Saran KESIMPULAN DAN SARAN

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4. 1 Kesimpulan

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa perlakuan padat penebaran 35, 40, 45 dan 50 ekorliter pada ketinggian media 30 cm tidak berpengaruh nyata terhadap nilai pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang mutlak dan feed conversion ratio FCR, namun berpengaruh nyata terhadap nilai yield, nilai kelangsungan hidup dan koefisien keragaman panjang. Kinerja produksi yang optimal dan efisien dalam percobaan ini adalah perlakuan padat penebaran 45 ekorliter, dengan derajat kelangsungan hidup 82,57±3,66, laju pertumbuhan spesifik sebesar 21,33±1,15, pertumbuhan bobot harian 0,0062±0,0015 gramhari, laju pertumbuhan biomassa yield 11,60±2,23, pertumbuhan panjang mutlak 1,33±0,25 cm, koefisien keragaman panjang 9,30±1,05, FCR 2,37±0,43, keuntungan Rp 2.945.772, RC 1,20. Nilai BEP dalam rupiah yang diperoleh sebesar Rp15.031.828, BEP dalam unit sebanyak 207.933 ekor, payback period 31 bulan, dan HPP sebesar Rp 47,78 per ekor.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk produksi pendederan lele Sangkuriang ukuran 2-3 cm pada padat tebar 45 ekorliter. Namun, produksi optimal masih dapat ditingkatkan hingga 50 ekorliter dengan pergantian air yang dilakukan lebih sering, yakni pada pagi dan sore hari. Pada penelitian selanjutnya dapat diteliti mengenai kegunaan shelter sebagai tempat berlindung untuk lele guna mengurangi tingkat kanibalisme lele. DAFTAR PUSTAKA [BBAT] Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. 2005. Budidaya Ikan Lele Sangkuriang. Jakarta: Agromedia Pustaka. [CCI] Catfish Club Indonesia. 2009. Permintaan dan Produksi Benih Ikan Lele Jawa Barat. Hasil Pertemuan Rutin Bulanan [tidak dipublikasikan]. [NRC] Nationsl Research Council. 1993. Nutrient Requirement of Fish, Washington DC : National Academic of Science Perss. AGRINA. 2007. Jurus Jitu Menggemukkan Lele. http:www.agrina- online.comshow_article.php?rid=10aid=678 [13 September 2011]. Anonim. 2009. “ Catfish Day” Menobatkan Patin dan Lele Jadi Unggulan. http:www.dkp.go.idindex.phpindnews1377catfish-day-menobatkan- patin-dan-lele-jadi-unggulan [22 Februari 2011]. Boyd CE. 1990. Water Quality in Ponds for Aquaculture, Alabama: Birmingham Publishing Co. Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta. Effendie M I. 1979. Biologi Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta. Goddard S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Chapman and Hall. New York. Hartini. 2002. Produksi Benih Lele Dumbo Clarias gariepinus Burch, Melalui Sistem Pendederan. [Skripsi]. Bogor: Departemen Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Hecht T, Appelbaum S. 1987. Notes on the Growth of Israeli Sharptooth Catfish Clarias gariepinus during the Primary Nursing Phase. Aquaculture 63: 195- 204. Hepher B. 1978. Ecological Aspects of Warm-Water Fishpond Management. Hal 447-468. Dalam Gerging SD. Ed. Ecology of Freshwater Fish Production Blackwell Sci.Publ., Oxford. Khairuman dan K Amri. 2002. Budidaya Lokal secara Intensif. Agromedia Pustaka. Tangerang. Martin JD, Petty JW, Keown AJ, Scott DF.1991. Basic Financial Management 5 th edition. New Jersey, USA: Prentice Hall Inc. Rahardi F, Kristiawati R, Nazarudin. 