45
pembelajaran kurikulum, mampu merancang dan melaksanakan program pembelajaran yang mendidik
dan dialogis, mendiagnosis berbagai hambatan dan masalah yang dihadapi peserta didik, melakukan
evaluasi hasil belajar dan menyempurnakan program pembelajaran berdasarkan umpan balik yang telah
dikumpulkan secara sistematik, mampu mengem- bangkan potensi peserta didik. Rencana strategis
penting untuk dimiliki oleh organisasi dalam mencapai tujuan
organisasi dan
mencapai keberhasilan
organisasi dengan perencanaan jangka panjang dan program-program
jangka panjang
dengan menyinergikan berbagai sumber daya yang dimiliki
organisasi secara proposional dan terus mencoba tren saat ini sehingga dapat diambil keputusan stratejik
untuk mencapai tujuan dan kesuksesan organisasi.
2.2.2. Langkah-langkah Pengembangan Strategi
atau Rencana Strategi
Dalam melakukan
pengembangan ada
10 tahapan menurut Borg Gall 1983: 775, yaitu:
1 Research and information collecting
Studi literatur
yang berhubungan
dengan permasalahan yang dikaji dan pengukuran kebutuhan
dalam penelitian skala kecil, dan juga persiapan untuk merumuskan kerangka kerja penelitian.
2 Planning
Rencana penelitian disusun dengan merumuskan keahlian serta kecakapan yang berhubungan dengan
permasalahan, menentukan tujuan setiap tahapan, desain penelitian dan dilakukannya studi kelayakan
terbatas.
46 3
Develop preliminary form of product Mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang
akan dihasilkan. Pada tahap ini terdapat persiapan komponen
pendukung serta
menyiapakan buku
petunjuk dan
buku, serta
melakukan evaluasi
kelayakan alat-alat pendukung. 4
Preliminary field testing Tahap ini dilakukannya uji coba lapangan terbatas
dengan 1 sampai dengan 3 sekolah, dengan 6-12 subyek.
Pengumpulan dan
analisis data
dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau
angket. 5
Main product revision Perbaikan produk awal berdasarkan hasil uji coba awal
dan dapat dilakukan lebih dari satu kali sesuai dengan hasil uji coba terbatas hingga diperoleh draft produk
utama yang siap diuji coba lebih luas.
6 Main field testing
Uji coba utama yang melibatkan jumlah sekolah yang lebih luas, 5-15 sekolah, dan subjek 30-100 orang.
Pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif. Hasil dari uji coba utama berbentk evaluasi pencapaian hasil
uji coba Desain model yang dibandingkan dengan kelompok kontrol. Umumnya tahapan ini menggunkan
rancangan penelitian eksperimen.
7 Operational product revision
Dilakukannya perbaikan hasil uji coba utama sehingga produk yang dikembangkan berupa desain model yang
siap untuk di validasi.
8 Operational field testing
Uji validasi model operasional yang sudah dihasilkan dilaksanakan pada 10-30 sekolah dengan subjek 40-
200. Angket, wawancara, observasi merupakan cara pengujian dengan analisis hasilnya. Langkah ini
bertujuan untuk menentukan suatu model yang dikembangkan siap digunakan tanpa pendampingan
dari peneliti.
9 Final product revision
Perbaikan akhir yang dilakukan terhadap model untuk hasil akhir atau produk akhir.
47 10
Dissemination and implementation Penyebarluasan produk yang dikembangkan pada
masyarakat luas dalam kancah pendidikan. Langkah ini menekankan
pada mensosialisasikan
dan mengkomunikasikan temuan baik dalam seminar,
publikasi jurnal
maupun pemaparan
kepada stakeholder’s yang berhubungan dengan temuan
penelitian.
Sedangkan menurut Draganidis, dkk. 2006: 51- 64 terdapat 9 langkah dalam mengembangkan model,
yaitu:
1 Membentuk tim penyusun model Creation of Model
Sistems Team CST, yang terdiri atas orang-orang yang akan mendalami dalamnya suatu pekerjaan yang
terdapat dalam model tersebut, biasanya terdiri dari eksekutif, manajer, dan pemilik dan mereka ber-
tanggungjawab secara keseluruhan.
2 Identifikasi matrik kinerja dan memvalidasi sampel
Identification of performance Metrics and Validation Sample, menentukan skala untuk menentukan tingkat
superior, menengah dan terbatas untuk pekerjaan dalam model.
3 Daftar kebutuhan tentatif Development of Tentative
Needs List dikembangkan, CST melakukan pe- ngembangan draft kompetensi awal yang nantinya
digunakan sebagai
dasar pembentukan
model. Pengembangan daftar kebutuhan akan sukses dengan
mempertimbangkan organisasi lain yang telah dibuat serta dipadukan dalam strategi organisasi.
