IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4. 1 Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perlakuan padat penebaran 35, 40, 45 dan 50 ekorliter pada ketinggian media 30 cm tidak
berpengaruh nyata terhadap nilai pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang mutlak dan feed conversion ratio FCR, namun berpengaruh nyata
terhadap nilai yield, nilai kelangsungan hidup dan koefisien keragaman panjang. Kinerja produksi yang optimal dan efisien dalam percobaan ini adalah perlakuan
padat penebaran 45 ekorliter, dengan derajat kelangsungan hidup 82,57±3,66, laju pertumbuhan spesifik sebesar 21,33±1,15, pertumbuhan bobot harian
0,0062±0,0015 gramhari, laju pertumbuhan biomassa yield 11,60±2,23, pertumbuhan panjang mutlak 1,33±0,25 cm, koefisien keragaman panjang
9,30±1,05, FCR 2,37±0,43, keuntungan Rp 2.945.772, RC 1,20. Nilai BEP dalam rupiah yang diperoleh sebesar Rp15.031.828, BEP dalam unit sebanyak
207.933 ekor, payback period 31 bulan, dan HPP sebesar Rp 47,78 per ekor.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk produksi pendederan lele Sangkuriang ukuran 2-3 cm pada padat tebar 45 ekorliter. Namun, produksi
optimal masih dapat ditingkatkan hingga 50 ekorliter dengan pergantian air yang dilakukan lebih sering, yakni pada pagi dan sore hari. Pada penelitian selanjutnya
dapat diteliti mengenai kegunaan shelter sebagai tempat berlindung untuk lele guna mengurangi tingkat kanibalisme lele.
DAFTAR PUSTAKA
[BBAT] Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. 2005. Budidaya Ikan Lele Sangkuriang. Jakarta: Agromedia Pustaka.
[CCI] Catfish Club Indonesia. 2009. Permintaan dan Produksi Benih Ikan Lele Jawa Barat. Hasil Pertemuan Rutin Bulanan [tidak dipublikasikan].
[NRC] Nationsl Research Council. 1993. Nutrient Requirement of Fish, Washington DC : National Academic of Science Perss.
AGRINA. 2007. Jurus Jitu Menggemukkan Lele. http:www.agrina-
online.comshow_article.php?rid=10aid=678 [13 September 2011].
Anonim. 2009.
“
Catfish Day” Menobatkan Patin dan Lele Jadi Unggulan. http:www.dkp.go.idindex.phpindnews1377catfish-day-menobatkan-
patin-dan-lele-jadi-unggulan [22 Februari 2011]. Boyd CE. 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture, Alabama: Birmingham
Publishing Co. Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta.
Effendie M I. 1979. Biologi Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta. Goddard S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Chapman and
Hall. New York. Hartini. 2002. Produksi Benih Lele Dumbo Clarias gariepinus Burch, Melalui
Sistem Pendederan. [Skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut
Pertanian Bogor.
Hecht T, Appelbaum S. 1987. Notes on the Growth of Israeli Sharptooth Catfish Clarias gariepinus during the Primary Nursing Phase. Aquaculture 63: 195-
204. Hepher B. 1978. Ecological Aspects of Warm-Water Fishpond Management. Hal
447-468. Dalam Gerging SD. Ed. Ecology of Freshwater Fish Production Blackwell Sci.Publ., Oxford.
Khairuman dan K Amri. 2002. Budidaya Lokal secara Intensif. Agromedia Pustaka. Tangerang.
Martin JD, Petty JW, Keown AJ, Scott DF.1991. Basic Financial Management 5
th
edition. New Jersey, USA: Prentice Hall Inc. Rahardi F, Kristiawati R, Nazarudin. 1998. Agribisnis Perikanan. Jakarta:
Penebar Swadaya. Rahman MM, Varga I, Chowdury SN. 1992. Manual of African Magur Clarias
gariepinus Culture in Bangladesh, FAO Corporate Rerository, Bangladesh : Institutional Stenghthening in The Fisheries Sector.
Steel RGD, Torrie JH. 1982. Principles and Procedures of Statistics, A Biometrical Approach, 2
nd
edition, Boca Ratio, Florida: CRC Press. Suresh AV, CK Lin. 1992. Effect of stocking density on water quality production
of red tilapia in recirculated water system. Aquacultural Engineering, 11: 1- 22.