1998. Agribisnis Perikanan. Jakarta: Penebar Swadaya. Rahman MM, Varga I, Chowdury SN. 1992. Manual of African Magur Clarias gariepinus Culture in Bangladesh, FAO Corporate Rerository, Bangladesh : Institutional Stenghthening in The Fisheries Sector. Steel RGD, Torrie JH. 1982. Principles and Procedures of Statistics, A Biometrical Approach, 2 nd edition, Boca Ratio, Florida: CRC Press. Suresh AV, CK Lin. 1992. Effect of stocking density on water quality production of red tilapia in recirculated water system. Aquacultural Engineering, 11: 1- 22. Witjaksono A. 2009. Kinerja produksi pendederan lele sangkuriang Clarias sp. melalui penerapan teknologi ketinggian media air 15 cm, 20 cm, 25 cm, 30 cm. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Wedemeyer, G.A. 2001. Fish Hatchery Management, 2 nd Edition. Bethesda, Maryland: American Fisheries Society. Zonneveld N, Huisman EA, Boon JH. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. LAMPIRAN Lampiran 1. Data sampling bobot benih ikan lele dan analisis ragam pertumbuhan bobot harian Lampiran 1a, Data sampling bobot benih ikan lele tiap perlakuan setiap 5 hari Perlakuan Bobot ikan lele gram sampling ke- Ulangan 1 2 3 4 35 ekorliter 1 0,003 0,011 0,057 0,055 0,177 2 0,002 0,009 0,039 0,054 0,114 3 0,003 0,007 0,023 0,040 0,125 Rataan 0,003±0,001 0,009 ± 0,002 0,043±0,017 0,057±0,008 0,134±0,034 40 ekorliter 1 0,003 0,009 0,059 0,049 0,135 2 0,003 0,007 0,041 0,057 0,145 3 0,004 0,01 0,029 0,066 0,123 Rataan 0,003±0,001 0,009 ± 0,002 0,043±0,015 0,057±0,009 0,134±0,011 45 ekorliter 1 0,003 0,008 0,045 0,087 0,115 2 0,002 0,008 0,031 0,069 0,106 3 0,003 0,009 0,031 0,063 0,161 Rataan 0,003±0,001 0,008 ± 0,001 0,036±0,008 0,073±0,012 0,127±0,030 50 ekorliter 1 0,003 0,01 0,029 0,037 0,059 2 0,002 0,009 0,027 0,032 0,087 3 0,002 0,007 0,036 0,051 0,092 Rataan 0,002±0,001 0,009 ± 0,002 0,031±0,005 0,040±0,010 0,079±0,018 Lampiran 1b, Data laju pertumbuhan spesifik benih lele Sangkuriang dengan lama pemeliharaan 20 hari Perlakuan Laju pertumbuhan spesifik Ulangan Ke- Rataan 1 2 3 35 ekorliter 22,62 22,40 20,50 21,84±1,16 40 ekorliter 20,97 21,40 18,68 20,35±1,46 45 ekorliter 20,00 21,96 22,04 21,33±1,15 50 ekorliter 16,06 20,76 21,10 19,31±2,82 Lampiran 1c, Tabel analisis ragam ANOVA laju pertumbuhan spesifik Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 11.285 3 3.762 1.181 .376 Within Groups 25.485 8 3.186 Total 36.770 11 Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan perbedaan padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan spesifik. Lampiran 1d, Data pertumbuhan bobot harian benih lele Sangkuriang dengan lama pemeliharaan 20 hari Perlakuan pertumbuhan bobot harian gramhari Ulangan Ke- Rataan 1 2 3 35 ekorliter 0, 0087 0, 0056 0, 0061 0,0068±0,0017 40 ekorliter 0, 0066 0, 0071 0, 0060 0,0066±0,0006 45 ekorliter 0, 0056 0, 0052 0, 0079 0,0062±0,0015 50 ekorliter 0, 0028 0, 0043 0, 0045 0,0039±0,0009 Lampiran 1e, Tabel analisis ragam ANOVA pertumbuhan bobot harian Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups .165 3 .055 3.627 .064 Within Groups .121 8 .015 Total .286 11 Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan perbedaan padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot harian Lampiran 2. Data yield benih ikan lele dan