meminggirkan minoritas, umat tidak seagama, tidak sesuku dianggap orang asing yang harus dihapuskan. Memang begini
adanya, konflik ideologi baik secara terbuka ataupun tertutup ingin mencederai makna keluhuran Ideologi Pancasila, dan
kerekatan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai dua pilar penting negara.
Jika hal tersebut benar adanya terjadi, sebagai akibat masa lalu dan dampak tak langsung globalisasi, maka pluralistik
bangsa tinggalah kenangan. Keberbedaan semacam ini menuntut perpisahan, harusnya keragaman pluralis mendapat
penghormatan. Memang Indonesia rupanya masih berada diambang usia muda demokratisasi, tak menutup kemungkinan
besar didera oleh konflik berkepanjangan, namun pilar kebangsaan harus tetap berdiri. Benang merahnya,
sektarianisme diatas keperbedaan harus teralienasi dari seluruh pihak.
Yang harus dilakukan oleh banyak pihak adalah kesadaran baru yang progresif, bahwa bangsa ini dibangun diatas pilar
Bhinneka Tunggal Ika. Bangsa ini wajibnya dapat mengingat setiap saat, dimana saja, secara benar bahwa
diversity adalah kekayaan, pluralistik menjadi simbol kemajemukan bangsa,
berbeda – beda namun tetap satu jua menjadi semangat untuk menjunjung tinggi keragaman demi kesatuan bangsa.
1.2 Uraian Singkat Gagasan
Pembahasan gagasan mengenai Bhinneka Tunggal Ika sebagai satu dari empat pilar bangsa sebenarnya dilakukan atas
dasar pertimbangan realitas. Dari latar belakang yang sudah terejawantah pada penjelasan sebelumnya. Dapat diperoleh
uraian singkatnya bahwa Bhinneka Tunggal Ika setidaknya tak boleh kehilangan kesakralannya, mengingat bangsa ini sekarang
mulai ‘lupa’ akan adanya keberbedaan diversity diantara orang – orang Indonesia. Realitas seperti ini akan menjadi bumerang
bagi kehancuran negeri sendiri. Maka Indonesia membutuhkan pengingat, yang sewaktu – waktu dapat menjadi kepercayaan
believe saat konflik mendera. Pengingat yang nantinya juga dapat menjadi katalisator keharmonisan diantara keberbedaan
yang harusnya saling menghormati respect keragaman heterogen. Seluruh lapisan masyarakat akan mengerti, bahkan
menghormati antar sesama manusia yang berbeda suku, ras, agama, golongan, meski berada di tempat dan keadaan yang
berbeda. Ini hanyalah ragam. Revitalisasi Etos Bhinneka Tunggal Ika sebagai Perekat Integrasi Bangsa, adalah solusi dari akar
permasalahan bangsa. Inilah kreativitas sesungguhnya yang akan muncul dalam suatu bangsa, dan menjadi tepat pada
waktunya.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan bangsa ditengah problematika berkaitan dengan eksistensi semboyan Bhinneka Tunggal
Ika? 2. Bagaimana upaya untuk mengejawantahkan etos Bhinneka
Tunggal Ika dalam praksis kehidupan berbangsa di Indonesia?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
1. Karya ilmiah berjudul “Revitalisasi Etos Bhinneka Tunggal Ika sebagai Perekat Integrasi Bangsa” disusun dengan
tujuan memenuhi pemaknaan secara individual tentang pentingnya pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Karya ilmiah ini disusun sbeaik mungkin untuk memenuhi tantangan kemajuan jaman yang berdampak pada
rentannya sakralisasi eksistensi pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Karya ilmiah dibuat bertujuan agar Bhinneka Tunggal Ika senantiasa menjadi etos bagi segenap elemen bangsa
bahwa keberbedaan diversity tetaplah menjadi satu kesatuan integrasi.
1.4.2 Manfaat Penelitian
1. Karya ilmiah berjudul “Revitalisasi Etos Bhinneka Tunggal Ika sebagai Perekat Integrasi Bangsa” diharapkan dapat
memberikan sumbangan oemikiran dan perenungan dalam setiap langkah bangsa Indonesia dalam mengatasi
berbagai konflik dewasa ini. 2. Karya ilmiah ini diharapkan mampu memberikan
penjelasan secara konseptual dan implementatif tentang pentingnya Revitalisasi Etos Bhinneka Tunggal Ika sebagai
Perekat Integrasi Bangsa. 3. Karya ilmiah berjudul “Revitalisasi Etos Bhinneka Tunggal
Ika sebagai Perekat Integrasi Bangsa” dapat dijadikan sebgaai bahan masukkan bagi penelitian – penelitian
selanjutnya.
1.5 Kemutakhiran Substansi
Ditengah disintegrasi yang melanda Bumi Pertiwi, etos Bhinneka Tunggal Ika mulai kehilangan vitalitasnya terabaikan
oleh keserakahan dan egoisme masing – masing individu maupun kelompok. Bahkan diantara masyarakat Indonesia
sendiri mengalami keresahan dan mencoba mencari sesanti – sesanti lainnya yang barangkali dapat dipergunakan untuk
mengembalikan krisis bangsa menuju kehidupan bernegara yang
disegani oleh bangsa lain. Kita bertanya kepada negara – negara lain bagaimana pengelolaan negaranya sebagai akibat rasa tidak
percaya diri bangsa akan kemampuan mengelola negaranya sendiri.
Tidakkah kita sadar bahwa keterpurukan bangsa dewasa ini merupakan akibat dari berpalingnya kita dari semangat sesanti
Bhinneka Tunggal Ika? Bagaimana jika sesanti leluhur bangsa ini diberi cukup semangat baru sesuai dengan perkembangan
jaman? Kiranya pasti cukup mutalhir mengatasiegoisme masyarakat Indonesia kini. Sebabnya, mereka membutuhkan
‘alarm’ yang tetap mampu mengingatkan bangsa ini lahir diatas kebhinekaan. Revitalisasi Etos Bhinneka Tunggal Ika sebagai
Perekat Integrasi Bangsa bergerak secara horisontal selaras dengan pluralitas. Bangsa Indonesia, sebagai sesuatu yang
“satu” kendati “berbeda – beda” .
6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakikat Bangsa Indonesia