Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sejarah Lokal
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sejarah Lokal
Materi atau bahan pelajaran merupakan seperangkat pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dalam kurikulum untuk disampaikan kepada peserta didik atau dibahas dalam proses belajar mengajar seperti yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Dalam proses belajar mengajar diperlukan
commit to user
materi seperti yang telah digariskan dalam silabus. Penyusunan RPP sejarah lokal merupakan kebutuhan pokok sebelum pelaksanaan pembelajaran. Banyak sumber bahan pelajaran yang dapat digunakan, akan tetapi bahan yang harus disampaikan harus bersifat paedagogis. Oleh karena itu, guru harus pandai menyeleksi bahan mana yang sesuai dan mana yang tidak, dalam arti ada relevansinya dengan tujuan pembelajaran.
Pada hakekatnya rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan oleh guru dalam pembelajaran. Seperti pernyataan dari S.W. Dini Astari, S.Pd., M.Pd (guru sejarah) wawancara, Jumat, 30/9/2011, sebagai berikut:
Penyusunan RPP didahuilui dengan identifikasi, yang meliputi: mata pelajaran, kelas, semester, dan tahun pelajaran, dengan mengetahui mata pelajaran yang akan di uraikan dalam RPP maka dapat dirinci dalam RPP yang sesuai, kejelasan mata pelajaran, kelas, semester dan tahun pelajaran tersebut dapat membantu guru dalam membuat RPP secara rinci, dan sesuai dengan tujuan kurikulum.
Dengan demikian RPP merupakan upaya untuk merancang tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. RPP perlu dikembangkan
untuk
mengkoordinasikan
komponen-komponen pembelajaran, yaitu satandar kompetensi (SK),kompetensi dasar (KD), indikator hasil belajar, materi pokok, sasaran hasil belajar/tujuan pembelajaran, sumber belajar/alat, kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, dan penilaian. RPP akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran (lihat lampiran 3).
commit to user
dibuat oleh guru, memberi keyakinan kepada peneliti untuk mengkomunikasikan hasil wawancara tersebut melalui pendeskripsian cara penyusunan RPP sejarah. Seperti yang disampaikan oleh Drs. Teguh Sutrisno, M.Pd. (kepala sekolah) Senin, 10/10/2011, sebagai berikut:
“RPP harus dimiliki guru untuk keperluan dalam pembelajaran dan akreditasi, serta jika ada supervisi dari pengawas, sehingga guru wajib mengumpulkan RPP yang setiap saat dapat digunakan pada saat pengawas datang ke sekolah dan sekolah dapat menunjukkan bukti dokumen tersebut”.
Ketika peneliti mengkonfirmasi pada guru sejarah Tri Rahayu, S.Pd. menguatkan keterangan dari kepala sekolah. Wawancara, Selasa, 4/10/2011, memaparkan tentang pembuatan perangkat KBM sebagai berikut “ sudah, membuat tapi belum selesai”.
Pembuatan silabus dan RPP oleh guru sangat penting dalam pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perspektif penyusunan rencana pembelajaran sejarah, khususnya materi sejarah lokal di SMAN 1 Blora.
RPP pada dasarnya merupakan pedoman bagi guru pada saat mengajar, dilakukan dengan langkah membagi jam pelajaran dalam program semester, mencocokkan dengan silabus, dan mencari metode yang tepat untuk pembelajaran.
Dengan telah diketahuinya standar kompetensi dan kompetensi dasar, maka langkah selanjutnya dalam menyusun rencana pembelajaran sejarah lokal adalah dengan menetapkan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran
commit to user
serta indikator, dan materi pembelajaran. Tujuan pembelajaran berisikan target yang akan dicapai dalam proses pembelajaran, dalam satu atau beberapa kali tatap muka.
Perencanaan lainnya selain pengembangan silabus ke dalam RPP adalah perencanaan kegiatan pembelajaran. Rencana kegiatan pembelajaran dibuat dalam bentuk langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan penentuan rencana kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti (eksplorasi,elaborasi, dan korfirmasi), penutup.
Pada kompetensi dasar (KD) menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah dan materi peristiwa peninggalan sejarah dan monumen peringatan peristiwa bersejarah yang ada disekitar peserta didik, materi sejarah lokal Saminisme dimasukan oleh guru sejarah sebagai materi pembelajaran.
Pada indikator seperti yang dibuat oleh guru dalam RPP disebutkan (1) Mendiskripsikan peristiwa pemberontakan Samin Surosentiko dan (2) Mendiskripsikan ajaran-ajaran Samin Surosentiko.
Tujuan pembelajaran atau sasaran hasil belajar adalah siswa dapat meningkatkan dan mengembangkan pemahamannya tentang peristiwa peninggalan sejarah dan monumen peringatan peristiwa bersejarah yang ada disekitarnya. Dengan kata lain peserta didik agar dapat mengembangkan
commit to user
Surosentiko. Dari hasil wawancara maupun dokumentasi dapat disimpulkan bahwa RPP sejarah dengan materi sejarah lokal yang disusun oleh guru di SMAN
1 Blora telah dilengkapi dengan rencana kegiatan pembelajaran dalam bentuk langkah-langkah pembelajaran yang berisikan pendahuluan atau kegiatan awal, kegiatan inti, dan penutup.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh guru dalam menyusun RPP sejarah lokal dengan materi pembelajaran Saminisme adalah menentukan metode dan teknik pembelajaran, dalam penyampaian materi pembelajaran menggunakan metode diskusi, sedangkan untuk memperdalam materi juga menggunakan metode penugasan. Dalam hal ini peserta didik dapat aktif dalam pembelajaran (student center). Sedangkan teknik penyampaian materi pembelajarannya oleh guru menggunakan power point.
Berdasarkan uraian diatas dapat diartikan bahwa dalam merencanakan pembelajaran sejarah lokal dengan materi Saminisme guru telah merencanakan dengan baik, sehingga guru telah menyusun bahan pembelajaran sendiri sesuai dengan inisiatif guru.