analisis ragam yield Lampiran 2a, Data biomassa ikan lele tiap perlakuan Perlakuan Ulangan Jumlah Tebar Jumlah Panen Wo Wt Yield 35 ekorliter 1 1764 1430 0,0030 0,1770 12,39 2 1764 1409 0,0020 0,1140 7,85 3 1764 1315 0,0030 0,1250 7.95 40 ekorliter 1 2016 1604 0,0030 0,1350 10,52 2 2016 1701 0,0030 0,1450 12,03 3 2016 1611 0,0040 0,1230 9,50 45 ekorliter 1 2268 1950 0,0030 0,1150 10,87 2 2268 1883 0,0020 0,1060 9,75 3 2268 1785 0,0030 0,1610 14,03 50 ekorliter 1 2520 1700 0,0030 0,0590 4,64 2 2520 1561 0,0020 0,0870 6,54 3 2520 1714 0,0020 0,0920 7,63 Lampiran 2b, Analisis Ragam ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 48.184 3 16.061 4.134 .048 Within Groups 31.080 8 3.885 Total 79.264 11 Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan perbedaan padat penebaran berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan biomassa Lampiran 3. Data sampling panjang benih ikan lele dan analisis ragam pertumbuhan panjang mutlak Lampiran 3a, Data sampling panjang benih ikan lele tiap perlakuan setiap 5 hari Perlakuan Bobot ikan lele gram sampling ke- Ulangan 1 2 3 4 35 ekorliter 1 0,76 1,15 1,67 1,81 2,30 2 0,74 1,14 1,66 1,79 2,12 3 0,79 1,05 1,34 1,52 2,02 Rataan 0,76±0,03 1,11 ± 0,05 1,56±0,19 1,71±0,16 2,15±0,14 Lanjutan lampiran 3a, Data sampling panjang benih ikan lele tiap perlakuan setiap 5 hari Perlakuan Bobot ikan lele gram sampling ke- Ulangan 1 2 3 4 40 ekorliter 1 0,77 0,99 1,67 1,73 2,30 2 0,82 1,09 1,66 1,80 2,21 3 0,82 1,14 1,34 1,99 2,11 Rataan 0,80±0,03 1,07 ± 0,07 1,56±0,19 1,84±0,13 2,21±0,10 45 ekorliter 1 0,79 1,07 1,54 2,02 2,13 2 0,77 1,12 1,53 2,02 2,12 3 0,71 1,14 1,51 1,95 2,40 Rataan 0,75±0,04 1.11± 0,04 1,53±0,02 2,00±0,04 2,22±0,16 50 ekorliter 1 0,81 1,04 1,42 1,54 1,91 2 0,75 0,99 1,40 1,51 1,94 3 0,74 1,10 1,51 1,63 1,95 Rataan 0,76±0,04 1,04 ± 0,06 1,44±0,06 01,56±0,06 01,93±0,02 Lampiran 3b, Data pertumbuhan panjang mutlak benih lele Sangkuriang dengan lama pemeliharaan 20 hari Perlakuan Pertumbuhan Panjang Mutlak cm Ulangan Ke- Rataan 1 2 3 35 ekorliter 1,55 1,39 1,24 1,39±0,16 40 ekorliter 1,45 1,30 1,31 1,35±0,08 45 ekorliter 1,62 1,15 1,23 1,33±0,25 50 ekorliter 1,11 1,20 1,21 1,17±0,06 Lampiran 3c, Tabel analisis ragam ANOVA pertumbuhan panjang harian Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 0.137 3 0.046 2.632 0.122 Within Groups 0.139 8 0.017 Total 0.276 11 Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan perbedaan padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang mutlak Lampiran 4. Data dan analisis data derajat kelangsungan hidup benih ikan lele Lampiran 4a, Data jumlah benih lele dengan lama pemeliharaan 20 hari, Perlakuan Ulangan Jumlah Tebar ekor Kematian ekor Jumlah Panen ekor SR 35 ekorliter 1 1764 334 1430 81,07 2 1764 355 1409 79,88 3 1764 449 1315 74,55 40 ekorliter 1 2016 412 1604 79,56 2 2016 315 1701 84,38 3 2016 405 1611 79,91 45 ekorliter 1 2268 318 1950 85,98 2 2268 385 1883 83,02 3 2268 483 1785 78,70 50 ekorliter 1 2520 820 1700 67,46 2 2520 959 1561 61,94 3 2520 806 1714 68,02 Lampiran 4c, Data derajat kelangsungan hidup benih lele Sangkuriang dengan dan tabel analisis ragam derajat kelangsungan hidup, Perlakuan Derajat Kelangsungan Hidup Ulangan ke- Rataan 1 2 3 35 ekorliter 81,07 79,88 74,55 78,50±3,47 40 ekorliter 