4 Menentukan kompetensi dan indikator perilaku
Definition of Models and Process Indicators, pada tahap ini,
informasi mengenai
komponen model
yang dibutuhkan untuk menyusun model melalui diskusi
kelompok dan survey lapangan. 5
Mengembangkan inisial model Development of an Initial Model, CST mengembangkan initial kebutuhan model
berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan telah dianalisa secara kuantitatif dan analisa isi sesuai
dengan topik interview dan hasil diskusi kelompok.
48 6
Cross-Check of Initial Model atau mengadakan pengecekan pada initial model, sangat perlu untuk
mengecek ulang dengan cara mewawancarai pelaksana atau membuat tambahan kelompok diskusi dengan
orang yang tidak terlibat pada model yang telah dilaksanakan sebelumnya.
7 Model Refinement, pensortiran model. Analisa yang
dilakukan sama seperti yang digunakan pada pe- ngembangan inisial model.
8 Validation of the Model, validasi model yang sudah
dikembangkan untuk mendapatkan pengukuhan. 9
Finalize the Model, menyempurnakan model dengan menyingkirkan beberapa komponen dan proses yang
tidak ada hubungannya dengan tujuan model.
Menurut Mulyasana
2012: 120
dalam merumuskan strategi yang tepat dibutuhkan langkah-
langkah yang cermat dan dapat dipertanggung- jawabkan, dijelaskan sebagai berikut:
1 Mengidentifikasi rencana kegiatan, tujuan, dan arah
kegiatan, serta aksi program yang akan dilaksanakan. 2
Menetapkan standar mutu penggunaan strategi. Dengan standar ini, dianalisis seluruh komponen yang
terlibat kegiatan, apakah komponen-komponen tersebut layak atau tidak. Bila sebagian yang tidak layak perlu
perbaikan, tetapi bila yang tidak layak semua komponen, maka perlu penataan strategi.
3 Mengidentifikasi situasi lingkungan khususnya yang
berkaitan dengan peluang, ancaman, hambatan dan tantangan
internal mauun
eksternal. Apakah
lingkungan itu mendukung semuanya, sebagian, atau sama sekali tidak mendukung. Bila semuanya tidak
mendukung, maka perlu penyusunan strategi baru yang diperkirakan cocok dengan kondisi lingkungan.
4 Menganalisis berbagai kelemahan dan kesenjangan,
baik kesenjangan
anatara tuntutan
dengan kemampuan, antara harapan dan kenyataan, antara
sasaran dan strategi, maupun antara peluang dan ancaman.
49 5
Melakukan riset masa depan dan sekaligus mempelajari sifat dan arah perubahan yang diperkirakan akan
berpengaruh langsung terhadap dinamika usaha 6
Menyusun strategi alternatif yang mampu menjawab berbagai tantangan perubahan. Strategi ini harus
disusun secara fleksibel dan mampu menjawab tantangan dan permasalahan yang kemungkinan akan
timbul dimasa depan.
Menurut Sugiyono 2014: 408-409 terdapat 10 tahapan pengembangan strategi yang dapat digunakan
dalam mengembangkan rencana strategis peningkatan mutu, sebagai berikut:
Gambar 2.1. Langkah-langkah Pengembangan Renstra, Sugiyono 2014
Dalam penelitian ini hanya dibatasi sampai pada tahap yang keenam, yaitu uji kelayakan desain
bersama dengan kepala sekolah, pengawas sekolah dan pakar, dan kemudian dimodifikasi dengan adanya
kesepakatan dengan sekolah.
1 Potensi dan Masalah
Potensi merupakan segala sesuatu yang jika digunakan memiliki nilai tambah, dan masalah merupakan
penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah ditunjukkan dengan data
yang empirik dan terbaru.
Potensi dan
masalah Desain
Produk
Uji Kelayakan
Validasi Desain
Revisi Desain
Revisi Produk
Uji Coba Revisi
Produk Produksi
Pengumpu lan data
50
2 Pengumpulan Data
Potensi dan masalah yang telah dikumpulkan secara faktual kemudian dikumpulkan berbagai informasi yang
dapat digunakan untuk merencanakan suatu strategi sebagai pemecahan terhadap masalah tersebut. Data
yang diperlukan dapat diperoleh melalui wawancara, observasi, studi dokumen, dan FGD Forum Group
Discussion.
3 Desain Produk
Produk yang dihasilkan adalah rencana strategis yang dapat dijadikan sebagai pedoman peningkatan mutu
sekolah. Rencana strategis ini masih bersifat hipotik karena keefektifitasannya dapat diketahui setelah
pengujian.
4 Validasi Desain
Validasi desain dilakukan sebagai proses kegiatan untuk menilai apakah rencana strategis yang dibuat
secara rasional akan efektif digunakan sebagai usaha peningkatan
mutu. Dalam
validasi data
ini menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli untuk
menilai desain tersebut, selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatan.