Witjaksono A. 2009. Kinerja produksi pendederan lele sangkuriang Clarias sp. melalui penerapan teknologi ketinggian media air 15 cm, 20 cm, 25 cm, 30
cm. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Wedemeyer, G.A. 2001. Fish Hatchery Management, 2
nd
Edition. Bethesda, Maryland: American Fisheries Society.
Zonneveld N, Huisman EA, Boon JH. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data sampling bobot benih ikan lele dan analisis ragam pertumbuhan bobot harian
Lampiran 1a, Data sampling bobot benih ikan lele tiap perlakuan setiap 5 hari
Perlakuan Bobot ikan lele gram sampling ke-
Ulangan 1
2 3
4 35
ekorliter 1
0,003 0,011
0,057 0,055
0,177 2
0,002 0,009
0,039 0,054
0,114 3
0,003 0,007
0,023 0,040
0,125 Rataan
0,003±0,001 0,009 ± 0,002
0,043±0,017 0,057±0,008
0,134±0,034 40
ekorliter 1
0,003 0,009
0,059 0,049
0,135 2
0,003 0,007
0,041 0,057
0,145 3
0,004 0,01
0,029 0,066
0,123 Rataan
0,003±0,001 0,009 ± 0,002
0,043±0,015 0,057±0,009
0,134±0,011 45
ekorliter 1
0,003 0,008
0,045 0,087
0,115 2
0,002 0,008
0,031 0,069
0,106 3
0,003 0,009
0,031 0,063
0,161 Rataan
0,003±0,001 0,008 ± 0,001
0,036±0,008 0,073±0,012
0,127±0,030 50
ekorliter 1
0,003 0,01
0,029 0,037
0,059 2
0,002 0,009
0,027 0,032
0,087 3
0,002 0,007
0,036 0,051
0,092 Rataan
0,002±0,001 0,009 ± 0,002
0,031±0,005 0,040±0,010
0,079±0,018
Lampiran 1b, Data laju pertumbuhan spesifik benih lele Sangkuriang dengan lama pemeliharaan 20 hari
Perlakuan Laju pertumbuhan spesifik Ulangan Ke-
Rataan 1
2 3
35 ekorliter 22,62
22,40 20,50
21,84±1,16 40 ekorliter
20,97 21,40
18,68 20,35±1,46
45 ekorliter 20,00
21,96 22,04
21,33±1,15 50 ekorliter
16,06 20,76
21,10 19,31±2,82
Lampiran 1c, Tabel analisis ragam ANOVA laju pertumbuhan spesifik
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
11.285 3
3.762 1.181
.376 Within Groups
25.485 8
3.186 Total
36.770 11
Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan perbedaan padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan spesifik.
Lampiran 1d, Data pertumbuhan bobot harian benih lele Sangkuriang dengan
lama pemeliharaan 20 hari
Perlakuan pertumbuhan bobot harian gramhari Ulangan Ke-
Rataan 1
2 3
35 ekorliter 0, 0087
0, 0056 0, 0061
0,0068±0,0017 40 ekorliter
0, 0066 0, 0071
0, 0060 0,0066±0,0006
45 ekorliter 0, 0056
0, 0052 0, 0079
0,0062±0,0015 50 ekorliter
0, 0028 0, 0043
0, 0045 0,0039±0,0009
Lampiran 1e, Tabel analisis ragam ANOVA pertumbuhan bobot harian
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
.165 3
.055 3.627
.064 Within Groups
.121 8
.015 Total
.286 11
Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan perbedaan padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot harian
Lampiran 2. Data yield benih ikan lele dan analisis ragam yield Lampiran 2a, Data biomassa ikan lele tiap perlakuan
Perlakuan Ulangan
Jumlah Tebar Jumlah Panen
Wo Wt
Yield 35 ekorliter
1 1764
1430 0,0030
0,1770 12,39
2 1764
1409 0,0020
0,1140 7,85
3 1764
1315 0,0030
0,1250 7.95
40 ekorliter 1
2016 1604