79,56 84,38 79,91 81,82±2,69 45 ekorliter 85,98 83,02 78,7 82,57±3,66 50 ekorliter 67,46 61,94 68,02 65±3,36 Lampiran 4d, Analisis Ragam ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 530.608 3 176.869 16.089 .001 Within Groups 87.948 8 10.993 Total 618.556 11 Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan perbedaan padat penebaran berpengaruh nyata terhadap derajat kelangsungan hidup Lampiran 5. Data dan analisis data koefisien kaeragaman panjang benih ikan lele Lampiran 5a, Data analisis koefisien keragaman panjang benih ikan lele dengan lama pemeliharaan 20 hari Perlakuan Koefisien keragaman panjang Ulangan ke- Rataan 1 2 3 35 ekorliter 14,64 13,12 12,95 13,57±0,93 40 ekorliter 16,01 11,58 11,05 12,88±2,72 45 ekorliter 8,30 10,38 9,21 9,30±1,05 50 ekorliter 16,82 15,79 12,62 15,08±2,19 Lampiran 5b, Tabel analisis ragam ANOVA nilai koefisien keragaman panjang Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 54.061 3 18.020 5.090 .029 Within Groups 28.325 8 3.541 Total 82.386 11 Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan perbedaan padat penebaran berpengaruh nyata terhadap koefisien keragaman panjang Lampiran 6a, Data feed conversion ratio FCR pakan benih ikan lele dan analisis ragam nilai FCR pakan, Perlakuan Nilai FCR Pakan Ulangan Ke- Rataan 1 2 3 35 ekorliter 1,38 2,18 2,13 1,90 ± 0,45 40 ekorliter 2,08 1,82 2,27 2,06 ± 0,22 45 ekorliter 2,45 2,76 1,91 2,37 ± 0,43 50 ekorliter 2,60 2,54 2,44 2,52± 0,08 Lampiran 6b, Analisis Ragam ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups .746 3 .249 2.243 .161 Within Groups .887 8 .111 Total 1.633 11 Kesimpulan: P0,05, berarti perlakuan perbedaan padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap feed convertion ratio FCR Lampiran 7. Data uji kualitas air Lampiran 7a, Data oksigen terlarut mgliter Perlakuan Uji ke- I II III IV V Sebelum Ganti Air 35 ekorliter 2,77 1,81 1,21 1,12 2,53 2,60 1,12 1,03 2,09 3,06 3,23 2,56 2,12 1,82 2,72 Rata-rata 2,87 1,83 1,45 1,68 2,77 40 ekorliter 2,79 1,03 1,14 2,09 2,92 2,60 2,77 2,04 2,64 2,46 2,27 2,33 2,11 2,19 2,73 Rata-rata 2,55 2,04 1,76 2,31 2,70 45 ekorliter 2,56 0,98 1,11 1,85 2,80 1,98 1,18 1,24 2,40 2,54 2,98 2,11 2,21 2,29 3,45 Rata-rata 2,51 1,42 1,52 2,18 2,93 50 ekorliter 2,15 0,72 1,18 1,61 2,68 2,97 2,23 1,93 2,59 2,96 3,16 1,60 1,56 1,76 3,34 Rata-rata 2,76 1,52 1,56 1,99 2,99 Tandon 3,55 3,50 3,19 3,18 4,17 Setelah Ganti Air 35 ekorliter 3,26 3,66 3,32 3,23 4,39 40 ekorliter 3,45 3,69 3,24 3,14 4,68 45 ekorliter 3,27 3,87 3,28 3,09 4,37 50 ekorliter 3,68 3,67 3,31 3,11 4,29 Lampiran 7b, Data pH Perlakuan Uji ke- I II III IV V Sebelum Ganti Air 35 ekorliter 6,99 6,54 6,62 6,82 6,98 7,15 6,88 6,65 6,87 7,04 6,89 7,19 6,25 7,29 7,11 7,01 6,87 6,51 6,99 7,04 40 ekorliter 7,04 7,07 6,75 7,05 6,98 7,13 7,04 6,86 7,12 7,17 7,06 7,20 6,82 7,12 7,14 7,08 7,10 6,81 7,10 7,10 45 ekorliter 7,06 6,86 6,75 6,96 7,03 6,88 6,81 6,68 7,09 7,12 6,96 7,04 6,87 7,14 7,18 6,97 6,90 6,77 7,06 7,11 50 ekorliter 7,11 6,53 6,70 6,95 7,07 7,14 7,11 6,76 7,24 7,18 6,99 6,97 6,62 7,09 7,01 7,08 6,87 6,69 7,09 7,09 Lanjutan Lampiran 7b, Data pH Perlakuan Uji ke- I II III IV V Tandon 7,48 7,31 7,42 7,22 7,08 Setelah Ganti Air 35 ekorliter 7,40 7,63 7,51 7,15 7,43 40 ekorliter 7,54 7,54 7,43 7,13 7,34 45 