penangkapan adalah mortalitas yang terjadi akibat adanya aktivitas penangkapan oleh manusia Sparre Venema 1999.
Laju eksploitasi E didefinisikan sebagai bagian suatu kelompok umur yang akan ditangkap selama ikan tersebut hidup. Oleh karena itu laju eksploitasi
juga dapat diartikan sebagai jumlah ikan yang ditangkap dibandingkan dengan jumlah total ikan yang mati karena semua faktor, baik faktor alami maupun
faktor penangkapan Pauly 1984. Gulland 1971 in Pauly 1984 menduga bahwa dalam stok yang dieksploitasi optimal maka laju mortalitas penangkapan
F sama dengan laju mortalitas alami M atau laju eksploitasi E sama dengan 0,5. Penentuan laju eksploitasi merupakan salah satu faktor yang perlu
diketahui untuk menentukan kondisi sumberdaya perikanan dalam pengkajian stok ikan King 1995.
2.7. Model Surplus Produksi
Model surplus produksi didasarkan pada asumsi bahwa CPUE merupakan fungsi dari f, baik bersifat linear seperti pada model Schaefer maupun bersifat
eksponensial seperti pada model Fox. Dalam model surplus produksi Schaefer mengasumsikan bahwa kenaikan bersih biomassa adalah fungsi dari besarnya
populasi Atmadja et al. 2003. Tujuan penggunaan model surplus produksi adalah untuk menentukan
tingkat upaya optimum biasa disebut f
MSY
atau effort MSY, yaitu suatu upaya yang dapat menghasilkan suatu hasil tangkapan maksimum lestari
tanpa mempengaruhi produktivitas stok secara jangka panjang, yang biasa disebut hasil tangkapan maksimum lestari Maximum Sustainable Yield MSY
Sparre Venema 1999. Dari model ini dapat diperoleh estimasi besarnya kelimpahan biomassa dan estimasi potensi dari suatu jenis atau kelompok
jenis species group sumberdaya ikan Widodo Nurhakim 1998. Pada kondisi dimana perikanan tangkap berkembang secara bertahap,
populasi ikan membutuhkan waktu penyesuaian terhadap tekanan alat tangkap yang semakin bertambah. Periode waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
keseimbangan tidak pernah diketahui. Hasil penelitian terakhir mendapatkan bahwa banyak stok ikan sudah mengalami penurunan secara terus menerus sejak
pertama kali ditangkap, dan populasi ikan berkurang 80 dalam 15 tahun sejak pertama kali dieksploitasi Myers Worm, 2003 in Wiadnya et al. 2009.
Implikasinya adalah bahwa banyak stok populasi ikan yang tidak pernah mencapai kondisi keseimbangan.
Model surplus produksi merupakan model yang sangat sederhana dengan biaya yang relatif murah Widodo Nurhakim 1998. Model ini dikatakan
sederhana karena data yang diperlukan sangat sedikit, sebagai contoh tidak perlu menentukan kelas umur sehingga dengan demikian tidak perlu
penentuan umur dan hanya memerlukan data tentang hasil tangkapan atau produksi yang biasanya tersedia di setiap tempat pendaratan ikan, dan upaya
penangkapan Sparre Venema 1999. Selain itu, model ini dikatakan murah biayanya karena dalam
penggunaan model ini biaya yang dikeluarkan lebih sedikit bila dibandingkan dengan model lain seperti dengan penggunaan trawl dan echosounder yang
tergolong sangat mahal karena pelaksanaan kegiatan tersebut harus menggunakan kapal riset khusus, sehingga jumlah dana yang harus
dikeluarkan untuk mengkaji seluruh perairan sangat besar Wiyono 2005. Hal ini merupakan salah satu alasan mengapa model surplus produksi banyak
digunakan di dalam estimasi stok ikan di perairan tropis. Model surplus produksi dapat diterapkan bila data hasil tangkapan
total berdasarkan spesies, hasil tangkapan per unit upaya catch per unit effortCPUE atau per spesies, atau CPUE berdasarkan spesies dan upaya
penangkapannya dalam beberapa tahun tersedia Sparre Venema 1999. Namun jumlah upaya penangkapan yang dapat menggambarkan upaya yang
benar-benar efektif dan bukan sekedar nominal amat sulit ditentukan. Oleh sebab itu penggunaan model ini memerlukan kehati-hatian dan
didukung dengan berbagai informasi
tambahan dan validasi dengan menggunakan beberapa metode lain. Model ini dapat dipergunakan dalam
menganalisis sumberdaya pelagis besar, pelagis kecil, udang dan krustasea lainnya, serta moluska Widodo Nurhakim 1998.
Persyaratan untuk analisis model surplus produksi adalah sebagai berikut Sparre Venema 1999:
1 Ketersediaan ikan pada tiap-tiap periode tidak mempengaruhi daya tangkap relatif
2 Distribusi ikan menyebar merata 3 Masing-masing alat tangkap menurut jenisnya mempunyai kemampuan
tangkap yang seragam. Asumsi yang digunakan dalam model surplus produksi menurut Sparre
Venema 1999 adalah : 1 Asumsi dalam keadaan ekuilibrium
Pada keadaan ekuilibrium, produksi biomassa per satuan waktu adalah sama dengan jumlah ikan yang tertangkap hasil tangkapan per satuan waktu
ditambah dengan ikan yang mati karena keadaan alam. 2 Asumsi biologi
Alasan biologi yang mendukung model surplus produksi telah dirumuskan dengan lengkap oleh Ricker 1975 in Sparre Venema
1999 sebagai berikut : a. Menjelang densitas stok maksimum, efisiensi reproduksi berkurang,
dan sering terjadi jumlah rekrut lebih sedikit daripada densitas yang lebih kecil. Pada kesempatan berikutnya, pengurangan dari stok akan
meningkatkan jumlah rekrutmen. b. Bila pasokan makanan terbatas, makanan kurang efisien dikonversikan
menjadi daging oleh stok yang besar daripada oleh stok yang lebih kecil. Setiap ikan pada suatu stok yang besar masing-masing memperoleh
makanan lebih sedikit; dengan demikian dalam fraksi yang lebih besar makanan hanya digunakan untuk mempertahankan hidup, dan
dalam fraksi yang lebih kecil digunakan untuk pertumbuhan c. Pada suatu stok yang tidak pernah dilakukan penangkapan terdapat
kecenderungan lebih banyak individu yang tua dibandingkan dengan stok yang telah dieksploitasi
3 Asumsi terhadap koefisien kemampuan menangkap Pada model surplus produksi diasumsikan bahwa mortalitas
penangkapan proporsional terhadap upaya. Namun demikian upaya ini tidak selamanya benar, sehingga kita harus memilih dengan benar upaya
penangkapan yang benar-benar berhubungan langsung dengan mortalitas penangkapan. Suatu alat tangkap baik jenis maupun ukuran yang dipilih
adalah yang mempunyai hubungan linear dengan laju tangkapan.
2.8. Jumlah Tangkapan Yang Diperbolehkan