Tujuan Manfaat Alat Penangkapan Ikan

3

1.2 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini, adalah: 1 Mendeskripsikan status perikanan tangkap di Bojonegara, Kabupaten Serang; 2 Mengetahui komposisi hasil tangkapan nelayan menurut jenis alat tangkap dan trofik levelnya; 3 Memahami dampak penggunaan suatu alat tangkap terhadap ekosistem keseimbangan jaring makanan.

1.3 Manfaat

Manfaat dari penelitian yang telah dilakukan ini, yaitu: 1 Memberikan informasi ilmiah tentang komposisi hasil tangkapan nelayan di Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten; 2 Menghasilkan salah satu informasi dalam kerangka pengelolaan perikanan berbasis ekosistem di wilayah penangkapan. 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Penangkapan Ikan

Alat penangkapan ikan adalah alat atau peralatan yang digunakan untuk menangkap atau mengumpulkan ikan Diniah, 2008. Timbulnya banyak jenis alat tangkap dan teknologi penangkapan yang berbeda-beda tidak terlepas karena lautan Indonesia yang beriklim tropis memiliki banyak sekali jenis ikan, udang maupun biota laut lainnya yang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Di samping itu kondisi dan topografi dasar perairan daerah satu dengan lainnya berbeda sehingga menjadi salah satu faktor timbulnya banyak jenis alat tangkap. Namun sebagian dari jenis biota lain yang tidak termasuk sasaran penangkapan, kadangkala secara tidak sengaja ikut tertangkap pula. Contoh yang paling jelas adalah penggunaan pukat udang, dimana semua biota dasar ikut tertangkap Subani Barus, 1989. Alat-alat penangkapan harus dikembangkan sedemikian rupa agar semakin selektif dan aman terhadap lingkungan hidup sehingga dapat mempertahankan keanekaragaman jenis dan populasi ikan. Upaya untuk mempertahankan keanekaragaman jenis di dalam suatu ekosistem dan ikan yang dimanfaatkan oleh manusia merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ekosistem secara keseluruhan. Dengan demikian, karena ikan di laut selalu ditangkap dengan jaring atau alat lainnya, maka selalu terdapat kemungkinan dimana jenis ikan-ikan lain tidak sengaja tertangkap oleh jaring, bahkan tidak jarang pula mengalami kematiannya dengan percuma. Insiden-insiden tersebut hendaknya dihindari atau dikurangi kemungkinan terjadinya Barani, 2006. Menurut Purbayanto et al. 2010 penggunaan setiap jenis teknologi penangkapan ikan mulai dari yang sederhana hingga modern sedikit atau banyak akan memberikan dampak negatif terhadap sumberdaya ikan dan lingkungan perairan. Besarnya dampak yang ditimbulkan secara umum sangat tergantung dari 4 faktor utama, yaitu: 1 Daya tangkap fishing power Daya tangkap dari suatu alat tangkap ditentukan oleh dimensi, metode pengoperasian dan tingkat selektivitas dari alat tangkap tersebut. 5 2 Intensitas penangkapan Intensitas ditentukan oleh durasi atau frekuensi operasi penangkapan ikan yang dilakukan di suatu perairan. 3 Bahan atau material dari komponen alat tangkap Jenis bahan atau material dari komponen alat tangkap dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Sebagai contoh penggunaan material sintesis yang tidak dapat didaur ulang secara alami dan penggunaan material dari bahan-bahan alami seperti batu karang dan kayu mangrove yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem pantai dan jelas-jelas dilarang. 