43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemeriksaan Bahan Tumbuhan
Sampel yang digunakan berupa serbuk simplisia tumbuhan rimpang temu giring Curcuma heyneana Val yang diperoleh dari PT. Sumatera Busan
Lampiran 1 halaman 70.
4.1.1 Karakterisasi simplisia dan ekstrak
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia rimpang temu giring diperoleh bentuk keping pipih, ringan, diameter 2-4 cm dan ketebalan 1-4 mm, bagian tepi
berombak atau keriput, warna kuning terang, bau khas aromatik, rasa sedikit pedas dan lama kelamaan menimbulkan rasa tebal Lampiran 3 halaman 72.
Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia rimpang temu giring terlihat adanya butir pati, tetes minyak atsiri, parenkim, rambut penutup, pembuluh kayu
dan fragmen gabusLampiran 5 halaman 76. Menurut Kemenkes RI 2008, suatu simplisia dan ekstrak yang akan
digunakan sebagai bahan baku obat harus memenuhi persyaratan mutu yang tercantum dalam monografi. Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia
rimpang temu giring dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Universitas Sumatera Utara
44
Tabel 4.1 Hasil karakterisasi serbuk simplisiarimpang temu giring
Hasil karakterisasi serbuk simplisia memenuhi syarat berdasarkan persyaratan pada MMI Materia Medika Indonesia 1989, karena kadar air tidak
lebih dari 10, sedangkan kadar air simplisia yang diperoleh adalah 9,14. Penetapan kadar sari larut air untuk mengetahui banyaknya sari larut
dalam pelarut air. Senyawa yang dapat larut dalam air adalah glikosida, gula, gom, protein, enzim, zat warna, dan asam organik. Kadar sari larut air diperoleh
17,18. Kadar sari larut etanol yang diperoleh 24,87, kadar tersebut sesuai dengan persyaratan yang tercantum di dalam MMI.Penetapan kadar sari dilakukan
untuk mengetahui kandungan senyawa kimia yang larut dalam air maupun dalam etanol. Senyawa yang dapat larut dalam etanol adalah glikosida, antrakinon,
steroida, flavonoida, klorofil, dan dalam jumlah sedikit yaitu lemak dan saponin Depkes, 1979. Penetapan kadar abu total bertujuan untuk mengetahui kadar
senyawa-senyawa anorganik seperti oksida logam Mg, Ca, Pb, dan Si. Pada penetapan kadar abu tidak larut asam, senyawa anorganik yang tidak larut adalah
silika. Besarnya kandungan logam tersebut, dapat membahayakan kesehatan. Hasil yang didapat untuk kadar abu total adalah 4,54 dan kadar abu tidak larut
asam adalah 1,4, kadar tersebut juga memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam MMI.Hasil pemeriksaan karakterisasi ekstrak etanol
rimpang temu giring
dapat dilihat pada Tabel 4.2. No
Karakteristik serbuk simplisia Simplisia
Kadar Persy. MMI
1 Kadar air
9,14 10
2 Kadar sari larut dalam air
17,18 16
3 Kadar sari larut dalam etanol
24,87 6
4 Kadar abu total
4,54 9
5 Kadar abu tidak larut dalam asam
1,4 1,5
Universitas Sumatera Utara
45
Tabel 4.2 Hasil karakterisasi ekstrak etanol rimpang temu giring EERTG
Hasil karakterisasi ekstrak etanol rimpang temu giring memenuhi syarat berdasarkan persyaratan pada Materia Medika Indonesia. Kadar air yang
diperoleh pada hasil karakterisasi ekstrak adalah 3,97 sehingga ekstrak yang diperoleh merupakan ekstrak kental karena masih mengandung sedikit air.
Hasil penyarian 500 gram serbuk simplisia rimpang temu giring dengan pelarut etanol 96 diperoleh ekstrak kental 95,32 gram rendemen 19,06.
4.1.2 Skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak rimpang temu giring