37
2.1.4. Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru
Peningkatan kompetensi pedagogik guru dapat
dilakukan melalui berbagai cara seperti mengikuti organisai-organisasi
keguruan seperti
MGMP Musyawarah Guru Mata Pelajaran dan mengikuti
kursus kependidikan untuk mengembangkan dan menambah keterampilan guru. Sedangkan upaya yang
dapat dilakukan oleh lembaga atau sekolah untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru dengan
mengadakan lokakarya workshop, dan mengadakan penataran guru, selain itu mengadakan supervisi
pembelajaran kunjungan
antar kelas,
dan mengadakan rapat sekolah Saryati, 2014: 678-680.
Pernyataan Suryati tersebut didukung oleh Suhaemi Aedi 2015: 242 yang menyatakan beberapa indikator
yang memperlihatkan kualifikasi guru adalah dengan mengikuti seminar, workshop, dan menerbitkan jurnal
baik nasional ataupun internasional. Penelitian lainnya juga menunjukan bahwa guru dari berbagai bidang
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas mengajar mereka Liu
2011; Donnelly, dkk., 2011 dalam Khan, 2014: 21. Peningkatan kualitas pedagogik guru juga dapat
dilakukan dengan metode Lesson Study, metode berbasis praktik yang dilakukan oleh para guru sendiri
dan sikap saling belajar dengan metode praktik Tedjawati, 2011: 483. Selain itu, hubungan yang baik
38
antara guru dengan murid dapat membuat suasana belajar menjadi lebih kondusif, suasana belajar menjadi
lebih komunal, dan memperkuat kesetiaan atau ketaatan sehingga proses belajar mengajar akan
semakin efektif. Kemudian, peran serta orang tua juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
performa siswa yang menjadi salah satu faktor dalam mutu sekolah OECD, 2010: 88-98. Selain itu, untuk
meningkatkan kompetensi pedagogik guru, guru bersama-sama dengan rekan guru dapat melakukan
beberapa kegiatan seperti action research penelitian tindakan, study groups belajar kelompok, case
discussion diskusi
kasus, dan
lesson study
Departement of Education Training, 2005: 10. Peningkatan kompetensi pedagogik guru juga
melibatkan peran pemimpin kepala sekoah. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah hendaknya dapat
memahami dan
memanfaatkan persamaan
dan perbedaan di antara guru dan personil pendidikan
lainnya untuk membangkitkan motivasi atau dorongan untuk mencapai tujuan bersama Handoko, 2005
dalam Musadad, 2010: 145. Kepemimpinan seorang pemimpin dalam suatu lembaga merupakan kunci
utama dalam proses belajar dan mengajar, dimana kepala atau pemimpin bertanggung jawab untuk
mengatur, mengembangkan dan mengevaluasi guru-
39
guru untuk meningkatkan kompetensi guru Radinger, 2014: 378-394.
Menurut Fullan Langworthy 2014: 11 dalam meningkatkan
kompetensi pedagogik
guru perlu
melibatkan peran serta dari siswa. Siswa pada saat ini jarang sekali suka mendengarkan penjelasan guru,
namun siswa ingin terlibat aktif dan menentukan langkah mereka sendiri dalam belajar, membicarakan
pelajaran mereka sendiri dan teknologi menjadi alat untuk siswa berinteraksi dengan dunia disekitar
mereka. Hal tersebut menambahkan bahwa dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru, guru perlu
bekerja sama dengan siswa, sehingga guru dapat memahami pola pikir siswa dan dapat mengembangkan
pembelajarannya. Selain upaya yang dilakukan untuk peningkatan
kompetensi pedagogik guru dari interen, perlu adanya dukungan dari luar. Dukungan dari luar sekolah
seperti dukungan
dari Pemerintah
atau Dinas
Pendidikan dengan mendukung guru untuk melakukan beberapa penelitian terkait dengan pembelajaran,
finansial, mentoring dan meningkatkan penilaian guru supaya guru dapat terus meningkatkan kualitasnya
Wilson, dkk., 2009: 1-9. Dalam
meningkatkan kompetensi
pedagogik guru, upaya yang dapat dilakukan diantaranya dengan
melakukan pelatihan, seminar, workshop, dan lesson
40
study. Selain itu, peran kepala sekolah sebagai pemimpin juga penting untuk membangkitkan motivasi
kepada para guru untuk mencapai tujuan bersama. Kemudian, hubungan yang baik antara guru dan murid
juga penting untuk meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran dan juga dukugan dari pihak
eksternal seperti dukungan dari pemerintah dan yayasan.
2.2. Strategi Peningkatan Kompetensi