4 Lokasi pengoperasian alat tangkap Lokasi penangkapan ikan akan menentukan tingkat interaksikontak alat tangkap dengan habitat perairan, sebagai contoh lokasi terumbu karang, dasar perairan, kolom perairan atau permukaan perairan memiliki dampak yang tidak sama akibat suatu aktivitas penangkapan ikan. Meniadakan dampak negatif dari kegiatan penangkapan terhadap sumberdaya ikan dan lingkungan perairan merupakan suatu hal yang sangat sulit dilakukan. Namun, upaya mengurangi atau meminimalisasi dampak penangkapan ikan merupakan suatu keniscayaan. Besar dan kecilnya upaya tersebut sangat bergantung dari tingkat kesadaran dan kemauan dari nelayan dan pengusaha penangkapan serta didukung dengan aturan pemerintah yang dilaksanakan secara konsisten dan tegas. Kode tindak perikanan bertanggung jawab adalah suatu tuntutan global untuk mewujudkan kegiatan perikanan tangkap yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan melalui perbaikan selektivitas alat tangkap dan survival ikan-ikan bukan target penangkapan yang lolos dari alat tangkap Purbayanto et al., 2010. Menurut Purbayanto et al. 2010, teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan diklasifikasikan sebanyak 14 kriteria, yaitu: 1 Nelayan terlatih yang memahami dan menerapkan konsep efisiensi dan konservasi; 2 Tidak membahayakan nelayan dan orang lain di laut; 3 Sesuai dengan peraturan yang berlaku; 4 Hemat energi; 6 5 Tidak menimbulkan polusi; 6 Terbuat dari bahan yang pengadaannya tidak merusak lingkungan atau ekosistem yang dilindungi; 7 Selektif, yaitu ikan yang tertangkap seragam dan sesuai ukuran yang ditetapkan; 8 Ikan yang tertangkap legal; 9 Potensi hilangnya alat tangkap ghost fishing yang rendah; 10 Memanfaatkan ikan secara maksimum; 11 Menjamin survival dari ikan dan biota laut yang dikembalikan ke laut discards; 12 Tidak menangkap jenis ikan yang dilindungi; 13 Tidak merusak lingkungan perairan dan habitat; 14 Tidak menimbulkan konflik dengan kegiatan lainnya. Alat penangkapan ikan yang dominan dioperasikan di Kabupaten Serang yaitu payang, pancing dan jaring insang DKP Kabupaten Serang, 2009. 1 Payang Payang termasuk ke dalam klasifikasi pukat kantong. Payang adalah pukat kantong lingkar yang secara garis besar terdiri dari bagian kantong, badanperut dan kakisayap. Payang mempunyai bagian atas mulut jaring yang menonjol ke belakang. Hal ini dikarenakan payang tersebut umumnya digunakan untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis yang biasanya hidup di bagian atas air dan mempunyai sifat cenderung lari ke lapisan bawah bila telah terkurung jaring. Payang mempunyai bagian bawah mulut jaring lebih menonjol ke depan maka kesempatan lolos menjadi terhalang dan akhirnya masuk ke dalam kantong jaring. Pada bagian bawah kakisayap dan mulut jaring diberi pemberat, sedangkan bagian atas pada jarak tertentu diberi pelampung. Pelampung yang berukuran paling besar ditempatkan di bagian tengah dari mulut jaring. Pada kedua ujung depan kakisayap disambung dengan tali panjang yang umumnya disebut tali selambar Subani Barus, 1989. Desain alat tangkap payang dapat dilihat pada Gambar 1. 7 Sumber: Subani dan Barus, 1989 Gambar 1 Desain dan keadaan payang dalam operasi penangkapan. Penangkapan dengan jaring payang dapat dilakukan baik pada malam maupun pada siang hari. Pada malam hari terutama hari-hari gelap tidak dalam keadaan terang bulan, penangkapan ikan dibantu menggunakan lampu petromak. Sedangkan penangkapan yang dilakukan pada siang hari menggunakan alat bantu payaosrumpon. Namun, penangkapan ikan kadang kala tanpa alat bantu rumpon, yaitu dengan cara menduga-duga di tempat banyaknya ikanmencari gerombolan ikan Subani Barus, 1989. Hasil tangkapan payang terutama jenis-jenis ikan pelagis kecil, seperti ikan layang, selar, kembung, lemuru, tembang dan japuh. Hasil tangkapan sangat tergantung pada keadaan daerah dan banyak sedikitnya ikan yang berkumpul di sekitar rumpon Subani Barus, 1989. Menurut Purbayanto et al. 