Sebaran Frekuensi Panjang Pertumbuhan

ukuran mata jaring bagian kantong mencapai 1 inchi 3 inchi dan ukuran mata jaring bagian sayap 8 inchi, serta tali ris berjenis marlon pada bagian sayap sepanjang ±8 m. Jenis kapal yang dipakai untuk operasional alat tangkap ini adalah perahu motor dengan ukuran 5-6 GT.

2.3. Hubungan Panjang Bobot

Dalam perhitungan untuk menduga suatu pertumbuhan terdapat dua model yang dapat digunakan yaitu model yang berhubungan dengan bobot dan model yang berhubungan dengan panjang Effendie 1979. Model-model tersebut menggunakan persamaan matematik untuk menggambarkan suatu pertumbuhan. Analisis pola pertumbuhan menggunakan data panjang bobot. Persamaan hubungan panjang bobot ikan yang dihasilkan dari perhitungan dimanfaatkan untuk menjelaskan pola pertumbuhannya. Bobot dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang. Hubungan panjang bobot ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Dengan kata lain hubungan ini dapat dimanfaatkan untuk menduga bobot melalui panjang Effendie 1979. Effendie 2002 menjelaskan bahwa jika nilai panjang dan bobot diplotkan dalam suatu gambar maka akan didapatkan persamaan W = aL b . Hasil analisis hubungan panjang bobot akan menghasilkan suatu nilai konstanta b yaitu harga pangkat yang menunjukkan pola pertumbuhan ikan. Ikan yang memiliki pola pertumbuhan isometrik b=3, pertambahan panjangnya seimbang dengan pertambahan bobot. Sebaliknya pada ikan dengan pola pertumbuhan allometrik b 3, pertambahan panjang tidak seimbang dengan pertambahan bobot. Pola pertumbuhan allometrik positif b3 menyatakan pertambahan bobot lebih cepat dibandingkan pertambahan panjang. Sedangkan pertumbuhan allometrik negatif b3 menyatakan pertambahan panjang lebih cepat dibandingkan pertambahan bobot.

2.4. Sebaran Frekuensi Panjang

Dalam melakukan pendugaan stok suatu spesies ikan digunakan masukan berupa data komposisi umur. Menurut Sparre Venema 1999 in Ruth 2011, bagian tubuh ikan berupa sisik dan otolith pada bagian kepala ikan memiliki lingkaran-lingkaran tahunan yang digunakan sebagai metode untuk menghitung data komposisi umur pada perairan beriklim sedang. Lingkaran yang terbentuk pada sisik dan otolith pada ikan disebabkan oleh fluktuasi yang kuat dalam berbagai kondisi lingkungan perairan dari musim panas ke musim dingin serta sebaliknya. Tujuan analisis data berdasarkan sidik frekuensi panjang digunakan untuk menentukan umur terhadap kelompok-kelompok panjang tertentu. Analisis tersebut bermanfaat dalam pemisahan suatu distribusi frekuensi panjang yang kompleks ke dalam sejumlah kelompok ukuran Sparre Venema 1999 in Ruth 2011. Menurut Pauly 1984, fungsi sidik frekuensi panjang adalah menentukan umur dan membandingkan pada metode lain yang menggunakan struktur kompleks. Setelah komposisi umur diketahui melalui sidik frekuensi panjang, selanjutnya parameter pertumbuhan dapat ditentukan dengan metode estimasi yang sesuai. Metode berbasis panjang selain digunakan untuk menduga parameter pertumbuhan juga dapat digunakan unruk menduga mortalitas total dari hasil tangkapan yang dilinierkan King 1995.

2.5. Pertumbuhan

Effendie 2002 menyatakan pertumbuhan suatu individu merupakan pertambahan bobot atau panjang dalam satuan waktu, sedangkan pertumbuhan dalam suatu populasi dinyatakan dengan penambahan jumlah individu. Namun jika ditelaah lebih lanjut, pertumbuhan merupakan proses biologis yang kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang selanjutnya dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor dalam dan faktor luar.. Faktor dalam umumnya adalah faktor yang sulit dikontrol, antara lain keturunan, parasit, dan penyakit. Sedangkan faktor luar yang paling mempengaruhi pertumbuhan adalah makanan dan suhu perairan. Pada perairan tropis, makanan merupakan faktor yang lebih penting daripada suhu perairan Effendie 2002. Ada beberapa metode yang umum digunakan untuk menduga parameter-parameter pertumbuhan K=koefisien pertumbuhan; L = panjang asimtotik; t = umur ikan ketika panjangnya sama dengan nol, yaitu plot Gulland Holt, plot Ford Walford, metode Chapman, dan plot von Bertalanffy. Studi tentang pertumbuhan pada dasarnya merupakan penentuan ukuran badan sebagai suatu fungsi umur Ruth 2011. Umur secara teoritis ikan pada saat panjang sama dengan nol, dapat diduga secara terpisah menggunakan persamaan empiris Pauly Pauly 1983 in Lelono 2007. Menurut Ambarini 1997 persamaan pertumbuhan ikan kembung lelaki di Teluk Jakarta Lt = 27,5 1-e 0,53t-0,32 . Nilai b koefisien regresi yang didapat sebesar 2,3221. Nilai ini lebih kecil dibandingkan penelitian sebelumnya yang dilakukan di Laut Jawa sebesar 3,193. Faktor yang mempengaruhi diantaranya faktor lingkungan seperti suhu perairan.

2.6. Mortalitas dan Laju Eksploitasi