0,0030 0,1350
10,52 2
2016 1701
0,0030 0,1450
12,03 3
2016 1611
0,0040 0,1230
9,50 45 ekorliter
1 2268
1950 0,0030
0,1150 10,87
2 2268
1883 0,0020
0,1060 9,75
3 2268
1785 0,0030
0,1610 14,03
50 ekorliter 1
2520 1700
0,0030 0,0590
4,64 2
2520 1561
0,0020 0,0870
6,54 3
2520 1714
0,0020 0,0920
7,63
Lampiran 2b, Analisis Ragam ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
48.184 3
16.061 4.134
.048 Within Groups
31.080 8
3.885 Total
79.264 11
Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan perbedaan padat penebaran berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan biomassa
Lampiran 3. Data sampling panjang benih ikan lele dan analisis ragam pertumbuhan panjang mutlak
Lampiran 3a, Data sampling panjang benih ikan lele tiap perlakuan setiap 5 hari
Perlakuan Bobot ikan lele gram sampling ke-
Ulangan 1
2 3
4 35 ekorliter
1 0,76
1,15 1,67
1,81 2,30
2 0,74
1,14 1,66
1,79 2,12
3 0,79
1,05 1,34
1,52 2,02
Rataan 0,76±0,03
1,11 ± 0,05 1,56±0,19
1,71±0,16 2,15±0,14
Lanjutan lampiran 3a, Data sampling panjang benih ikan lele tiap perlakuan setiap 5 hari
Perlakuan Bobot ikan lele gram sampling ke-
Ulangan 1
2 3
4 40 ekorliter
1 0,77
0,99 1,67
1,73 2,30
2 0,82
1,09 1,66
1,80 2,21
3 0,82
1,14 1,34
1,99 2,11
Rataan 0,80±0,03
1,07 ± 0,07 1,56±0,19
1,84±0,13 2,21±0,10
45 ekorliter 1
0,79 1,07
1,54 2,02
2,13 2
0,77 1,12
1,53 2,02
2,12 3
0,71 1,14
1,51 1,95
2,40 Rataan
0,75±0,04 1.11± 0,04
1,53±0,02 2,00±0,04
2,22±0,16 50 ekorliter
1 0,81
1,04 1,42
1,54 1,91
2 0,75
0,99 1,40
1,51 1,94
3 0,74
1,10 1,51
1,63 1,95
Rataan 0,76±0,04
1,04 ± 0,06 1,44±0,06
01,56±0,06 01,93±0,02
Lampiran 3b, Data pertumbuhan panjang mutlak benih lele Sangkuriang dengan lama pemeliharaan 20 hari
Perlakuan Pertumbuhan Panjang Mutlak cm Ulangan Ke-
Rataan 1
2 3
35 ekorliter 1,55
1,39 1,24
1,39±0,16 40 ekorliter
1,45 1,30
1,31 1,35±0,08
45 ekorliter 1,62
1,15 1,23
1,33±0,25 50 ekorliter
1,11 1,20
1,21 1,17±0,06
Lampiran 3c, Tabel analisis ragam ANOVA pertumbuhan panjang harian
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
0.137 3
0.046 2.632
0.122 Within Groups
0.139 8
0.017 Total
0.276 11
Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan perbedaan padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang mutlak
Lampiran 4. Data dan analisis data derajat kelangsungan hidup benih ikan lele Lampiran 4a, Data jumlah benih lele dengan lama pemeliharaan 20 hari,
Perlakuan Ulangan
Jumlah Tebar ekor Kematian ekor
Jumlah Panen ekor SR
35 ekorliter 1
1764 334
1430 81,07
2 1764
355 1409
79,88 3
1764 449
1315 74,55
40 ekorliter 1
2016 412
1604 79,56
2 2016
315 1701
84,38 3
2016 405
1611 79,91
45 ekorliter 1
2268 318
1950 85,98
2 2268
385 1883
83,02 3
2268 483
1785 78,70
50 ekorliter 1
2520 820
1700 67,46
2 2520
959 1561
61,94 3
2520 806
1714 68,02
Lampiran 4c, Data derajat kelangsungan hidup benih lele Sangkuriang dengan dan tabel analisis ragam derajat kelangsungan hidup,
Perlakuan Derajat Kelangsungan Hidup Ulangan ke-
Rataan 1
2 3