5 Revisi Desain
Setelah rencana strategi tersebut divalidasi, akan dapat diketahui kelemahan dari rencana strategi tersebut,
selanjutnya dicoba untuk diperbaiki, dimana Peneliti bertugas untuk memperbaiki rencana strategi tersebut
yang nantinya akan menghasilkan rencana strategis yang
dapat diberikan
kepada sekolah
sebagai peningkatan mutu.
6 Uji Kelayakan
Rencana strategi yang telah dibuat tidak dapat langsung diuji coba, namun harus divalidasi dan
direvisi. Uji coba tahap awal dilakukan dengan simulasi, seteah itu di uji cobakan.
7 Revisi Produk
Dalam revisi produk di lakukan untuk mencari efektivitas dan efisiensi sistem kerja baru dengan cara
membandingkan strategi lama dengan strategi baru.
51
8 Uji Coba Produk
Setelah pengujian terhadap strategi berhasil dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting maka
selanjutnya strategi yang baru itu dapat diterapkan di sekolah. Dalam pelaksanaan strategi tersebut tetap
harus dinilai kekurangan hambatan yang muncul untuk perbaikan lebih lanjut.
9 Revisi Produk
Revisi produk dilakukan apabila dalam pelaksanaan strategi
di sekolah
terdapat kekurangan
dan kelemahan,
maka dalam
uji oemakaian
selalu mengevaluasi begaimana strategi itu diterapkan.
10 Pembuatan Produk Masal
Bila strategi
peningkatan mutu
tersebut telah
dinyaakan efektif dalam beberapa kali pengujian, maka strategi tersebut dapat diterapkan pada setiap lembaga
pendidikan.
Kementrian Pendidikan Nasional 2010: 1-67 merumuskan
suatu strategi
terdapat beberapa
tahapan, yaitu:
1 Memahami konsep perencanaan
Tahap dimana para pemangku kepentingan dapat memahami konsep perencanaan yang akan dibuatnya.
2 Memahami konsep rencana strategis
Memberikan pemahaman tentang konsep, arti penting, dasar hukum serta sistematika renstra.
3 Pemutahiran profil layanan
Meningkatkan pemahaman penyusunan profil pe- layanan dan belanja pendidikan.
4 Merumuskan isu strategis
Meningkatkan pemahaman tentang pengertian dan tahapan isu strategis.
5 Merumuskan rencana strategis
Meningkatkan pemahaman
para pemangku
ke- pentingan di sektor pendidikan tentang konsep dan
langkah perumusan strategis.
52
Borg and Gall memiliki 10 langkah pengembangan, yaitu 1 penelitian dan pengumpulan informasi, 2
perencanaan, 3 pengembangan produk awal, 4 uji coba awal, 5 perbaikan produk utama, 6 uji coba
produk utama, 7 penyempurnaan hasil uji coba, 8 uji validasi, 9 perbaikan akhir, dan 10 penyebaran model
kepada khalayak. Draganidis, Fotis dan Gregoris memiliki
9 langkah
pengembangan, yaitu
1 membentuk tim penyusunan model, 2 identifikasi
metric kinerja
dan memvalidasi
sampel, 3
mengembangkan daftar
kebutuhan tentative,
4 menentukan kompetensi dan indikator perilaku, 5
mengembangkan inisial
model, 6
mengadakan pengecekan pada initial model, 7 pensortiran model, 8
validasi model, dan 9 menyempurnakan model. Sedangkan Mulyasana memiliki 6 tahapan dalam
merumuskan strategi, yaitu 1 mengidentifikasi rencana kegiatan,
2 menetapkan
standar mutu,
3 mengidentifikasi situasi lingkungan, 4 menganaliis
kelemahan dan kesenjangan, 5 melakukan riset masa depan, dan 6 menyusun strategi alternative yang
menjawab tantangan perubahan. Sugiyono memiliki 10 tahapan,
yaitu 1
potensi dan
masalah, 2
pengumpulan data, 3 desain produk, 4 validasi desain, 5 revisi desain, 6 uji kelayakan, 7 revisi
produk, 8 uji coba, 9 revisi produk, dan 10 produksi. Dalam Kementrian Pendidikan Nasional terdapat 5
53
tahapan menyusun
rencana strategi,
yaitu 1
memahami konsep perencanaan, 2 memahami konsep perencanaan strategis, 3 pemutahiran profil layanan
pendidikan, 4 merumuskan isu strategi, dan 5 merumuskan rencana strategis.
Berdasarkan langkah-langkah
pengembangan strategi yang telah dikemukakan oleh Borg dan Gall,
Mulyasana, Draganidis dkk., Sugiyono dan Kementrian Pendidikan
Nasional, maka
peneliti tertarik
menggunakan langkah pengembangan strategi dari Sugiyono, namun hanya sampai pada tahap ketujuh,
yaitu revisi desain setelah dilakukannya uji kelayakan dalam FGD bersama dengan pihak sekolah.
2.3. Mutu Sekolah