Aktivitas Belajar Kajian Teori

23 sendiri melalui aktivitas berpikir. Siswa dilatih untuk berani bertanya, mengajukan pendapat, bahkan berdiskusi dengan guru. Siswa akan menjadi aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanyalah membimbing dan mengarahkan, sehingga diharapkan nantinya hasil belajar yang didapat juga baik.

2.1.6 Hasil Belajar

Menurut Susanto 2015: 5 makna hasil belajar, yaitu perubahan- perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Menurut Winkel dalam Purwanto 2013: 45 hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar baru dapat diperoleh setelah peserta didik mengalami aktivitas belajar. Peserta didik yang mengalami aktivitas belajar mengenai konsep dan pengetahuan akan memberikan hasil dari proses belajarnya. Pengertian tentang hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas oleh Nawawi dalam K. Brahim 2007 dalam Susanto 2015: 5 yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah meteri pelajaran tertentu. Gagne dalam Sudjana 2011: 22 membagi lima kategori hasil belajar, yakni 1 informasi verbal; 2 keterampilan intelektual; 3 strategi kognitif; 4 sikap; dan 5 keterampilan motoris. Susanto 2015: 5 yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah memalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk 24 memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajaran setelah mengalami kegiatan belajar Rifa’i dan Anni 2012: 69. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut bergantung pada hal- hal yang dipelajari oleh siswa. Secara garis besar, hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kognitif berhubungan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual, ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis dan penelitian. Ranah kedua adalah ranah afektif yang berhubungan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Kategori ranah afektif meliputi penerimaan, penanggapan, penelitian, pengorganisasian, pembentukan pola hidup. Ranah terakhir adalah ranah psikomotorik menunjukan adanya kemampuan fisik seperti ketermapilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf.

2.1.7 Karakteristik Anak SD

Piaget dalam Rifa’i dan Anni 2012: 31,perkembangan intelektual anak terdiri dari beberapa tahapan seperti berikut: 1 tahap sensori motor usia 0-2 tahun; 2 tahap pra-operasional usia 2-7 tahun; 3 tahap operasional konkrit usia 7-12 tahun; 4 tahap operasional formal usia 12 tahun-dewasa. Anak SD pada umumnya berumur sekitar 6-12 tahun. Jadi, berdasar teori Piaget anak SD masuk dalam dua tahap yaitu: tahap pra-operasional dan operasional konkret. Susanto 2013: 78-79, menjelaskan anak usia SD berada pada tahapan operasional konkret usia 7-11 tahun. Dimana usia ini anak mulai menunjukkan perilaku belajar yang berkembang ditandai dengan ciri sebagai berikut: 25 1 Anak mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur secara serentak 2 Anak mulai berpikir secara operasional, yakni anak mampu memahami aspek-aspek kumulatif materi, seperti: volume, jumlah, berat, luas, panjang, dan pendek. Anak juga mampu memahami tentang peristiwa-peristiwa yang konkret 3 Anak dapat menggunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasi benda-benda yang bervariasi beserta tingkatannya 4 Anak mampu membentuk dan menggunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan menggunakan hubungan sebab akibat 5 Anak mampu memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, pendek, lebar, luas, sempit, ringan, dan berat Masa anak-anak berlangsung antara usia 6 – 12 tahun. Masa ini sering disebut dengan masa sekolah, yaitu masa matang untuk belajar dan masa matang untuk sekolah. Nasution 1995 dalam Sukarya 2008: 4.1.2 menjelaskan bahwa, “Masa usia sekolah sering disebut masa intelektual atau masa keserasian sekolah. Pada masa ini secara relatif anak-anak mudah untuk didik pada masa sebelumnya dan sesudahnya”. Pendapat lain dikemukakan oleh Sumantri 2012: 6.3 tentang karakteristik siswa SD. Beberapa karakter yang menonjol pada siswa SD seperti suka bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh karana itu, guru SD perlu merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya 26 dan memungkinkan siswa bekerja atau belajar dalam kelompok. Selain itu model pembelajaran yang digunakan perlu melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Guru hendaknya mampu menerapkan model pembelajaran kooperatif yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar menyebabkan pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan. Selain itu, guru harus dapat mengakomodasi keragaman antar siswa sehingga semua siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran.

2.1.8 Seni Budaya dan Keterampilan

Istilah seni berasal dari istilah “sani” dalam bahasa Sansekerta yang berarti pemujaan, pelayanan, donasi, permintaan atau pencairan dengan hormat dan jujur Sugriwa 1957 dalam Pamadhi 2014: 1.3, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa seni berasal dari bahasa Belanda “genie” atau jenius. Dalam versi yang lain, seni disebut cilpa yang berarti warna kata sifat atau pewarna kata benda, kemudian berkembang menjadi cilpacastra yang berarti segala macam kekriyaan hasil keterampilan tangan yang artistik Soedarso 1988 dalam Pamadhi 2014: 1.3. Perkembangan selanjutnya dari asal kata seni muncul berbagai pengertian seni, yaitu 1 seni sebagai karya seni work of art; 2 seni sebagai kemahiran skill; 3 seni sebagai kegiatan manusia human activity Pamadhi 2014: 1.3. Pamadhi 2014: 1.3 berpendapat bahwa seni sebagai bendakarya seni adalah bahwa seni atau keindahan adalah sesuatu yang menghasilkan kesenangan, tetapi berbeda dengan sekedar rasa gembira karena mempunyai unsur

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25