Pembuatan Larutan Katekin 0,01 Pengujian Aktivitas Hepatoprotektor

38

3.10 Pembuatan suspensi Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring EERTG

Pembuatan suspensi EERTG 5 bv dilakukan dengan cara sebagai berikut: sebanyak 1,25 gram EERTG dimasukkan kedalam lumpang, kemudian ditambahkan sedikit demi sedikit CMC 0,5 sambil digerus sampai homogen. Masukkan suspensi EERTG kedalam labu tentukur, tambahkan CMC 0,5 sampai 25 ml.

3.11 Pembuatan Suspensi dan Penentuan Dosis Parasetamol 20

Suspensi parasetamol dalam CMC 0,5 dibuat dengan cara melarutkan 10 gram serbuk parasetamol yang telah ditimbang ke dalam CMC 0,5 di dalam lumpang, digerus hingga homogen, kemudian di encerkan dengan sebagian larutan CMC 0,5. Masukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, cukupkan volumenya dengan larutan CMC 0,5 sampai garis tanda. Dosis parasetamol dipilih berdasarkan dosis hepatotoksiknya terhadap tikus yaitu 2gkg bb Donatus et al., 1983; Parmar, 2006.

3.12 Pembuatan Larutan Katekin 0,01

Larutan katekin dibuat dengan cara melarutkan 5 mg serbuk katekin yang telah ditimbang dengan sedikit akuades di dalam lumpang, gerus hingga larut, kemudian masukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, cukupkan volumenya dengan akuades sampai garis tanda. Pemilihan dosis katekin berdasarkan dosis hepatoprotektornya terhadap tikus yang tercantum pada acuan sediaan herbal, badan POM RI., 2002. Universitas Sumatera Utara 39 3.13Pembuatan Larutan Buffer Formalin 10 Pembuatan larutan buffer formalin 10 dilakukan dengan cara sebagai berikut: sebanyak 4,0 gram sodium hidrogen fosfat mono basik NaH2PO4, 6,5 gram sodium hidrogen fosfat dibasik Na2HPO4 dilarutkan dalam 900 ml akuadest. Setelah larut, tambahkan 100 ml formaldehyde 37-40, aduk sampai homogen Sudiana, 2005.

3.14 Pengujian Aktivitas Hepatoprotektor

Hewan percobaan dibagi atas 7 kelompok dan masing-masing terdiri dari 5 hewan percobaan. Aktivitas hepatoprotektif ekstrak diuji dengan menggunakan parasetamol sebagai kontrol negatif. Tikus kelompok I tanpa perlakuan normal tikus kelompok II diberi CMC – Na 0,5 1 kalihari selama 7 hari berturut-turut Aluko, et al., 2013dan diikuti pemberian suspensi parasetamol 2 gkg bb Parmar dan Prakash, 20066 jamsetelah pemberian CMC 0,5 hari ke-7 kontrol negatif. Tikus kelompok III diberi katekin 2 mgkg bbBPOM RI, 20021 kalihari selama 7 hari berturut-turut dan diikuti dengan pemberian suspensi parasetamol dosis 2gkg bb6 jam setelah pemberian katekin hari ke-7 kontrol positif. Tikus kelompokk IV – VII diberi EERTG berturut-turut dengan dosis 5mgkg bb, 25mgkg bb, 125mgkg bb dan 625mgkg bb1 kalihari selama 7 hari dan diikuti dengan pemberian suspensi parasetamoldosis 2 gkg bb6 jam setelah pemberian ekstrak pada hari ketujuh. Parmar dan Parkash, 2006, menyatakan bahwa pengambilan sampel darah dilakukan setelah 24 jam pemberian parasetamolTabel 2.2. Universitas Sumatera Utara 40 Tabel 2.2 Pengujian aktivitas hepatoprotektor Kelompok Perlakuan I Tanpa perlakuan normal II CMC – Na 0,5 + Parasetamol 2 gkg bb kontrol negatif III Katekin 2 mgkg bbhari + Parasetamol 2 gkg kontrol positif IV EERTG 5mgkg bbhari + Parasetamol 2 gkg bb V EERTG 25mgkg bbhari + Parasetamol 2 gkg bb VI EERTG 125mgkg bbhari + Parasetamol 2 gkg bb VII EERTG 625mgkg bbhari + Parasetamol 2 gkg bb Catatan: EERTG, katekin,dan CMC – Na 0,5diberikan selama 7 hari secara peroral

3.15 Pengukuran Parameter Biokimia ALT dan AST