Purchasing Power Parity Paritas Daya Beli 1.Hukum Satu Harga

Jika semua kondisi lainya tetap, kenaikan jumlah penawaran uang akan mengakibatkan kenaikan tingkat harga secara proposional. Dengan demikian persamaan 2.2 dapat menjelaskan bahwa permintaan uang riil tidak akan meningkat sehubungan dengan kenaikan uang beredar M S yang tidak mengubah suku bunga i dan tingkat output Yd, apabila penawaran uang riil juga tetap, agar penawaran uang riil M S P tetap maka tingkat harga P harus mengalami kenaikan secara proposional dengan kenaikan uang beredar M S . 2.4.2. Paritas Daya Beli 2.4.2.1.Hukum Satu Harga Hukum satu harga The law of one prices menyatakan bahwa harga produk yang sama identik di dua negara yang berbeda akan sama pula bila dinilai dalam currency atau mata uang yang sama. Teori ini dikenal sebagai Purchasing Power Parity PPP absolut. Misalnya harga barang di Amerika adalah P usa harga barang tersebut dalam rupiah dapat dituliskan P IN = P US x RpUSD dengan demikian nilai tukar adalah RpUSD = P IN P US.

2.4.2.2. Purchasing Power Parity

Teori ini dikemukakan oleh Gustav Cassel, seorang ekonom swedia, yang memperkenalkan teori Purchasing Power Parity pada tahun 1918. Menurut Krugman 2003 menyebutkan bahwa salah satu teori mengenai penentuan nilai tukar adalah teori Purchasing Power Parity. Teori ini mengatakan bahwa nilai tukar antara dua negara akan berubah sesuai dengan perubahan harga di kedua negara. Jika misalnya, tingkat harga di suatu negara mengalami kenaikan yang berarti, maka terjadi penurunan daya beli mata uang domestik, menurut teori ini mata uang negara tersebut akan mengalami depresiasi. Sedangkan nilai mata uang negara lain akan mengalami apresiasi, ceteris paribus. Demikian sebaliknya, penurunan tingkat harga disuatu negara kenaikan daya beli mata uang domestik akan dibarengi dengan apresiasi secara proprosional, cateris paribus. Sedangkan nilai mata uang negara lainnya mengalami depresiasi. Asumsi utama yang mendasari teori Purchasing Power Parity adalah bahwa pasar komoditi merupakan pasar yang efisien dilihat dari alokasi, operasional, penentuan harga, dan informasi Tucker, et al, 1991. Secara implisit ini berarti: 1 semua barang merupakan barang yang diperdagangkan di pasar internasional tradable goods tanpa dikenal biaya transportasi sepersen pun, 2 tidak ada bea masuk, kuota, ataupun hambatan lain dalam perdagangan internasional, 3 barang luar negeri dan barang domestik adalah homogen secara sempurna untuk masing-masing barang, dan 4 adanya kesamaan indeks harga yang digunakan untuk menghitung daya beli mata uang asing dan domestik, terutama tahun dasar yang digunakan dan elemen indeks harga. Oleh karena itu bila indeks harga di kedua negara identik, hukum satu harga menjustifikasi Purchasing Power Parity Bailie and Mac Mahon, 1990 artinya bila produk jasa yang sama dapat dijual dipasar yang berbeda dan tidak ada hambatan dalam penjualan maupun biaya transportasi, maka harga produk jasa cenderung sama di kedua pasar tersebut. Bila kedua pasar tersebut adalah dua negara yang berbeda, harga produkjasa tersebut biasanya dinyatakan dalam mata uang yang berbeda, namun harga produk jasa tetap masih sama. Perbandingan harga hanya memerlukan satu konversi satu mata uang ke mata uang lain misalnya. P S x P = ..............................................................................................2.3 Dimana P adalah harga produk luar negeri, dikalikan kurs spotkonversi S misalnya rupiah perdollar US, sama dengan harga produk dalam negeri P sebaliknya, bila harga kedua produk dinyataka n dalam mata uang lokal, dan pasar adalah efisien. Maka kurs valas dapat dinyatakan dalam harga lokal produk tersebut; P P S = ...............................................................................................2.4 Dimana S adalah kurs spot dollar AS per rupiah. Bila hukum satu harga berlaku untuk segala jenis barang dan jasa, kurs Purchasing Power Parity dapat dijumpai pada sejumlah harga. Dalam teori PPP dikenal dua versi Purchasing Power Parity , yaitu : versi absolut dan versi relatif. Purchasing Power Parity versi absolut mengatakan bahwa kurs valas dinyatakan dalam nilai harga di dua negara t t t P P S = .............................................................................................2.5 Dimana Pt dan Pt masing-masing adalah harga rata-rata tertimbang dari komoditi di dua negara tanda menunjukkan luar negeri dengan kata lain, Purchasing Power Parity absolut menerangkan bahwa kurs spot ditentukan oleh harga relatif dari sejumlah barang yang sama ditunjukkan oleh indeks harga misalnya, katakanlah tingkat harga saat ini di Indonesia Rp. 110USD sedang di AS sebesar Rp. 105USD. Jika kurs awal dollar adalah Rp. 2 500 maka menurut Purchasing Power Parity , kurs rupiah yang dinilai dalam dollar AS seharusnya meningkat menjadi Rp. 2 619 yang diperoleh dari 2 500 x 110105, atau mengalami sebesar 4.76 persen. Dilain pihak, bila tingkat harga di AS sekarang menjadi Rp. 115 maka rupiah akan mengalami apresiasi sekitar 4.36 persen atau menjadi Rp. 2 391 yang diperoleh dari 2 500 x 110115 jadi dapat di simpulkan pesan dari PPP adalah bahwa negara yang mata uangnya mengalami tingkat inflasi yang tinggi seharusnya mengurangi nilai mata uangnya relatif terhadap mata uang dengan tingkat inflasi yang lebih rendah. Sementara itu Purchasing Power Parity yang relatif mengatakan persentase perubahan kurs nominal akan sama dengan perbedaan inflasi diantara kedua negara, dinyatakan dalam konteks mendatang ex ante terms, harapan perubahan kurs valas sama dengan harapan perbedaan inflasi e t t e t p p S ∆ − ∆ = ∆ ....................................................................................2.6 Dimana ? S t e = harapan perubahan kurs spot S e t+1 -S t ; ? p t e = harapan perubahan inflasi, p e t+1 - p t notasi yang dinyatakan dalam huruf kecil berarti dinyatakan dalam bentuk logaritma natural misal ; S = Ln S tanda diatas variabel menunjukkan negara asing. Baik Purchasing Power Parity versi absolut maupun relatif dapat dinyatakan dalam nilai kurs Purchasing Power Parity riil real exchange rate , St PPP sebagai berikut: t t t PPP t P P S S = .....................................................................................2.7 Dimana mendefenisikan kurs riil dalam nilai daya beli antara dua kelompok konsumsi barang dengan kata lain, Purchasing Power Parity absolut dapat dinyatakan sebagai S t PPP =1 ; dan Purchasing Power Parity relatif dapat nyatakan dalam = S t+1 PPP = S t PPP .

2.4.3. Teori Paritas Suku Bunga