ekorliter 7,16 7,56 7,42 7,21 7,55 50 ekorliter 7,23 7,59 7,44 7,24 7,45 Lampiran 7c, Data amonia mgliter Perlakuan Uji ke- I II III IV V Sebelum Ganti Air 35 ekorliter 0,992 1,216 1,597 0,958 1,607 1,454 1,044 1,221 0,887 1,326 1,245 1,316 1,369 1,102 1,202 40 ekorliter 1,278 1,164 1,364 1,431 1,507 1,254 1,454 1,578 1,144 0,925 0,982 1,345 1,335 0,763 0,939 45 ekorliter 1,273 1,445 1,731 1,183 1,454 1,636 0,973 1,535 0,825 0,968 1,512 1,049 1,369 0,954 0,958 50 ekorliter 1,712 1,497 1,345 1,059 0,782 1,888 1,187 1,569 1,106 0,835 1,631 1,040 1,140 0,839 1,822 Tandon 0,069 0,078 0,086 0,105 0,081 Setelah Ganti Air 35 ekorliter 0,146 0,098 0,123 0,099 0,137 40 ekorliter 0,167 0167 0,170 0,071 0,369 45 ekorliter 0,178 0,169 0,118 0,071 0,142 50 ekorliter 0,181 0,178 0,128 0,076 0,208 Lampiran 7d, Data alkalinitas mgliter CaCO 3 Perlakuan Uji ke- I II III IV V Sebelum Ganti Air 35 ekorliter 48,00 48,00 36,00 40,00 24,00 40,00 44,00 36,00 68,00 24,00 44,00 48,00 32,00 76,00 24,00 40 ekorliter 48,00 44,00 28,00 80,00 32,00 40,00 40,00 36,00 72,00 28,00 44,00 40,00 28,00 40,00 28,00 45 ekorliter 48,00 40,00 36,00 68,00 28,00 44,00 36,00 32,00 76,00 24,00 52,00 40,00 28,00 56,00 28,00 50 ekorliter 44,00 48,00 28,00 84,00 20,00 44,00 44,00 40,00 72,00 44,00 48,00 40,00 32,00 36,00 24,00 Tandon 44,80 56,00 44,80 44,80 56,00 Setelah Ganti Air 35 ekorliter 44,80 56,00 44,80 40 ekorliter 50,40 61,60 44,80 45 ekorliter 39,20 50,40 44,80 50 ekorliter 50,40 56,00 39,20 Lampiran 8. Data analisis usaha Lampiran 8a, Tabel investasi Komponen Satuan Jml Harga Satuan Jumlah biaya Umur teknis tahun Nilai Sisa Penyusutan Tandon Unit 1 Rp 1.500.000 Rp 1.500.000 5 Rp 500.000 Rp 200.000 Akuarium Unit 12 Rp 120.000 Rp 1.440.000 5 Rp 576.000 Rp 172.800 Rak Unit 2 Rp 1.000.000 Rp 2.000.000 5 Rp 800.000 Rp 240.000 Blower Unit 1 Rp 690.000 Rp 690.000 5 Rp 69.000 Rp 124.200 Set Aerasi Unit 1 Rp 250.000 Rp 250.000 5 Rp 25.000 Rp 45.000 Pompa Unit 2 Rp 330.000 Rp 660.000 3 Rp 66.000 Rp 198.000 Selang M 20 Rp 6.000 Rp 120.000 5 Rp 6.000 Rp 22.800 Corong Unit 2 Rp 6.500 Rp 13.000 2 Rp 650 Rp 6.175 Serokan Unit 12 Rp 10.000 Rp 120.000 2 Rp - Rp 60.000 Ember Unit 10 Rp 20.000 Rp 200.000 2 Rp - Rp 100.000 Strimin M 7 Rp 7.000 Rp 49.000 2 Rp - Rp 24.500 Termometer Unit 12 Rp 5.000 Rp 60.000 2 Rp - Rp 30.000 Terminal Unit 4 Rp 25.000 Rp 25.000 2 Rp - Rp 12.500 Busa M 2 Rp 20.000 Rp 40.000 2 Rp - Rp 20.000 Heater Unit 12 Rp 30.000 Rp 360.000 2 Rp - Rp 180.000 Total Rp 7.527.000 Rp 1.235.975 Lampiran 8b, Tabel Biaya operasional tetap Komponen Satuan Jumlah Harga Satuan Jumlah biaya 35 ekorliter 40 ekorliter 45 ekorliter 50 ekorliter Sewa Bangunan unit 1 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Rp1.000.000 Listrik bulan 12 Rp5.131.636 Rp5.131.636 Rp5.131.636 Rp5.131.636 Rp5.131.636 Tenaga Kerja orang 1 Rp4.200.000 Rp4.200.000 Rp4.200.000 Rp4.200.000 Rp4.200.000 Total Rp10.331.636 Rp10.331.636 Rp10.331.636 Rp10.331.636 Lampiran 8c, Biaya operasional tidak tetap variabel A, Biaya Benih  Harga benih Rp 7,00 per ekor  A = Jumlah benih  Padat penebaran 35 ekorliter sebanyak 1764 ekorakuarium  Padat penebaran 40 ekorliter 2016 ekorakuarium  Padat penebaran 45 ekorliter 2268 ekorakuarium  Padat penebaran 50 ekorliter 2520 ekorakuarium  B = Jumlah akuarium 12 unit  