35 ekorliter 81,07
79,88 74,55
78,50±3,47 40 ekorliter
79,56 84,38
79,91 81,82±2,69
45 ekorliter 85,98
83,02 78,7
82,57±3,66 50 ekorliter
67,46 61,94
68,02 65±3,36
Lampiran 4d, Analisis Ragam ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
530.608 3
176.869 16.089
.001 Within Groups
87.948 8
10.993 Total
618.556 11
Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan perbedaan padat penebaran berpengaruh nyata terhadap derajat kelangsungan hidup
Lampiran 5. Data dan analisis data koefisien kaeragaman panjang benih ikan lele Lampiran 5a, Data analisis koefisien keragaman panjang benih ikan lele dengan
lama pemeliharaan 20 hari
Perlakuan Koefisien keragaman panjang Ulangan ke-
Rataan 1
2 3
35 ekorliter 14,64
13,12 12,95
13,57±0,93 40 ekorliter
16,01 11,58
11,05 12,88±2,72
45 ekorliter 8,30
10,38 9,21
9,30±1,05 50 ekorliter
16,82 15,79
12,62 15,08±2,19
Lampiran 5b, Tabel analisis ragam ANOVA nilai koefisien keragaman panjang
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
54.061 3
18.020 5.090
.029 Within Groups
28.325 8
3.541 Total
82.386 11
Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan perbedaan padat penebaran berpengaruh nyata terhadap koefisien keragaman panjang
Lampiran 6a, Data feed conversion ratio FCR pakan benih ikan lele dan analisis ragam nilai FCR pakan,
Perlakuan Nilai FCR Pakan Ulangan Ke-
Rataan 1
2 3
35 ekorliter 1,38
2,18 2,13
1,90 ± 0,45 40 ekorliter
2,08 1,82
2,27 2,06 ± 0,22
45 ekorliter 2,45
2,76 1,91
2,37 ± 0,43 50 ekorliter
2,60 2,54
2,44 2,52± 0,08
Lampiran 6b, Analisis Ragam ANOVA
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Between Groups
.746 3
.249 2.243
.161 Within Groups
.887 8
.111 Total
1.633 11
Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan perbedaan padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap feed convertion ratio FCR
Lampiran 7. Data uji kualitas air Lampiran 7a, Data oksigen terlarut mgliter
Perlakuan Uji ke-
I II
III IV
V Sebelum Ganti Air
35 ekorliter 2,77
1,81 1,21
1,12 2,53
2,60 1,12
1,03 2,09
3,06 3,23
2,56 2,12
1,82 2,72
Rata-rata 2,87
1,83 1,45
1,68 2,77
40 ekorliter 2,79
1,03 1,14
2,09 2,92
2,60 2,77
2,04 2,64
2,46 2,27
2,33 2,11
2,19 2,73
Rata-rata 2,55
2,04 1,76
2,31 2,70
45 ekorliter 2,56
0,98 1,11
1,85 2,80
1,98 1,18
1,24 2,40
2,54 2,98
2,11 2,21
2,29 3,45
Rata-rata 2,51
1,42 1,52
2,18 2,93
50 ekorliter 2,15
0,72 1,18
1,61 2,68
2,97 2,23
1,93 2,59
2,96 3,16
1,60 1,56
1,76 3,34
Rata-rata 2,76
1,52 1,56
1,99 2,99
Tandon 3,55
3,50 3,19
3,18 4,17
Setelah Ganti Air
35 ekorliter 3,26
3,66 3,32
3,23 4,39
40 ekorliter 3,45
3,69 3,24
3,14 4,68
45 ekorliter 3,27
3,87 3,28
3,09 4,37
50 ekorliter 3,68
3,67 3,31
3,11 4,29
Lampiran 7b, Data pH
Perlakuan Uji ke-
I II
III IV
V Sebelum Ganti Air
35 ekorliter 6,99
6,54 6,62
6,82 6,98
7,15 6,88
6,65 6,87
7,04 6,89
7,19 6,25
7,29 7,11
7,01 6,87
6,51 6,99
7,04 40 ekorliter
7,04 7,07
6,75 7,05
6,98 7,13
7,04 6,86
7,12 7,17
7,06 7,20
6,82 7,12
7,14 7,08
7,10 6,81
7,10 7,10
45 ekorliter 7,06
