Karakteristik dan Tingkatan Kecemasan

gangguan terhadap kebutuhan dasar, dan adanya ancaman terhadap konsep diri seperti identitas diri, harga diri, dan perubahan peran.

2.3 Tanda dan Gejala Kecemasan

Tanda dan gejala kecemasan meliputi Purba dkk, 2010: 1. Respons fisik, yang mungkin ditemukan antara lain: sering napas pendek,nadi dan tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, diare konstipasi, gelisah, tremor, berkeringat, sakit kepala, dan susah tidur. 2. Respons kognitif seperti: lapangan persepsi menyempit, tidak mampu menerima rangsangan luar, dan berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya. 3. Respons perilaku yaitu: gerakan tersentak-sentak, bicara berlebihan dengan cepat, dan perasaan tidak aman. 4. Respon emosional yaitu: berbicara kasar, perasaan tidak tenang, dan mudah tersinggung.

2.4 Karakteristik dan Tingkatan Kecemasan

Menurut Asmadi 2008 Kemampuan individu untuk merespons terhadap suatu ancaman berbeda satu sama lain. Perbedaan kemampuan ini berimplikasi terhadap perbedaan tingkat kecemasan yang dialaminya. Respons individu terhadap kecemasan beragam dari cemas ringan sampai panik. Menurut Stuart dan Sudden 1998 rentang respons kecemasan adalah sebagai berikut: Skema 2.4 Rentang respon kecemasan menurut Stuart dan Sudden 1998. Universitas Sumatera Utara Setiap tingkatan memiliki karakteristik lahan persepsi yang berbeda tergantung pada kemampuan individu dalam menerima informasipengetahuan mengenai kondisi yang ada dari dalam dirinya. Tiap tingkatan kecemasan mempunyai karakteristik atau manifestasi yang berbeda satu sama lain. Manifestasi kecemasan yang terjadi bergantung pada kematangan pribadi, pemahaman dalam menghadapi ketegangan, harga diri, dan mekanisme koping yang digunakannya. Menurut Asmadi 2008, tingkat dan karakteristik kecemasan dibagi menjadi 4 tingkat yaitu: 1. Cemas ringan, respons fisiologis seperti: napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat sedikit, gejala ringan pada lambung, muka berkerut, serta bibir bergetar. Respons kognitifnya berupa: mampu menerima rangsangan yang kompleks, konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif, dan terangsang untuk melakukan tindakan. Sedangkan respons perilaku dan emosi seperti: tidak dapat duduk tenang, tremor halus pada tangan, dan suara kadang- kadang meninggi. Rentang Respons Kecemasan Respons adaptif Respons Maladatif Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik Universitas Sumatera Utara 2. Cemas sedang, respons fisiologis berupa: sering napas pendek, nadi ekstra sistol dan tekanan darah meningkat, mulut kering, anoreksia, diare konstipasi, sakit kepala, sering berkemih dan mudah letih. Respons kognitifnya seperti: memusatkan perhatiannya pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, lapangan persepsi menyempit, dan rangsangan dari luar tidak mampu diterima. Respons perilaku dan emosi meliputi: gerakan tersentak- sentak terlihat lebih tegang, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan perasaan tidak aman. 3. Cemas berat, respons fisiologisnya seperti: napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, serta tampak tegang. Respons kognitifnya meliputi: tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan tuntunan, serta lapang persepsi menyempit. Sedangkan respons perilaku dan emosinya berupa: perasaan terancam meningkat dan komunikasi menjadi terganggu. 4. Panik, respons fisiologisnya meliputi: napas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, serta rendahnya koordinasi motorik. Respons kognitifnya berupa: gangguan realitas, tidak dapat berpikir logis, persepsi terhadap lingkungan mengalami distorsi, dan ketidakmampuan mengalami situasi. Respons perilaku dan emosinya mencakup: agitasi, mengamuk dan marah-marah, ketakutan, berteriak-teriak, kehilangan kontrol diri aktivitas motorik tidak menentu, perasaan terancam, serta dapat berbuat sesuatu yang membahayakan diri sendiri danatau orang lain. Universitas Sumatera Utara

2.5 Mekanisme Koping Kecemasan