Trofik Level Trofik level hasil tangkapan berdasarkan alat tangkap yang digunakan nelayan di Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten

13 Walaupun sebagian besar komoditi sumberdaya perikanan laut dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kebutuhan hidup terutama dalam peningkatan gizi yang berasal dari protein hewani, namun dalam pengelolaannya perlu adanya prioritas yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan Subani dan Barus, 1999. Menurut Manalu 2003, ditinjau dari pemanfaatannya hasil tangkapan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu: 1 Hasil tangkapan utama target catch Hasil tangkapan utama adalah komponen dari stok ikan yang utama dicari dari operasi penangkapan. 2 Hasil tangkapan sampingan by-catch target Hasil tangkapan sampingan adalah ikan non target yang tertangkap dalam operasi penangkapan. Tertangkapnya spesies ikan non target ini dapat disebabkan karena adanya tumpang tindih habitat antara ikan target dan non target serta kurang selektifnya alat tangkap yang digunakan. Menurut Hall 1999, kategori hasil tangkapan sampingan by-catch dibedakan menjadi dua kategori, yaitu: 1 Spesies yang kebetulan tertangkap accidental catch, yaitu hasil tangkapan yang sekali-kali tertahan tertangkap dan bukan merupakan spesies target dari operasi penangkapan. Accidental catch ini ada yang dimanfaatkan oleh nelayan dan ada juga yang dibuang tergantung dari nilai ekonomisnya. 2 Spesies yang dikembalikan ke laut discard catch, yaitu bagian dari hasil tangkapan sampingan yang dikembalikan ke laut karena pertimbangan ekonomi ikan yang tertangkap bernilai ekonomis rendah atau karena spesies yang tertangkap adalah spesies yang dilindungi oleh hukum.

2.4 Trofik Level

Trofik level adalah posisi suatu organisme dalam jaring makanan Froese Pauly, 2000. Trofik level menunjukkan keberadaan ikan dan organisme lainnya yang masing-masing berperan dalam jaring makanan Stergiou et al., 2007. 14 Struktur trofik adalah hubungan makan-memakan berbagai spesies dalam komunitas. Adapun contoh struktur trofik pada rantai makanan darat dan rantai makanan perairan, seperti pada Gambar 4. Sumber: Michael, 1995 Gambar 4 Struktur trofik pada rantai makanan. Rantai makanan adalah perpindahan energi makanan melalui sederetan makhluk hidup. Umumnya terdapat lebih dari empat atau lima makhluk hidup terkait dalam satu rantai makanan. Rantai-rantai makanan ini tidak merupakan satuan yang terisolasi namun saling berkaitan dalam suatu komunitas. Pola yang demikian disebut jaring makanan. Beberapa tingkatan trofik dapat dikenali dalam setiap jaring makanan Tabel 1. Tabel 1 Tingkatan trofik pada jaring makanan Tingkatan trofik Contoh organisme Produser Tumbuhan hijau Konsumen primer Herbivora Konsumen sekunder Karnivora dan parasit Konsumen tersier Karnivora yang lebih tinggi dan hiperparasit Sumber: Michael, 1995 Suatu spesies tertentu dapat menghuni lebih dari satu tingkatan trofik. Ukuran hewan dalam tingkatan-tingkatan trofik yang berurutan cenderung bertambah Michael, 1995. 15 Menurut Elliot dan Hemingway 2002 faktor-faktor yang mempengaruhi trofik level suatu jenis atau individu ikan, yaitu : 1 Faktor ekstrinsik yaitu faktor lingkungan non-biological Perubahan lingkungan dapat berdampak pada perpindahan makan-memakan spesies ikan yang berbeda. Faktor lingkungan, yaitu: 1 Perubahan geografis pada faktor lingkungan seperti suhu dapat mempengaruhi tingkah laku makan-memakan ikan. Pada sebagian stratifikasi estuari, perubahan ini berkaitan dengan posisi dan peristiwa termoklin. 2 Pedoman hidrografi faktor pasang surut dan lainnya pada faktor lingkungan seperti tingginya pasang surut mempengaruhi ukuran populasi ikan. Kadar salinitas dan oksigen terlarut juga mempengaruhi perilaku makan-memakan ikan. 3 Lokasi yang dikhususkansubstratum pada faktor lingkungan seperti daerah pasang surut dikenal sebagai feeding ground juvenile ikan. 2 Faktor biologi intrinsik, yaitu: 1 Tingkat hidup, termasuk umur dan ukuran yang berbeda Ukuran tubuh merupakan salah satu bagian penting organisme dari sudut pandang ekologi dan evolusioner. Ukuran memiliki pengaruh yang sangat besar pada tingkat kebutuhan energi hewan, dan berpotensi sebagai sumber eksploitasi, serta memberi pengaruh pada musuh alami. 2 Jenis kelamin Pada ikan gobies jantan dari jenis spesies terakhir menunjukkan perubahan dalam diet makanannya selama musim bertelur karena setelah mengkonsumsi sejumlah telur Pomatoschistus, diperkirakan seekor pejantan secara agresif menguasai wilayah tersebut. 3 Ecotrophomorphology Hipotesis ekomorfologi menduga bahwa morfologi berkaitan erat dengan hidup, sehingga dijadikan prediksi model hidup. Berdasarkan hipotesis tersebut, bahan makanan dapat diduga dari morfologi ikan, khususnya dari sifat morfologis tentang makan-memakan seperti ukuran mulut, bentuk rahang dan pertumbuhan gigi. 16 4 Tingkah laku Pandangan terkini dalam makan-memakan ikan berpusat pada teori waktu mencari makan yang optimal atau Optimal Foraging Theory OFT. Teori ini menduga bahwa ikan akan mencari makanan, memilih bahan-bahan makanan jika diberi pilihan dan berhenti makan pada perkiraan waktu pengambilan energi yang maksimal untuk memperkecil energi yang digunakan. Hasilnya, ikan akan memaksimalkan kesehatannya, sehingga reproduksi kehidupannya berlangsung baik. 5 Kompetisi intraspesies dan inter spesies Kompetisi terjadi saat kebutuhan dari dua atau lebih individu terhadap sumber daya tertentu melebihi ketersediaan sumberdaya tersebut di wilayah tempat mereka tinggal atau jika permintaannya tidak dapat melebihi penawaran, mereka saling mempengaruhi satu dan yang lain dalam upaya memperoleh sumberdaya. 6 Pembagian sumber daya Pembagian sumber daya dapat terjadi pada tiga level, yaitu: waktu yang bersifat temporal, wilayah, dan bahan makanan. Oleh karena itu, dalam penentuan ekosistem perlu dianalisa interaksi pola makan antara anggota- anggota yang berbeda dalam satu perkumpulan. 7 Parasit Mikroparasit meliputi virus, bakteri, jamur, serta protozoa dan dicirikan oleh ukurannya yang kecil, masa hidup yang pendek dan kemampuan menggandakan diri dalam inang yang terinfeksi. Organisme tersebut sering berpindah secara lagsung, sehingga ikan yang hidup di wilayah yang padat dan dangkal sangat mudah dimasuki oleh patogen-patogen ini.

2.5 Pendekatan Ekosistem