6,86 6,75
6,96 7,03
6,88 6,81
6,68 7,09
7,12 6,96
7,04 6,87
7,14 7,18
6,97 6,90
6,77 7,06
7,11 50 ekorliter
7,11 6,53
6,70 6,95
7,07 7,14
7,11 6,76
7,24 7,18
6,99 6,97
6,62 7,09
7,01 7,08
6,87 6,69
7,09 7,09
Lanjutan Lampiran 7b, Data pH
Perlakuan Uji ke-
I II
III IV
V
Tandon 7,48
7,31 7,42
7,22 7,08
Setelah Ganti Air
35 ekorliter 7,40
7,63 7,51
7,15 7,43
40 ekorliter 7,54
7,54 7,43
7,13 7,34
45 ekorliter 7,16
7,56 7,42
7,21 7,55
50 ekorliter 7,23
7,59 7,44
7,24 7,45
Lampiran 7c, Data amonia mgliter
Perlakuan Uji ke-
I II
III IV
V Sebelum Ganti Air
35 ekorliter 0,992
1,216 1,597
0,958 1,607
1,454 1,044
1,221 0,887
1,326 1,245
1,316 1,369
1,102 1,202
40 ekorliter 1,278
1,164 1,364
1,431 1,507
1,254 1,454
1,578 1,144
0,925 0,982
1,345 1,335
0,763 0,939
45 ekorliter 1,273
1,445 1,731
1,183 1,454
1,636 0,973
1,535 0,825
0,968 1,512
1,049 1,369
0,954 0,958
50 ekorliter 1,712
1,497 1,345
1,059 0,782
1,888 1,187
1,569 1,106
0,835 1,631
1,040 1,140
0,839 1,822
Tandon 0,069
0,078 0,086
0,105 0,081
Setelah Ganti Air
35 ekorliter 0,146
0,098 0,123
0,099 0,137
40 ekorliter 0,167
0167 0,170
0,071 0,369
45 ekorliter 0,178
0,169 0,118
0,071 0,142
50 ekorliter 0,181
0,178 0,128
0,076 0,208
Lampiran 7d, Data alkalinitas mgliter CaCO
3
Perlakuan Uji ke-
I II
III IV
V Sebelum Ganti Air
35 ekorliter 48,00
48,00 36,00
40,00 24,00
40,00 44,00
36,00 68,00
24,00 44,00
48,00 32,00
76,00 24,00
40 ekorliter 48,00
44,00 28,00
80,00 32,00
40,00 40,00
36,00 72,00
28,00 44,00
40,00 28,00
40,00 28,00
45 ekorliter 48,00
40,00 36,00
68,00 28,00
44,00 36,00
32,00 76,00
24,00 52,00
40,00 28,00
56,00 28,00
50 ekorliter 44,00
48,00 28,00
84,00 20,00
44,00 44,00
40,00 72,00
44,00 48,00
40,00 32,00
36,00 24,00
Tandon 44,80
56,00 44,80
44,80 56,00
Setelah Ganti Air
35 ekorliter 44,80
56,00 44,80
40 ekorliter 50,40
61,60 44,80
45 ekorliter 39,20
50,40 44,80
50 ekorliter 50,40
56,00 39,20
Lampiran 8. Data analisis usaha Lampiran 8a, Tabel investasi
Komponen Satuan
Jml Harga Satuan
Jumlah biaya Umur teknis
tahun Nilai Sisa
Penyusutan
Tandon Unit
1 Rp 1.500.000
Rp 1.500.000 5
Rp 500.000 Rp 200.000
Akuarium Unit
12 Rp 120.000
Rp 1.440.000 5
Rp 576.000 Rp 172.800
Rak Unit
2 Rp 1.000.000
Rp 2.000.000 5
Rp 800.000 Rp 240.000
Blower Unit
1 Rp 690.000
Rp 690.000 5
Rp 69.000 Rp 124.200
Set Aerasi Unit
1 Rp 250.000
Rp 250.000 5
Rp 25.000 Rp 45.000 Pompa
Unit 2
Rp 330.000 Rp 660.000
3 Rp 66.000
Rp 198.000 Selang
M 20
Rp 6.000 Rp 120.000
5 Rp 6.000 Rp 22.800
Corong Unit
2 Rp 6.500 Rp 13.000
2 Rp 650 Rp 6.175
Serokan Unit
12 Rp 10.000
Rp 120.000 2
Rp - Rp 60.000 Ember
Unit 10
Rp 20.000 Rp 200.000
2 Rp -
Rp 100.000 Strimin
M 7
Rp 7.000 Rp 49.000 2
Rp - Rp 24.500 Termometer
Unit 12
Rp 5.000 Rp 60.000 2
Rp - Rp 30.000 Terminal
Unit 4
Rp 25.000 Rp 25.000 2
Rp - Rp 12.500 Busa
M 2
Rp 20.000 Rp 40.000 2
Rp - Rp 20.000 Heater
Unit 12
Rp 30.000 Rp 360.000
2 Rp -
Rp 180.000
Total Rp 7.527.000
Rp 1.235.975
Lampiran 8b, Tabel Biaya operasional tetap
Komponen Satuan
Jumlah Harga
