Produksi Jagung Indonesia Spesifikasi Model

Sementara itu yang membedakan model ini dengan model-model perdagangan jagung sebelumnya adalah adanya disagregasi impor jagung dari negara asal, yaitu dari Amerika dan negara-negara ASEAN dengan variabel tarif impor yang berbeda karena dengan negara-negara ASEAN, Indonesia telah menyepakati adanya perjanjian perdagangan dalam AFTA sehingga diberlakukan penurunan tarif melalui CEPT. Sementara itu impor dari Amerika dikenakan tarif impor yang sama dengan negara-negara lain atau tarif MFN karena belum ada perjanjian perdagangan yang menyepakati penurunan tarif impor. Dengan demikian, dari model ini dapat diketahui dampak penurunan tarif impor untuk negara-negara ASEAN akibat adanya perjanjian perdagangan tersebut terhadap kinerja perdagangan jagung.

4.2.1. Produksi Jagung Indonesia

Sesuai dengan model Nerlove, produksi jagung bukan merupakan persamaan struktural, namun hanya merupakan persamaan identitas yaitu perkalian antara areal panen dan produktivitas jagung. Areal panen jagung diduga dipengaruhi oleh harga jagung tahun lalu karena harga jagung tahun lalu yang tinggi akan mempengaruhi keputusan petani untuk menanam jagung. Demikian sebaliknya jika harga jagung tahun lalu rendah, petani akan enggan untuk menanam jagung pada tahun ini karena keputusan petani untuk menanam jagung membutuhkan waktu untuk merespon harga. Sebagian besar budidaya jagung tidak dilakukan sepanjang tahun tetapi rata-rata hanya satu sampai dua kali musim tanam karena pada daerah basah produksi jagung kurang baik jika ditanam pada saat musim hujan sedangkan pada daerah kering saat musim kering yang tanpa pengairan tanaman jagung juga tidak optimal. Selain itu, areal panen jagung diduga juga dipengaruhi oleh harga kedelai dan harga kacang tanah tahun lalu yang mempengaruhi substitusi penanaman jagung, karena kedua komoditas tersebut memerlukan syarat tumbuh yang mirip dengan jagung. Hasil penelitian Djulin et al. 2005 menunjukkan RC jagung, kedelai dan kacang tanah di beberapa sentra produksi jagung mempunyai nilai yang tidak jauh berbeda yaitu masing-masing sebesar 1.79, 1.67 dan 1.84. Konversi lahan sekarang marak diperbincangkan mengingat semakin naiknya penggunaan lahan untuk kebutuhan nonpertanian terutama di pulau Jawa sebagai produsen utama jagung juga mempengaruhi luas areal tanam jagung. Teknologi yang semakin meningkat juga mempengaruhi luas areal panen jagung. Sementara itu produktivitas jagung diduga dipengaruhi oleh: 1 suku bunga kredit yang mempengaruhi modal petani jagung, 2 harga pupuk dan upah buruh pertanian sebagai bagian dari input produksi, 3 teknologi pengembangan dan hasil penelitian perjagungan, 4 luas areal intensifikasi dan 5 harga jagung sebagai output produksi. Semakin mahal input produksi, penggunaan input produksi akan menurun sehingga produktivitas jagung juga akan menurun. Sebaliknya jika terjadi peningkatan harga jagung maka petani jagung akan lebih keras mengusahakan usahatani jagungnya sehingga produktivitas akan naik. Semakin berkembangnya teknologi jagung dan peningkatan areal intensifikasi juga akan meningkatkan produktivitas jagung. Oleh karena itu persamaan produksi jagung dapat dirumuskan sebagai berikut. LAJ t = a + a 1 HJR t-1 + a 2 HKCR t-1 + a 3 HKDR t-1 + a 4 KL t + a 5 T t + U 1 ..................................................................................…. 4.1 PRJ t = b + b 1 SB t + b 2 HPURR t + b 3 HPTSR t + b 4 UTPR t + b 5 HJR t + b 6 AIN t + b 6 T t + U 2 …......................................... 4.2 QJ t = LAJ t PRJ t ........................................................................... 4.3 dimana: LAJ t = luas areal tanaman jagung ha PRJ t = produktivitas jagung Indonesia tonha QJ t = produksi jagung Indonesia ton LHJR t-1 = harga jagung domestik riil pada tahun sebelumnya Rpton HJR t = harga jagung domestik riil Rpton HKDR t-1 = harga kedelai domestik riil pada tahun sebelumnya Rpton HKCR t-1 = harga kacang tanah domestik riil pada tahun sebelumnya Rpton KL t = konversi lahan ha HPURR t = harga pupuk Urea riil Rpton HPTSR t = harga pupuk TSP riil Rpton UTPR t = upah tenaga kerja riil di sektor pertanian RpHOK SB t = suku bunga riil AIN t = areal intensifikasi T t = tren waktu sebagai proksi perkembangan teknologi Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah: a 1 , a 5 ; b 5 , b 6 0; dan a 2 , a 3, a 4 ; b 1 ,b 2 , b 3 , b 4 0.

4.2.2. Penawaran dan Permintaan Jagung Indonesia