2010, jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan dengan payang adalah ikan yang hidup bergerombol pada lapisan permukaan perairan, baik yang bergerombol dalam jenis yang sama ataupun dalam jenis berbeda ukuran sama. 8 2 Pancing Hook and lines Pancing adalah salah satu alat tangkap yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu tali line dan mata pancing hook. Tali pancing dapat dibuat dari bahan benang katun, nilon, polyethylin dan plastik senar. Mata pancing dibuat dari kawat baja, kuningan atau bahan lain yang tahan karat. Jumlah mata pancing yang terdapat pada setiap perangkat satuan pancing itu dapat tunggal maupun ganda dua - tiga buah bahkan banyak sekali ratusan sampai ribuan tergantung dari jenis pancingnya. Ukuran mata pancingnya bervariasi, disesuaikan dengan besar kecilnya ikan yang akan ditangkap dipancing Subani Barus, 1989. Pancing memilki komponen-komponen lain seperti gandar atau tangkai pole, rode, pemberat sinker, pelampung float, kili-kili swivel adalah alat penyambung tali pancing dengan tali pancing berikutnya agar tidak mudah terbelit bila pancing dimakan ikan Subani Barus, 1989. Konstruksi alat tangkap pancing dapat dilihat pada Gambar 2. Sumber: Nurhayati, 2006 Gambar 2 Konstruksi pancing ulur. 9 Umpan yang digunakan pada alat tangkap pancing yaitu umpan mati, umpan hidup dan umpan tiruan. Umpan tiruan merupakan umpan palsu yang dapat menarik perhatian ikan. Ikan yang tertangkap pada pancing biasanya terkait di bagian mulutnya. Hal ini terjadi karena ikan terangsang dan tertarik pada umpan, kemudian berusaha menyambarnya yang pada akhirnya terkait Subani Barus, 1989. Dilihat dari cara pengoperasiannya pancing dapat dilabuh pancing ladung, rawai biasa dan rawai cucut, ditarik di belakang perahukapal yang sedang dalam keadaan berjalan trolling baik menelusuri lapisan permukaan air, lapisan tengah pancing cumi-cumi maupun di dasar perairan pancing garit dan dihanyutkan rawai tuna, tuna longline. Penangkapan dengan pancing dapat dilakukan baik pada siang maupun malam hari dan dapat digunakan sepanjang tahun tanpa mengenal musim Subani Barus, 1989. 3 Jaring insang gill net Jaring insang adalah suatu alat tangkap yang berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung, pemberat ris atas dan pemberat ris bawah. Besar mata jaring disesuaikan dengan sasaran yang akan ditangkap. Jaring ini terdiri dari satuan-satuan jaring yang biasa disebut tinting piece. Dalam operasi penangkapan jaring insang terdiri dari beberapa tinting yang digabung menjadi satu sehingga merupakan satu perangkat unit yang panjang. Jaring insang termasuk alat tangkap selektif, besar mata jaring dapat disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan ditangkap Subani Barus, 1989. Konstruksi alat tangkap jaring insang dapat dilihat pada Gambar 3. 10 Sumber: PERMEN No. 08MEN2008 Gambar 3 Konstruksi jaring insang hanyut drift gill net. Dilihat dari cara pengoperasiannya alat tangkap ini dapat dihanyutkan drift gill net, dilabuhkan set gill net dan dilingkarkan encircling gill net. Ikan yang tertangkap biasanya karena terjerat gilled pada bagian belakang lubang penutup insang opecalum, terbelitterpuntal entagled pada mata jaring yang terdiri dari satu lapis, dua lapis maupun tiga lapis Subani Barus, 1989. Jaring insang dioperasikan dengan tujuan menghadang ruaya gerombolan ikan. Pada umumnya ikan-ikan yang menjadi tujuan penangkapan adalah jenis ikan yang baik horizontal migration maupun vertical migration-nya tidak seberapa aktif, dengan perkataan lain migrasi dari ikan-ikan tersebut terbatas pada sutu depthlayer tertentu Subani Barus, 1989. 11

2.2 Selektivitas Alat Penangkapan Ikan