92 Dalam proses pembuatan badan sarune tidak ada ukuran standart atau ukuran
yang pasti, semuanya tergantung dari ukuran batang kayu pohon selantam yang didapat. Hanya saja yang terpenting dalam pengambilan batang tersebut batang
pohon selantam yang dipilih harus dianggap cukup baik dan sudah tua kira-kira berumur 3-4 tahun. Batang yang akan menjadi bagian ujung harus berukuran lebih
besar dibandingkan dengan bagian pangkal, hal tersebut dikarenakan bentuk sarune sedikit mengerucut.
Selain itu batang yang akan ditebang harus berukuran cukup besar yang ideal menjadi badan sarune yaitu berdiameter kira-kira 4 cm -10 cm. Setelah memotong
batang kira-kira 31-40 cm dengan menggunakan parang. Setelah menebang batang kayu pohon selantam tersebut bapak Kebal Kaban mengucapkan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Setelah itu ujung batang dan pangkal dari batang tersebut diratakan terlebih dahulu. Kemudian batang tersebut dibawa pulang kerumah yang
juga sebagai bengkel instrumen beliau untuk dibentuk.
4.7.1.2 Membentuk Bentuk Kasar Badan Sarunei Perdah
Setelah kayu tersebut diratakan pada bagian ujung dan pangkal, kayu tersebut dikikis bagian kulit luarnya. Pada tahap pengerjaan membentuk bentuk
kasar ini peralatan yang digunakan adalah pisau. Proses ini dilakukan untuk mengurangi ketebalan kayu pada bagian ujung dan pangkal sampai mendapatkan
bentuk kasar dari bagian perdah.
Universitas Sumatera Utara
93 Gambar 36 : Proses Mengikis Kulit
Dokumentasi Penulis
Gambar 37 : Membentuk Badan Sarunei Dokumentasi Penulis
Universitas Sumatera Utara
94
4.7.1.3 Proses pelubangan
Setelah kayu sudah berbentuk, tahap selanjutnya adalah proses pembuatan lubang. Proses pelubangan ini dilakukan dengan menggunakan peralatan temper
galang dengan cara menusuk bagian tengah dari kayu. Dan memutar bolak-balik temper tersebut sampai temper tersebut masuk kebagian dalam batang kayu. Setelah
temper masuk pada bagian tengah kayu, temper tersebut dijepitkan pada bagian tengah kaki. Kemudian bentuk kasar sarune tersebut diputar dengan perlahan-lahan
sampai bagian tengah batang tersebut berlubang sesuai dengan bentuk temper yang lancip atau lubang bagian ujung berdiameter lebih besar dibandingkan dengan
lubang bagian pangkal. Hal selanjutnya yang dilakukan adalah membuat lubang pada bagian pangkal sarune dengan menusukkan temper ke bagian pangkal badan
sarunei tersebut.
Gambar 38 : proses pengelubangan dokumentasi penulis
Universitas Sumatera Utara
95
4.7.1.4 Menyempurnakan dan menghaluskan bentuk sarune
Setelah proses pelubangan selesai, hal selanjutnya yang dilakukan adalah mengikis bagian-bagian luar yang kasar pada badan sarune dengan menggunakan
pisau, dan kemudian menghaluskannya dengan bambu dan kertas pasir.
Gambar: 39 proses menghaluskan bentuk sarune
Universitas Sumatera Utara
96 Gambar: 40 badan sarune setelah di haluskan
Dokumentasi Penulis
4.7.1.5 Mengukur Jarak Lubang Jari Dan Memberi Tanda
Setelah menghaluskan dan menyempurnakan bentuk pada badan sarune tahap selanjutnya adalah menentukan titik-titik lubang jari. Cara menentukan lubang
jari pada sarune jahe adalah dengan menggunakan teori persamaan jarak antara panjang sarune dibagi dengan 10 titik yang sebagai acuan untuk membuat jarak
lubang jari pada sarune. Setelah mendapatkan panjang keseluruhan perdah dengan mengukur nya, kemudian akan dihasilkan 9ruas sarune dengan 10titik sarune.
Lubang jari pertama ditandai pada titik kedua dengan ruas pertama. Setelah lubang jari pertama dapat ditentukan bapak Kebal Kaban dapat melanjutkannya dengan cara
yang sama hingga sampai lubang jari ketujuh. Jadi, dapat kita simpulkan letak lubang jari kedua adalah pada titik ketiga ruas kedua, lubang jari ketiga terletak pada
titik keempat ruas perbatasan antara ruas ketiga dan keempat. Begitu seterusnya hingga lubang jari ketujuh. Akan tersisa dua titik dan dua ruas pada perdah sarune.
Atau lebih jelasnya kita dapat melihat pada gambar berikut.
Universitas Sumatera Utara
97 Gambar 41 : proses pengelubangan lubang jari pada sarune
Universitas Sumatera Utara
98 Gambar 42: proses pelubangan
Gambar43 : proses pelubangan
Universitas Sumatera Utara
99 Gambar 44: proses pengukuran untuk pembuatan lobang bawah
Gambar 45: proses pelubangan lobang bawah
Universitas Sumatera Utara
100
4.7.2 Pembuatan Gundal 4.7.2.1 Pemilihan Kayu