Impor dan Ekspor Jagung Indonesia

4.2.3. Impor dan Ekspor Jagung Indonesia

Secara keseluruhan pangsa impor jagung Indonesia hanya 0,99 persen dari seluruh impor jagung dunia 1990-2003 dengan laju 10.85 persen per tahun Suryana, 2005, namun pangsa dari seluruh kebutuhan domestik cukup besar jika dibanding dengan produksi nasional dan kecenderungannya terus meningkat. Struktur pasar jagung dunia yang merupakan thin market, yaitu produksi dunia yang terus naik tetapi pasokan di pasar internasional turun karena berkurangnya ekspor dari negara-negara produsen jagung, sedangkan permintaan dunia terus mengalami peningkatan. Hal ini diduga akan menyebabkan kelangkaan jagung di pasar dunia sehingga pemberlakuan CEPT untuk negara-negara anggota AFTA dan AFTA Plus menjadi pertanyaan tersendiri apakah akan mempengaruhi impor jagung Indonesia karena ada beberapa negara anggota yang menjadi eksportir besar seperti China dan Thailand tetapi juga sebagai importir besar seperti Jepang dan Korea Selatan. Impor jagung dirumuskan ke dalam dua persamaan struktural, yaitu impor dari Amerika yang mewakili negara di luar anggota AFTA dengan pangsa impor jagung Indonesia yang tinggi dari negara ini dan impor jagung dari ASEAN dengan patokan harga dan nilai tukar Thailand sebagai negara asal impor Indonesia dari ASEAN yang rata-ratanya paling tinggi. Impor jagung Indonesia dipengaruhi oleh variabel harga jagung di negara eksportir, nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara eksportir, tarif impor yang diberlakukan di negara importir tersebut, permintaan jagung domestik, produksi jagung domestik dan tren yang digunakan untuk melihat bagaimana kecenderungan impor dari negara importir tersebut. MUS t = f +f 1 NTRR t +f 2 HWR t -HWR t-1 +f 3 TMMR t +f 4 DPT t –DPT -1 + f 5 DKL t + f 6 DIP t –DIP t-1 + f 7 QJ t –QJ t-1 + f 8 T t + U 6 ..... 4.9 MAT t = g + g 1 NTTHR t + g 2 HJTHR t + g 3 TATR t + g 4 DPT t + g 5 DKL t + g 6 DIP t + g 7 QJ t + g 8 T + U 7 .......................... 4.10 MJ t = MROW t + MUS t + MAT t ................................................. 4.11 dimana : MJ t = total impor jagung Indonesia ton MUS t = impor jagung Indonesia dari Amerika ton MAT t = impor jagung Indonesia dari Asia Tenggara ton MROW t = sisa impor jagung Indonesia dari negara lain ton NTRR t = nilai tukar rupiah terhadap dolar US rupiahUS NTTHR t = nilai tukar rupiah terhadap bath Thailand rupiahbath HWR t = harga jagung dunia USton HWR t-1 = harga jagung dunia tahun lalu USton DIP t-1 = permintaan jagung oleh industri pangan tahun lalu ton HJTHR t = harga jagung Thailand bathton TMM t = tarif impor jagung MFN TATR t = tarif impor jagung dari ASEAN CEPT Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah: f 4 , f 5 , f 6 ; g 4 , g 5 , g 6 , g 8 0; dan f 1 , f 2 , f 3 , f 7 , f 8 ; g 1 , g 2 , g 3 , g 7 0. Sementara itu meskipun ekspor jagung Indonesia masih sangat kecil dan mengalami penurunan selama kurun waktu 1990 sampai 2003, hal ini lebih disebabkan tingginya permintaan jagung sehingga masih menjadi harapan pemerintah untuk menggalakkan ekspor jagung terutama dari daerah-daerah sentra produksi di luar Jawa seperti Sumatera Utara dan Sulawesi. Pemberlakuan CEPT diharapkan dapat menaikkan ekspor jagung Indonesia karena selama ini negara-negara anggota memberlakukan tarif impor jagung yang relatif tinggi seperti Philipina yang menjadi negara buangan ekspor Indonesia dan Thailand yang menjadi negara eksportir jagung besar tetapi mengenakan tarif impor yang tinggi. Ekspor jagung Indonesia dipengaruhi oleh harga jagung dunia, harga jagung domestik, nilai tukar rupiah terhadap US yang akan mempengaruhi perolehan penerimaan harga petani eksportir, produksi jagung di dalam negeri yang mempengaruhi penawaran jagung domestik, dummy pemberlakuan CEPT untuk melihat pengaruh penerapan CEPT terhadap ekspor jagung Indonesia dan variabel tren untuk mengetahui kecenderungan pengaruh perkembangan ekspor. Persamaannya adalah sebagai berikut: XJ t = h + h 1 HWR t + h 2 HJR t + h 3 NTRR t + h 4 QJ t + h 5 DA t + h 6 T + U 8 .......................................................................... 4.12 dimana: XJ t = ekspor jagung Indonesia ribu ton DA t = peubah dummy CEPT, D t = 1, setelah pemberlakuan CEPT dan D t = 0, sebelum pemberlakuan CEPT Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah: h 1 , h 3 , h 4 , h 5 , h 6 dan h 2 0.

4.2.4. Harga Jagung Domestik