47 c
Di upacara pernikahan hanya biasa saja.
Sekitar 1956 Kebal Kaban memiliki grup yang bernama “Penggual Guldah”. Mereka meneruskan dan menjaga kelestarian pemusik karo jahe langkat.
Nama-nama penggual seangkatan kebal kaban: 1.Ngantus Sembiring
2.bena muli Ginting 3.tergiah perangin-angin
4.suria sitepu 5.longge ginting
Dulu terdapat beberapa penggual di langkat. Antara lain; 1.penggaul kampong tanjung Langkat
2.penggual Nangka Lima 3.penggual Namo ukur
4.penggual namo terasi
2.11 Kebal Kaban Sebagai Pembuat Alat Musik
Seperti yang telah dibahas di sub bab sebelumnya, bahwa latar belakang keluarga banyak mempengaruhi dan membuat Kebal Kaban seorang yang piawai
dalam bermain musik tradisional Karo Jahe. Demikian juga halnya sebagai pembuat instrumen musik Karo Jahe.
Kemampuan dalam membuat instrumen musik tradisional masyarakat Karo Jahe diperoleh bapak Kebal Kaban semenjak dia masih anak-anak, beliau sering
Universitas Sumatera Utara
48 membantu ayahnya bapak Ngesah Kaban dalam membuat instumen musik
tradisional masyarakat Karo Jahe. Berawal dari pengalaman hidup pada masa anak- anak tesebutlah yang terus dikembangkan dan menjadi bekal bagi beliau untuk
memulai karir beliau sebagai pembuat instrumen musik tradisional pada masyarakat Karo Jahe.
Awalnya kebal kaban hanya ingin memperbaikki sarunenya peninggalan Ngesah kabanayah yang rusak ke Gunung Ambat . Kemudian Kebal Kaban
berinisiatif untuk belajar sendiri agar dapat memperbbaiki sarune buatan ayahnya tersebut. Lalu untuk mengantisipasi perbaikkan sendiri, sekitar tahun 1958 kebal
kaban memulai karirnya sebagai pengrajinpembuat sarune berbekal dari pengalamnnya membuat sarune dengan almarhum ayahnya Ngesah Kaban.
Sehingga beliau membuat instrumen musik tradisional tersebut seperti apa yang pernah dialami dan dipelajari beliau ketika bersama dengan ayahnya. Sarune,
gendang kitik, belobat, surdam adalah jenis instrumen musik tradisional yang sering dibuat oleh bapak Kebal Kaban , karena keempat instrumen tersebutlah yang kerap
digunakan oleh bapak Kebal Kaban dan saudaranya dalam setiap pertunjukan yang mereka adakan maupun yang mengundang mereka untuk bermain musik tradisional.
Dengan seringnya instrumen musik tradisional buatan bapak Kebal Kaban tersebut ditampilkan di beberapa acara-acara Kabupaten Langkat, maka hal tersebut lambat
laun mulai diketahui oleh pemusik tradisional Karo lainnya, dan merekapun mulai meminta kepada bapak Kebal Kaban untuk dibuatkan juga instrumen musik serupa.
Universitas Sumatera Utara
13
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Batak Karo adalah salah satu etnis yang terdapat di Sumatera Utara. Etnis Batak Karo termasuk dalam Sub Etnis Batak, yang diantaranya adalah, Pakpak,
Simalungun, Toba, Mandailing, Angkola, Bangun, 1993 : 94 . Berdasarkan wilayah administratif pemerintah, masyarakat Karo mendiami daerah kabupaten
Karo meliputi Tanah Karo dan sekitarnya dan Kabupaten Langkat. Masyarakat Karo yang mendiami daerah kabupaten Karo sering disebut sebagai Karo Gugung
yang artinya adalah masyarakat Karo yang mendiami dataran tinggi pegunungan, dan masyarakat Karo yang menempati Kabupaten Langkat disebut sebagai Karo
Jahe yang artinya adalah sebagian masyarakat Karo yang mendiami dataran rendah wilayah Langkat dan Deli Serdang Darwan Prints, 2004 : 12
Etnis Batak Karo memiliki budaya yang diwariskan dari leluhurnya secara turun-temurun. Salah satu bentuk dari kebudayaan itu adalah kesenian. Kesenian
pada Etnis Batak Karo sangat banyak, diantaranya adalah seni tekstil, seni tari, seni ukir, seni patung dan juga seni musik. Dalam tulisan ini, penulis lebih
berfokus untuk mengkaji aspek musik dari etnis Batak Karo yang di Kabupaten Langkat saja atau disebut dengan Karo Jahe.
Bagi masyarakat Karo Jahe , musik menjadi sebuah kebutuhan yang banyak digunakan untuk tujuan hiburan, ritual, upacara adat, dan juga upacara
keagamaan, maka terdapatlah sebuah ensambel musik pada masyarakat Karo Jahe
Universitas Sumatera Utara