anggapan bahwa pekerja dapat memengaruhi hasilnya dengan memperbaiki kecakapan dan
kompetensi pribadi. Mereka tidak memerlukan izin untuk memperbaiki kompetensi. Nasib mereka berada di tangan
mereka sendiri.
4. Bermain Manajemen kinerja menggunakan prinsip bahwa bekerja sama
dengan bermain. Dengan prinsip bermain, dalam manajemen kinerja karyawan mendapatkan kepuasan dari apa yang mereka
kerjakan. Apabila tidak menerapkan prinsip bermain, bekerja akan menjadi beban. Timbul beban dalam dirinya karena
adanya suatu perasan bahwa mereka harus bekerja, mereka tidak mempunyai pilihan dan pekerjaan mereka tidak dihargai
5. Rasa Kasihan Rasa kasihan merupakan prinsip bahwa manajer memahami
dan empati terhadap orang lain. Rasa kasihan seorang manajer akan melupakan kesalahan mereka dan mulai dengan sesuatu
yang baru. Mendapat kepercayaan diri dan dorongan merupakan suatu elemen kunci pengembangan kinerja. Penting
untuk tidak menjadi kasihan dengan menerima permintaan maaf. Manajer yang baik membiarkan bawahan mengalami
konsekuensi wajar dari tindakannya sehingga mereka belajar dan memperbaiki dirinya.
6. Perumusan Tujuan Manajemen kinerja dimulai dengan melakukan perumusan dan
mengklarifikasi terlebih dahulu tujuan yang hendak dicapai organisasi.
7. Konsensus dan Kerja Sama Menajemen kinerja mengandalkan pada konsensus dan kerja
sama antara atasan dan bawahan daripada menekankan pada kontrol dan melakukan paksaan.
8. Berkelanjutan Manajemen kinerja merupakan suatu proses yang sifatnya
berlangsung secara terus menerus, berkelanjutan, bersifat evolusioner, dimana kinerja secara bertahap selalu diperbaiki
sehingga menjadi semakin baik.
9. Komunikasi Dua Arah Manajemen kinerja memerlukan gaya manajemen yang
bersifat terbuka dan jujur serta mendorong terjadinya komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan. Komunikasi
dua arah menunjukkan adanya sikap keterbukaan dan saling pengertian antar dua pihak.
10. Umpan Balik Pelaksanaan manajemen kinerja memerlukan umpan balik
terus-menerus. Umpan balik memungkinan pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari pekerjaannya dipergunakan
untuk memodivikasi tujuan organisasi.
2.2.2 Faktor-faktor Kinerja