1 tahun dilakukan 14 siklus produksi  Contoh perhitungan : Biaya benih per tahun = harga benih x A1xB x 14 siklusth = Rp, 7,00 x 1764x12 ekorsiklus x 14 siklusth = Rp 2.074.464 per tahun Tabel A. Biaya benih per tahun Perlakuan Ulangan I II III 35 ekorliter Rp 2.074.464 Rp 2.074.464 Rp 2.074.464 40 ekorliter Rp 2.370.816 Rp 2.370.816 Rp 2.370.816 45 ekorliter Rp 2.667.168 Rp 2.667.168 Rp 2.667.168 50 ekorliter Rp 2.963.520 Rp 2.963.520 Rp 2.963.520 B. Biaya Pakan  Harga Pakan cacing sutra Rp 8,000,00takar 1 takar : ± 1000 gram  A = Jumlah kebutuhan pakan  Padat penebaran 35 ekorliter sebanyak 350 gramakuarium  Padat penebaran 40 ekorliter sebanyak 450 gramakuarium  Padat penebaran 45 ekorliter sebanyak 550 gramakuarium  Padat penebaran 50 ekorliter sebanyak 650 gramakuarium  B = Jumlah akuarium 12 unit  1 tahun dilakukan 14 siklus produksi  Contoh perhitungan perlakuan padat penebaran 35 ekorliter  Biaya pakan per tahun = Kebutuhan pakan = Rp,8,000,00 x 3501000 kgsiklus x 12 x 14 siklusth = Rp 470.400 per tahun Tabel B. Biaya pakan cacing sutra per tahun Perlakuan Ulangan I II III 35 ekorliter Rp 470.400 Rp 470.400 Rp 470.400 40 ekorliter Rp 604.800 Rp 604.800 Rp 604.800 45 ekorliter Rp 739.200 Rp 739.200 Rp 739.200 50 ekorliter Rp 873.600 Rp 873.600 Rp 873.600 C. Biaya Packing Asumsi : untuk setiap 1000 ekor ikan lele  Biaya Panen Rp 2,000,00  A = Biaya Plastik dan karet Rp 500,00,  B = Biaya gas Rp 500,00  Jumlah ikan Tabel D1  Contoh perhitungan perlakuan WE 50 ulangan I: Biaya packing per tahun = A+B+2000 x 240.240 ekor1000 ekor = Rp 3000,00 x 240,24 = Rp 720.720 Tabel D1. Jumlah ikan panen per tahun ekor Perlakuan Ulangan I II III 35 ekorliter 240.240 270.528 252.480 40 ekorliter 307.968 326.592 309.312 45 ekorliter 374.400 361.536 342.720 50 ekorliter 326.400 299.712 329.088 Tabel D2. Biaya packing ikan per tahun Rp Perlakuan Ulangan I II III 35 ekorliter Rp 720.720 Rp 710.136 Rp 662.760 40 ekorliter Rp 808.416 Rp 857.304 Rp 811.944 45 ekorliter Rp 982.800 Rp 949.032 Rp 899.640 50 ekorliter Rp 856.800 Rp 786.744 Rp 863.856 ii ABSTRAK TYAS PUTERI TAHIRA. Kinerja produksi pendederan lele sangkuriang Clarias sp. pada padat penebaran 35, 40, 45 dan 50 ekorliter dengan ketinggian media 30 cm. Dibimbing oleh DADANG SHAFRUDDIN dan YANI HADIROSEYANI . Ikan lele merupakan komoditas yang memiliki prospek pasar yang cerah dan dapat dipelihara dengan kepadatan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan padat tebar yang optimal dan efisien diantara 35, 40, 45, dan 50 ekorliter pada produksi benih lele ukuran 2-3 cm dengan ketinggian air 30 cm melalui kajian parameter biologi, kualitas air dan ekonomi. Penelitian ini meliputi tahap persiapan, rancangan percobaan, pemeliharaan ikan, pengamatan dan analisi data. Ikan yang digunakan adalah benih lele Sangkuriang dengan panjang rata-rata 0,77±0,03 cm dan bobot rata-rata 0,003±0,001 gram. Benih dipelihara dengan padat penebaran yang berbeda. Tahap pemeliharaan dan pengumpulan data dilakukan dengan mengamati kelangsungan hidup ikan dan mengamati pertumbuhan ikan selama 20 hari. Hasil penelitian menunjukkan padat penebaran 45 ekorliter merupakan padat penebaran yang optimal dengan derajat kelangsungan hidup SR sebesar 82,57±3,66; laju pertumbuhan spesifik SGR sebesar 