Persiapan Pemeliharaan Ikan Pengamatan

II. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

2.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2011 bertempat di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur, pengambilan data penunjang dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

2.2 Metode Penelitian

2.2.1 Rancangan Percobaan

Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perlakuan perbedaan padat tebar dengan ketinggian permukaan air 30 cm di dalam akuarium pemeliharaan. Perlakuan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perlakuan pertama menggunakan padat tebar 35 ekorliter PT-35 2. Perlakuan kedua menggunakan padat tebar 40 ekorliter PT-40 3. Perlakuan ketiga menggunakan padat tebar 45 ekorliter PT-45 4. Perlakuan keempat menggunakan padat tebar 50 ekorliter PT-50 Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap RAL terdiri dari empat perlakuan padat tebar masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Model percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Yij = µ + σi + εij Steel dan Torie 1982 Keterangan: Yij = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-I dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah dari pengamatan σi = Pengaruh aditif dari perlakuan ke-i εij = Galat pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j Parameter yang diamati selama penelitian meliputi derajat kelangsungan hidup SR, pertumbuhan panjang dan bobot, koefisien keragaman dan jumlah pakan.

2.2.2 Prosedur Penelitian

2.2.2.1 Persiapan

Penelitian ini meliputi tahap persiapan wadah yang dilakukan dengan cara sterilisasi akuarium pemeliharaan 60 x 28 x 35 cm menggunakan larutan kaporit 30 ppm dan diaerasi kuat 24 jam. Akuarium kemudian dibilas dan diisi air setinggi 30 cm dengan volume sebanyak 50,4 liter. Akuarium yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 12 buah. Setiap akuarium perlakuan dipasang aerasi untuk mempertahankan distribusi oksigen yang baik dalam media selama masa pemeliharaan. Suhu setiap perlakuan dijaga pada kisaran 28-30 o C dengan pemasangan heater di setiap akuarium yang dilengkapi dengan termometer, dengan tujuan agar perubahan suhu tidak signifikan akibat pergantian air atau perubahan suhu siang-malam. Sebelum penebaran, setiap media perlakuan diberi garam sebanyak 3 ppt.

2.2.2.2 Pemeliharaan Ikan

Benih yang digunakan adalah benih lele Sangkuriang yang berumur 8 hari dengan rata-rata ukuran panjang 0,77±0,03 cm. Lama pemeliharaan benih tersebut adalah 20 hari hingga ukuran 2-3 cm. Jumlah benih yang digunakan untuk perlakuan PT-35 sebanyak 5292 ekor, perlakuan PT-40 sebanyak 6048 ekor, perlakuan PT-45 sebanyak 6804 ekor dan perlakuan PT-50 sebanyak 7560 ekor. Sampling awal dilakukan pada saat penebaran benih dengan mengukur berat dan panjang benih ikan lele. Pakan yang diberikan berupa pakan alami, yaitu cacing sutra yang dicincang dan diberikan secara at satiation, yaitu pemberian pakan sekenyang- kenyangnya pada ikan. Frekuensi pemberian pakan dilakukan 4 kali sehari, yaitu pukul 09.00, 12.00, 16.00 dan 20.00 WIB. Setiap pagi hari yaitu pukul 07.00 WIB dilakukan pergantian air sebanyak 100 setiap akuarium untuk menjaga kualitas air. Pergantian air 100 dilakukan pengurangan air sekitar 85 dan selanjutnya dilakukan flowtrough sampai air akuarium tergantikan 100.

2.2.2.3 Pengamatan

Pengamatan dilakukan terhadap beberapa parameter yaitu berat, panjang, dan jumlah ikan yang mati serta kualitas air, diamati selama masa pemeliharaan. Pengamatan dilakukan selama kurang lebih dua minggu. Untuk mengetahui laju pertumbuhan dilakukan pengambilan contoh sampling setiap 5 hari sekali dengan cara menimbang bobot dan mengukur panjang ikan. Setiap sampling, larva ikan lele yang diambil sebanyak 10 ekorakuarium. Sedangkan tingkat kelangsungan hidup dapat diketahui dengan cara menghitung jumlah ikan yang mati setiap harinya selama masa pemeliharaan. Pengukuran kualitas air dilakukan saat dilakukan sampling pertumbuhan pada ikan uji. Sampling dilakukan 5 kali selama penelitian. Uji kualitas air yang diamati antara lain adalah suhu, konsentrasi oksigen terlarut DO, pH, amonia, dan alkalinitas. Air sampel yang diujikan merupakan air pemeliharaan benih sebelum dan setelah pergantian air dari setiap perlakuan.

2.3 Pengumpulan dan Pengolahan Data