Satuan Jumlah biaya
35 ekorliter 40 ekorliter
45 ekorliter 50 ekorliter
Sewa Bangunan
unit 1
Rp1.000.000 Rp1.000.000
Rp1.000.000 Rp1.000.000
Rp1.000.000 Listrik
bulan 12
Rp5.131.636 Rp5.131.636
Rp5.131.636 Rp5.131.636
Rp5.131.636 Tenaga Kerja
orang 1
Rp4.200.000 Rp4.200.000
Rp4.200.000 Rp4.200.000
Rp4.200.000 Total
Rp10.331.636 Rp10.331.636
Rp10.331.636 Rp10.331.636
Lampiran 8c, Biaya operasional tidak tetap variabel A, Biaya Benih
Harga benih Rp 7,00 per ekor
A = Jumlah benih
Padat penebaran 35 ekorliter sebanyak 1764 ekorakuarium
Padat penebaran 40 ekorliter 2016 ekorakuarium
Padat penebaran 45 ekorliter 2268 ekorakuarium
Padat penebaran 50 ekorliter 2520 ekorakuarium
B = Jumlah akuarium 12 unit
1 tahun dilakukan 14 siklus produksi
Contoh perhitungan :
Biaya benih per tahun = harga benih x A1xB x 14 siklusth
= Rp, 7,00 x 1764x12 ekorsiklus x 14 siklusth = Rp 2.074.464 per tahun
Tabel A. Biaya benih per tahun
Perlakuan Ulangan
I II
III 35 ekorliter
Rp 2.074.464 Rp 2.074.464
Rp 2.074.464 40 ekorliter
Rp 2.370.816 Rp 2.370.816
Rp 2.370.816 45 ekorliter
Rp 2.667.168 Rp 2.667.168
Rp 2.667.168 50 ekorliter
Rp 2.963.520 Rp 2.963.520
Rp 2.963.520
B. Biaya Pakan
Harga Pakan cacing sutra Rp 8,000,00takar 1 takar : ± 1000 gram
A = Jumlah kebutuhan pakan
Padat penebaran 35 ekorliter sebanyak 350 gramakuarium
Padat penebaran 40 ekorliter sebanyak 450 gramakuarium
Padat penebaran 45 ekorliter sebanyak 550 gramakuarium
Padat penebaran 50 ekorliter sebanyak 650 gramakuarium
B = Jumlah akuarium 12 unit
1 tahun dilakukan 14 siklus produksi
Contoh perhitungan perlakuan padat penebaran 35 ekorliter
Biaya pakan per tahun = Kebutuhan pakan
= Rp,8,000,00 x 3501000 kgsiklus x 12 x 14 siklusth = Rp 470.400 per tahun
Tabel B. Biaya pakan cacing sutra per tahun
Perlakuan Ulangan
I II
III 35 ekorliter
Rp 470.400 Rp 470.400
Rp 470.400 40 ekorliter
Rp 604.800 Rp 604.800
Rp 604.800 45 ekorliter
Rp 739.200 Rp 739.200
Rp 739.200 50 ekorliter
Rp 873.600 Rp 873.600
Rp 873.600
C. Biaya Packing Asumsi : untuk setiap 1000 ekor ikan lele
Biaya Panen Rp 2,000,00
A = Biaya Plastik dan karet Rp 500,00,
B = Biaya gas Rp 500,00
Jumlah ikan Tabel D1
Contoh perhitungan perlakuan WE 50 ulangan I:
Biaya packing per tahun = A+B+2000 x 240.240 ekor1000 ekor = Rp 3000,00 x 240,24
= Rp 720.720 Tabel D1. Jumlah ikan panen per tahun ekor
Perlakuan Ulangan
I II
III 35 ekorliter
240.240 270.528
252.480 40 ekorliter
307.968 326.592
309.312 45 ekorliter
374.400 361.536
342.720 50 ekorliter
326.400 299.712
329.088
Tabel D2. Biaya packing ikan per tahun Rp
Perlakuan Ulangan
I II
III 35 ekorliter
Rp 720.720 Rp 710.136
Rp 662.760 40 ekorliter
Rp 808.416 Rp 857.304
Rp 811.944 45 ekorliter
Rp 982.800 Rp 949.032
Rp 899.640 50 ekorliter
Rp 856.800 Rp 786.744
Rp 863.856
ii
ABSTRAK
TYAS PUTERI TAHIRA. Kinerja produksi pendederan lele sangkuriang
Clarias sp. pada padat penebaran 35, 40, 45 dan 50 ekorliter dengan ketinggian media 30 cm. Dibimbing oleh DADANG SHAFRUDDIN dan YANI
HADIROSEYANI .
