Sasaran Operasional Kebijakan Moneter

kecenderungan bahwa sasaran akhir kebijakan moneter adalah kestabilan harga yang artinya memfokuskan pada sasaran tunggal. Kebijakan moneter dengan sasaran tunggal pada umumnya menggunakan pendekatan harga price-based structure, sementara kebijakan moneter dengan sasaran multi menggunakan pendekatan kuantitas quantitas-base structure. Tugas pokok Bank Indonesia sebagai otoritas moneter adalah merencanakan dan membuat program moneter moneter programming yang intinya adalah melakukan perencanaan kebijakan pengendalian uang beredar moneter seperti yang diterangkan pada Tabel 1. Dalam penyusunan program moneter, penentuan sasaran operasional dilakukan dengan memperhitungkan beberapa asumsi berikut: 1. Kebijakan dan perkembangan sektor-sektor lain fiskal, perdagangan dan investasi, dan lain-lain akan berjalan seperti ditetapkan. 2. Adanya hubungan yang stabil antara uang primer sebagai sasaran operasional dengan uang beredar sebagai sasaran antara. Kondisi ini mensyaratkan adanya stabilitas perkembangan money multiplier. Tabel 1. Kerangka Secara Umum Sistem Operasi Kebijakan Moneter Pendekatan Sistem Operational a. Pendekatan harga Instrumen Sasaran Operasional Sasaran Akhir - Langsung - Suku bunga PUAB - Stabilitas harga - Tidak langsung b. Pendekatan Kuantitas Intrumen Sasaran Sasaran Antara Sasaran Akhir Operasional - Langsung - monetary base -Besaran moneter - Stabilitas harga - Tidak Langsung seperti: seperti : - Pertumb.Ekonomi • Uang Primer o MI,M2 - Kesemptan Kerja • Reserve bank o Suku bunga - Keseimbangan o Nilai Tukar BOP Kredit Perbankan Sumber : Ascarya, 2002

2.5.3. Sasaran Operasional

Pemilihan variabel yang dijadikan sasaran operasi adalah hal pertama yang harus ditentukan. Dalam hal ini, suku bunga Pasar Ua ng Antar Bank PUAB, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI, dan tingkat diskonto surat Berharga Pasar Uang SBPU merupakan tiga pilihan suku bunga jangka pendek yang dapat digunakan sebagai sasaran operasional. Pemilihannya didasarkan pada dua pertimbangan. Pertama, seberapa cepat perubahan masing-masing suku bunga jangka pendek tersebut ditransmisikan ke perubahan suku bunga deposito atau kredit dan perubahan nilai tukar. Kedua, seberapa jauh perubahan suku bunga jangka pendek tersebut dapat dipengaruhi oleh instrumen kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Ketiga jenis suku bunga jangka pendek tersebut mempunyai kelebihan sekaligus kekurangan masing-masing. Suku bunga SBI dan tingkat diskonto SBPU mempunyai kelebihan karena dapat dikendalikan oleh Bank Indonesia. Bahkan kedua suku bunga ini dapat sekaligus menjadi instrumen dan sasaran operasional kebijakan moneter. Perbedaanya terletak pada pandangan perbankan bahwa SBI sebagai alternatif investasi, sementara SBPU sebagai alternatif pendanaan. Karena itu tingkat diskonto SBPU sering diyakini lebih dekat hubungannya dengan suku bunga deposito dan kredit. Sementara itu, suku bunga PUAB mempunyai kelebihan karena lebih menggambarkan kondisi pasar uang sebagai salah satu alternatif pendanaan dan penanaman modal jangka pendek perbankan. Karena langsung mempengaruhi return dan risk perbankan maka perubahan suku bunga ini diperkirakan lebih cepat ditransmisikan ke suku bunga dan kredit. Selain itu, PUAB sering pula dipergunakan sebagai alternatif sumber pendanaan bagi transaksi dipasar valuta asing karena eratnya keterkaitan antara kedua pasar uang ini. Dengan demikian diperkirakan perubahan suku bunga PUAB lebih cepat pula ditransmisikan ke pergerakan nilai tukar rupiah.

2.5.4. Sasaran Antara