Pengujian Koefisien Regresi Parsial Uji t Koefisien Determinasi R

61 autokorelasi adalah tidak dimasukkannya variabel bebas dan satu variabel terikat, dalam pembuatan model hanya memasukkan tiga variabel bebas. Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai Durbin-Watson Uji Dw. Algifari, 2000 Untuk mendiagnosis adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai berikut: Tabel 2 Uji Durbin-Watson Dw Kesimpulan Kurang dari 1,10 Ada autokorelasi 1,10 dan 1,54 Tanpa kesimpulan 1,55 dan 2,46 Tidak ada autokorelasi 2,46 dan 2,90 Tanpa kesimpulan Lebih dari 2,91 Ada autokorelasi

3. Pengujian Koefisien Regresi Parsial Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen Ghozali, 2002. Penentuan formulasi hipotesisnya: H : Koefisien Regresi tidak signifikan. H 1 : Koefisien Regresi signifikan. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan hasil dari t hitung dan t tabel . Menentukan kriteria pengujian dua sisi H diterima jika –t α2;n-1 ≤ t hitung ≤ 62 t α2;n-1 nilai probabilitas nilai sig a . H ditolak jika t hitung -t α2;n-1 atau t hitung t α2;n-1 nilai probabilitas nilai sig ≥ a .

4. Pengujian Koefisien Regresi Simultan Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebasindependen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Ghozali, 2002. Penentuan formulasi hipotesisnya: H : Koefisien Regresi tidak signifikan. H 1 : Koefisien Regresi secara simultan signifikan. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan hasil dari F hitung dan F tabel . Menentukan kriteria pengujian satu sisi H diterima jika F hitung ≤ F tabel α; k- 1;n-k. H ditolak jika F hitung F tabel α; k-1;n-k. Persamaan Regresi Berganda tiap-tiap model dalam penelitian ini adalah:

a. Persamaan Regresi Linier Berganda Model I

IPORETN = b + b 1 ROA + b 2 LEVERAGE+ b 3 UKURAN + e Keterangan: IPORETN = IPO Underpricing b = Konstanta b 1 -b 3 = Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen ROA = Return On Assets 63 LEVERAGE = Leverage UKURAN = Ukuran perusahaan e = Faktor pengganggu

b. Persamaan Regresi Linier Berganda Model II

IPORETN = b + b 1 LNSHMPERDANA + b 2 REPUTASI + b 3 SHMPUBLIK + b 4 WAKTUIPO + b 5 UMUR + e Keterangan: IPORETN = IPO Underpricing b = Konstanta b 1 -b 5 = Koefisien regresi dari masing-masing variabel independen LNSHMPERDANA = Logaritma natural harga saham perdana REPUTASI = Reputasi penjamin emisi SHMPUBLIK = Persentase saham yang ditawarkan kepada publik WAKTUIPO = Waktu IPO UMUR = Umur perusahaan e = Faktor pengganggu

5. Koefisien Determinasi R

2 Dalam uji regresi linier berganda dianalisis pula besarnya koefisien regresi R 2 keseluruhan. R 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen atau variabel terikat. R 2 64 digunakan untuk mengukur ketepatan yang paling baik dari analisis regresi berganda. R 2 mendekati 1 satu maka dapat dikatakan semakin kuat kemampuan variabel bebas dalam model regresi tersebut dalam menerangkan variasi variabel terikatnya. Sebaliknya jika R 2 mendekati 0 nol maka semakin lemah variabel bebas menerangkan variasi variabel terikat Ghozali, 2002. 65

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

1. Deskripsi Sampel Penelitian

Penelitian ini populasinya adalah seluruh perusahaan yang go public tahun 2000 sampai dengan tahun 2007 di Bursa Efek Indonesia yang berjumlah 125 perusahaan. Dalam pengambilan sampel, teknik yang digunakan adalah purposive sampling. Perusahaan yang dijadikan sampel adalah perusahaan non keuangan, karena perusahaan keuangan banyak dipengaruhi oleh peraturan pemerintah, sehingga mempengaruhi keputusan struktur modalnya. Dari 125 perusahaan yang go public tahun 2000 sampai dengan tahun 2007, perusahaan non keuangan yang mengalami underpriced pada saat melakukan IPO berjumlah 66 perusahaan. Dari 66 perusahaan tersebut mempunyai jenis bidang usaha dan status yang berbeda- beda. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variabel Keuangan dan Non Keuangan terhadap Underpricing pada Saham Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2007 sampai dengan Juni 2012)

4 40 139

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN: SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA

0 74 8

Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Pada Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public OfferingDi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2014

8 87 143

PENGARUH VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP UNDERPRICING PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE 2004 2008)

0 4 92

Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Pada Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public OfferingDi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2014

0 0 10

Pengaruh Variabel Keuangan Dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Pada Saham Perusahaan Yang Melakukan Initial Public OfferingDi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 - 2014

0 0 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Initial Public Offering - Pengaruh Variabel Keuangan dan Non Keuangan terhadap Underpricing pada Saham Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (Periode Januari 2007 sampai dengan Juni 201

0 0 37

ABSTRAK PENGARUH VARIABEL KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP UNDERPRICING PADA SAHAM PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11

Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) Di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh variabel keuangan terhadap underpricing pada penawaran umum perdana [Initial Public Offering] di Bursa Efek Indonesia : studi empiris pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering [IPO] tahun - USD Repository

0 0 103