Ikan lele merupakan komoditas yang memiliki prospek pasar yang cerah dan dapat dipelihara dengan kepadatan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan padat tebar yang optimal dan efisien diantara 35, 40, 45, dan 50 ekorliter pada produksi benih lele ukuran 2-3 cm dengan ketinggian air 30 cm
melalui kajian parameter biologi, kualitas air dan ekonomi. Penelitian ini meliputi tahap persiapan, rancangan percobaan, pemeliharaan ikan, pengamatan dan analisi
data. Ikan yang digunakan adalah benih lele Sangkuriang dengan panjang rata-rata 0,77±0,03 cm dan bobot rata-rata 0,003±0,001 gram. Benih dipelihara dengan
padat penebaran yang berbeda. Tahap pemeliharaan dan pengumpulan data dilakukan dengan mengamati kelangsungan hidup ikan dan mengamati
pertumbuhan ikan selama 20 hari. Hasil penelitian menunjukkan padat penebaran 45 ekorliter merupakan padat penebaran yang optimal dengan derajat kelangsungan
hidup SR sebesar 82,57±3,66; laju pertumbuhan spesifik SGR sebesar 21,33±1,15; pertumbuhan bobot harian GR sebesar 0,0062±0,0015 gramhari;
yield sebesar 11,60±2,23 gramhari; pertumbuhan panjang mutlak sebesar 1,17±0,06 cm; nilai koefisien keragaman panjang sebesar 9,30±1,05; nilai feed
convertion rates FCR sebesar 1,94±0,35; keuntungan senilai Rp2.945.772; RC senilai 1,20. BEPp sebesar Rp 15.031.828; BEPu sebesar 207.933 ekor; serta
payback period selama 31 bulan. Perbedaan padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap GR, pertumbuhan panjang mutlak dan FCR. Namun berpengaruh
nyata terhadap SR, yield, dan koefisien keragaman panjang. Kualitas air selama percobaan masih berada dalam kisaran optimum bagi pertumbuhan benih ikan lele
Sangkuriang
. Pendederan ikan lele sebaiknya dilakukan pada ketinggian air 30 cm
dengan kepadatan ikan 45 ekorliter yang dipelihara dalam lingkungan yang baik dan pakan yang tercukupi.
Kata kunci: ikan lele, padat penebaran, produksi
iii
ABSTRACT
TYAS PUTERI TAHIRA. Performance of nursery production Sangkuriang
catfish Clarias sp. at stocking density 35, 40, 45 dan 50 fishlitre in medium height of 30 cm. Supervised by DADANG SHAFRUDDIN and YANI
HADIROSEYANI .
Clarias is generally considered to be one of the most important species in which aquaculture due to its potential on high fecundity rate. The objective of this
experiment was to find the most optimal and efficient stocking density of Clarias sp. at 35, 40, 45, dan 50 fishlitre to produce fingerlings of Clarias sp. of length
2-3 cm in medium height 30 cm with study of biology, water quality and economic. The experiment consisted of preparation, experimental design, rearing
of fry, observation and data analizing. Clarias sp. fry of average weight 0,003±0,001 gram and standard length 0,77±0,03 cm were stocked in
experimental tanks at 35, 40, 45 and 50 fishlitre. Monitoring of growth and dead fish were picked daily and recorded. It was conducted for the period of three
weeks.
The result of this study shown that Clarias sp. can be efficiently grown at density as high as 45 fishlitre with survival rate SR of 82,57±3,66; spesific
growth rate SGR of 21,33±1,15; growth rate GR of 0,0062±0,0015 gramday; yield of 11,60±2,23 gramday; length growth of 1,17±0,06 cm;
diversity coefficient of length of 9,30±1,05; feed convertion rates FCR of 1,94 ±0,35; profit index Rp 2.245.772; RC 1,14. Break event point: BEP in price
Rp15.731.828; BEP in units 208.061 fish; and payback period 31 month. growth rate, length and FCR were no significant different p0.05 among the treatments.