21,33±1,15; pertumbuhan bobot harian GR sebesar 0,0062±0,0015 gramhari; yield sebesar 11,60±2,23 gramhari; pertumbuhan panjang mutlak sebesar 1,17±0,06 cm; nilai koefisien keragaman panjang sebesar 9,30±1,05; nilai feed convertion rates FCR sebesar 1,94±0,35; keuntungan senilai Rp2.945.772; RC senilai 1,20. BEPp sebesar Rp 15.031.828; BEPu sebesar 207.933 ekor; serta payback period selama 31 bulan. Perbedaan padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap GR, pertumbuhan panjang mutlak dan FCR. Namun berpengaruh nyata terhadap SR, yield, dan koefisien keragaman panjang. Kualitas air selama percobaan masih berada dalam kisaran optimum bagi pertumbuhan benih ikan lele Sangkuriang . Pendederan ikan lele sebaiknya dilakukan pada ketinggian air 30 cm dengan kepadatan ikan 45 ekorliter yang dipelihara dalam lingkungan yang baik dan pakan yang tercukupi. Kata kunci: ikan lele, padat penebaran, produksi iii ABSTRACT TYAS PUTERI TAHIRA. Performance of nursery production Sangkuriang catfish Clarias sp. at stocking density 35, 40, 45 dan 50 fishlitre in medium height of 30 cm. Supervised by DADANG SHAFRUDDIN and YANI HADIROSEYANI . Clarias is generally considered to be one of the most important species in which aquaculture due to its potential on high fecundity rate. The objective of this experiment was to find the most optimal and efficient stocking density of Clarias sp. at 35, 40, 45, dan 50 fishlitre to produce fingerlings of Clarias sp. of length 2-3 cm in medium height 30 cm with study of biology, water quality and economic. The experiment consisted of preparation, experimental design, rearing of fry, observation and data analizing. Clarias sp. fry of average weight 0,003±0,001 gram and standard length 0,77±0,03 cm were stocked in experimental tanks at 35, 40, 45 and 50 fishlitre. Monitoring of growth and dead fish were picked daily and recorded. It was conducted for the period of three weeks. The result of this study shown that Clarias sp. can be efficiently grown at density as high as 45 fishlitre with survival rate SR of 82,57±3,66; spesific growth rate SGR of 21,33±1,15; growth rate GR of 0,0062±0,0015 gramday; yield of 11,60±2,23 gramday; length growth of 1,17±0,06 cm; diversity coefficient of length of 9,30±1,05; feed convertion rates FCR of 1,94 ±0,35; profit index Rp 2.245.772; RC 1,14. Break event point: BEP in price Rp15.731.828; BEP in units 208.061 fish; and payback period 31 month. growth rate, length and FCR were no significant different p0.05 among the treatments. However the study has shown that SR, yield, dan diversity coefficient of length were significantly different p0.05 in all the treatment. Since the whole aim at growing fish at different stocking density is to achieve the best growth for profit maximization to the farmer, this study has demonstrated that Clarias sp. can be grown at density as high as 45 fishlitre in medium height 30 cm as long as there is good water quality and adequate feeding. Keyword: Clarias sp., stocking density, production i KINERJA PRODUKSI PENDEDERAN LELE SANGKURIANG Clarias sp. PADA PADAT PENEBARAN 35, 40, 45 DAN 50 EKORLITER DENGAN KETINGGIAN MEDIA 30 CM TYAS PUTERI TAHIRA SKRIPSI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lele merupakan salah satu ikan yang banyak dikonsumsi masyarakat saat ini. