Selektivitas Alat Penangkapan Ikan Sumberdaya Perikanan

11

2.2 Selektivitas Alat Penangkapan Ikan

Selektivitas adalah sifat dari suatu alat tangkap dalam menangkap ukuran dan jenis ikan tertentu dalam suatu populasi Astrini, 2004. Selektivitas alat tangkap tersusun oleh dua karakter, yaitu selektivitas ukuran size selectivity dan selektivitas spesies species selectivity. Selektivitas ukuran merupakan karakter dari suatu alat tangkap untuk menangkap ikan berukuran tertentu dengan kemungkinan yang tidak tetap pada populasi ikan hasil tangkapan yang berbeda, sedangkan selektivitas spesies adalah karakter dari alat tangkap untuk menangkap ikan dari spesies tertentu dengan kemungkinan yang tidak tetap pada populasi spesies hasil tangkapan yang bervariasi Matsuoka, 1997 vide Astrini, 2004. Alat tangkap yang termasuk dalam kategori alat non selektif adalah alat-alat yang dalam operasi penangkapannya membentuk kantong misalnya trawl, purse seine dan lain-lain. Untuk alat-alat ini biasanya dianggap bahwa komposisi ukuran ikan yang masuk ke dalam mulut jaring sama dengan pada sekitar alat tersebut. Oleh karena itu, menjadi pertanyaan bagaimana ikan dapat lolos melalui mata jaring. Untuk kebanyakan spesies terbukti bahwa lolosnya ikan terjadi melalui cod-end. Dengan demikian, selektivitas alat tersebut dapat diduga baik dengan meletakkan suatu penutup yang bermata jaring lebih kecil di seluruh cod- end atau bagian lain yang tertangkap pada waktu dan tempat yang sama Aziz, 1989.

2.3 Sumberdaya Perikanan

Menurut Subani Barus 1989, pemanfaatan sumberdaya ikan secara optimal tanpa mengganggu kelestariannya akan memberikan dampak positif, yaitu: 1 Meningkatkan devisa negara dari hasil ekspor komoditi perikanan laut, 2 Meningkatkan gizi khususnya protein hewani bagi rakyat, 3 Meningkatkan penghasilan dan pendapatan untuk kesejahteraan nelayan khususnya dan rakyat pada umumnya. Menurut Subani Barus 1989, walaupun sebagian besar komoditi sumberdaya perikanan laut dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kebutuhan hidup terutama dalam peningkatan gizi yang berasal dari protein hewani, namun 12 dalam pengelolaannya perlu adanya prioritas yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan. Prioritas ini terlihat dari sasaran penangkapan yang secara berurut dapat dikemukakan sebagai berikut: 1 Udang, merupakan komoditi ekspor perikanan utama, 2 Tuna dan cakalang, merupakan komoditi ekspor setelah udang, 3 Komoditi perikanan lainnya, yaitu: 1 Ikan kakap, kerapu, baronang, tenggiri dan ikan hias laut, 2 Krustasea terutama udang barong, kepiting dan rajungan, 3 Moluska, misalnya cumi-cumi, tiram mutiara dan kerang-kerangan, 4 Holothuria, seperti teripang, 5 Coelenterata, seperti ubur-ubur, 6 Rumput laut. Menurut Monintja 1989 vide Yuliana 2009, sumberdaya perikanan di laut dapat digolongkan dalam 5 kelompok besar, yaitu: 1 Ikan Jenis ikan yang hidupnya di lapisan dasar perairan disebut ikan demersal. Contohnya ikan sebelah, ikan lidah, manyung beloso, biji nangka, ikan gerot- gerot, ikan bambangan, kerapu, kakap, kurisi, cucut, pari, bawal hitam dan bawal putih. Ikan pelagis adalah ikan yang hidupnya di lapisan permukaan air. Contohnya ikan layang, selar, belanak, julung-julung, teri, tembang, lemuru, layur, tuna, cakalang, tongkol dan lain-lain. 2 Hewan berkulit keras Yang termasuk hewan berkulit keras adalah rajungan, kepiting, udang barong, udang windu, udang putih dan udang dogol. 3 Hewan lunak Yang termasuk hewan lunak adalah tiram, simping, remis, kerang darah, cumi- cumi, sotong, gurita dan lain-lain. 4 Hewan lainnya Yang termasuk hewan lainnya adalah penyu, teripang, ubur-ubur dan lain-lain. 5 Tanaman air Yang termasuk tanaman air adalah rumput laut. 13 Walaupun sebagian besar komoditi sumberdaya perikanan laut dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kebutuhan hidup terutama dalam peningkatan gizi yang berasal dari protein hewani, namun dalam pengelolaannya perlu adanya prioritas yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan Subani dan Barus, 1999. Menurut Manalu 2003, ditinjau dari pemanfaatannya hasil tangkapan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1 Hasil tangkapan utama target catch Hasil tangkapan utama adalah komponen dari stok ikan yang utama dicari dari operasi penangkapan. 2 Hasil tangkapan sampingan by-catch target Hasil tangkapan sampingan adalah ikan non target yang tertangkap dalam operasi penangkapan. Tertangkapnya spesies ikan non target ini dapat disebabkan karena adanya tumpang tindih habitat antara ikan target dan non target serta kurang selektifnya alat tangkap yang digunakan. Menurut Hall 1999, kategori hasil tangkapan sampingan by-catch dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: 1 Spesies yang kebetulan tertangkap accidental catch, yaitu hasil tangkapan yang sekali-kali tertahan tertangkap dan bukan merupakan spesies target dari operasi penangkapan. Accidental catch ini ada yang dimanfaatkan oleh nelayan dan ada juga yang dibuang tergantung dari nilai ekonomisnya. 2 Spesies yang dikembalikan ke laut discard catch, yaitu bagian dari hasil tangkapan sampingan yang dikembalikan ke laut karena pertimbangan ekonomi ikan yang tertangkap bernilai ekonomis rendah atau karena spesies yang tertangkap adalah spesies yang dilindungi oleh hukum.

2.4 Trofik Level