However the study has shown that SR, yield, dan diversity coefficient of length were significantly different p0.05 in all the treatment. Since the whole aim at
growing fish at different stocking density is to achieve the best growth for profit maximization to the farmer, this study has demonstrated that Clarias sp. can be
grown at density as high as 45 fishlitre in medium height 30 cm as long as there is good water quality and adequate feeding.
Keyword: Clarias sp., stocking density, production
i
KINERJA PRODUKSI PENDEDERAN LELE SANGKURIANG Clarias sp. PADA PADAT PENEBARAN 35, 40, 45 DAN 50
EKORLITER DENGAN KETINGGIAN MEDIA 30 CM
TYAS PUTERI TAHIRA
SKRIPSI
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2011
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lele merupakan salah satu ikan yang banyak dikonsumsi masyarakat saat ini. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan permintaan jumlah lele
konsumsi mulai tahun 2006 hingga 2008 secara berturut-turut, yaitu dari 77.272 ton per tahun, 91.735 ton per tahun, hingga meningkat 108.200 ton per tahun
Anonim, 2009. Permintaan pasar tersebut dapat terpenuhi apabila suplai benih untuk kegiatan pembesaran tersedia dalam jumlah yang banyak dan kontinu.
Namun hingga dewasa ini permintaan akan benih lele belum dapat terpenuhi dengan baik, terlihat dari adanya kekurangan jumlah pasokan benih lele daerah
Jawa Barat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Catfish Club Indonesia 2009, yang menyatakan bahwa rata-rata permintaan benih lele di Jawa Barat dapat mencapai
800.000 ekor per hari, namun produksi yang dapat dilakukan daerah tersebut rata- rata hanya mencapai 600.000 ekor per hari.
Informasi tersebut menunjukkan bahwa diperlukan upaya untuk meningkatkan produksi benih ikan lele khususnya di daerah Jawa Barat. Salah
satu upaya peningkatan produksi ikan lele tersebut dapat dilakukan dengan budidaya intensif, yakni dengan padat penebaran tinggi. Beberapa penelitian pun
telah dilakukan untuk mendukung upaya tersebut, salah satunya oleh Witjaksono 2009 dengan metode sistem ketinggian air yang optimal untuk pertumbuhan
ikan lele khususnya ukuran benih dengan padat penebaran tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa ketinggian media yang optimal adalah
30 cm dengan padat tebar 40 ekorliter. Penerapan teknologi yang dilakukan oleh Witjaksono 2009 tersebut
dapat meningkatkan produksi benih lele Sangkuriang hingga 4 kali lipat dari produksi petani pada umumnya yang hanya menebar benih sebanyak 50 ekorm
2
dengan ketinggian media 15-20 cm atau sebanyak 8-10 ekorliter AGRINA, 2007. Selain itu, penerapan teknologi yang digunakan oleh Witjaksono 2009
juga dapat mencapai derajat mempertahankan kelangsungan hidup benih lele hingga 90 dengan lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan lele. Oleh
karena itu, produktivitas benih pada ketinggian 30 cm ini masih dapat ditingkatkan melalui peningkatan padat penebaran.
Walaupun demikian, menurut Rahman et al. 2005 peningkatan padat penebaran dapat mempengaruhi pertumbuhan. Pertumbuhan dipengaruhi padat
penebaran karena sejalan dengan peningkatan padat penebaran maka pembuangan metabolit akan semakin tinggi sehingga kualitas air akan menurun dan tidak dapat
mendukung pertumbuhan ikan, seperti yang dikemukakan Suresh dan Lin 1992 bahwa kualitas air menurun seiring peningkatan padat tebar yang diikuti dengan
penurunan tingkat pertumbuhan. Selain itu, menurut Hecht dan Appelbaum 1987 diketahui bahwa sejalan dengan peningkatan kepadatan, mortalitas benih ikan lele
akibat kanibalisme akan lebih besar dibandingkan penyebab lainnya. Dengan demikian dalam upaya meningkatkan produktivitas pendederan benih lele perlu
diketahui padat penebaran optimal.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kinerja produksi benih lele Sangkuriang ukuran 2-3 cm, pada padat tebar yang optimal dan efisien. Padat
tebar yang diujikan adalah 35, 40, 45 dan 50 ekorliter dalam media pemeliharaan dengan ketinggian air 30 cm. Parameter yang diamati meliputi parameter biologi,
kualitas air dan ekonomi.