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan permintaan jumlah lele konsumsi mulai tahun 2006 hingga 2008 secara berturut-turut, yaitu dari 77.272 ton per tahun, 91.735 ton per tahun, hingga meningkat 108.200 ton per tahun Anonim, 2009. Permintaan pasar tersebut dapat terpenuhi apabila suplai benih untuk kegiatan pembesaran tersedia dalam jumlah yang banyak dan kontinu. Namun hingga dewasa ini permintaan akan benih lele belum dapat terpenuhi dengan baik, terlihat dari adanya kekurangan jumlah pasokan benih lele daerah Jawa Barat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Catfish Club Indonesia 2009, yang menyatakan bahwa rata-rata permintaan benih lele di Jawa Barat dapat mencapai 800.000 ekor per hari, namun produksi yang dapat dilakukan daerah tersebut rata- rata hanya mencapai 600.000 ekor per hari. Informasi tersebut menunjukkan bahwa diperlukan upaya untuk meningkatkan produksi benih ikan lele khususnya di daerah Jawa Barat. Salah satu upaya peningkatan produksi ikan lele tersebut dapat dilakukan dengan budidaya intensif, yakni dengan padat penebaran tinggi. Beberapa penelitian pun telah dilakukan untuk mendukung upaya tersebut, salah satunya oleh Witjaksono 2009 dengan metode sistem ketinggian air yang optimal untuk pertumbuhan ikan lele khususnya ukuran benih dengan padat penebaran tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diketahui bahwa ketinggian media yang optimal adalah 30 cm dengan padat tebar 40 ekorliter. Penerapan teknologi yang dilakukan oleh Witjaksono 2009 tersebut dapat meningkatkan produksi benih lele Sangkuriang hingga 4 kali lipat dari produksi petani pada umumnya yang hanya menebar benih sebanyak 50 ekorm 2 dengan ketinggian media 15-20 cm atau sebanyak 8-10 ekorliter AGRINA, 2007. Selain itu, penerapan teknologi yang digunakan oleh Witjaksono 2009 juga dapat mencapai derajat mempertahankan kelangsungan hidup benih lele hingga 90 dengan lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan lele. Oleh karena itu, produktivitas benih pada ketinggian 30 cm ini masih dapat ditingkatkan melalui peningkatan padat penebaran. Walaupun demikian, menurut Rahman et al. 2005 peningkatan padat penebaran dapat mempengaruhi pertumbuhan. Pertumbuhan dipengaruhi padat penebaran karena sejalan dengan peningkatan padat penebaran maka pembuangan metabolit akan semakin tinggi sehingga kualitas air akan menurun dan tidak dapat mendukung pertumbuhan ikan, seperti yang dikemukakan Suresh dan Lin 1992 bahwa kualitas air menurun seiring peningkatan padat tebar yang diikuti dengan penurunan tingkat pertumbuhan. Selain itu, menurut Hecht dan Appelbaum 1987 diketahui bahwa sejalan dengan peningkatan kepadatan, mortalitas benih ikan lele akibat kanibalisme akan lebih besar dibandingkan penyebab lainnya. Dengan demikian dalam upaya meningkatkan produktivitas pendederan benih lele perlu diketahui padat penebaran optimal.

1.2 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kinerja produksi benih lele Sangkuriang ukuran 2-3 cm, pada padat tebar yang optimal dan efisien. Padat tebar yang diujikan adalah 35, 40, 45 dan 50 ekorliter dalam media pemeliharaan dengan ketinggian air 30 cm. Parameter yang diamati meliputi parameter biologi, kualitas air dan ekonomi.