45
ke empat, dedak padinya tidak dibakar dan tidak dihaluskan. Demikian juga halnya dengan tanah bekas cetakan, juga tidak dihaluskan, sehingga dengan
demikian tanah ini menjadi kasar. Bahan pada tahap keempat ini sebelum dijadikan untuk membalut talempong lilin sebelumnya juga diaduk didalam
sumue adukan.
Gambar 16: Tanah yang diaduk di sumue adukan Dokumentasi Rendy Pradana Amri.
3.6.3 Membalut Talempong Lilin dan Penjemuran
Pada tahap pertama seluruh permukaan dan juga bagian dalam talempong lilin dibalut dengan tanah adukan yang warnanya kehitam-hitaman hingga rata.
Universitas Sumatera Utara
46
Tanah adukan ini senggaja dilembekkan dengan mencapurnya dengan air agar memudahkan tanah untuk bisa melekat pada talempong lilin. Cara melapisinya
adalah, pertama talempong dipegang dengan tangan kiri yang dimasukkan pada bagian rongga talempong lilin, sedangkan tangan kanan menggambil tanah
adukan yang ada pada ember yang kemudian memolesinya ke talempong lilin. Yang pertama dipolesi adalah permukaan bagian atas talempong lilin yaitu sekitar
pencutombol, dengan ketebalan lebih kurang 1 mm. Setelah selesai bagian pencu maka dilanjuti pada bagian datar talempong lilin dengan cara memolesinya
dengan melingkar dan merata. Selanjutnya pada bagian dinding talempong lilin dengan cara memutarnya dengan arah jarum jam dengan ketebalan yang sama.
Demikianlah pekerjaan ini dilakukan hingga selesai keseluruh talempong lilin yang akan dibalut pada pembalutan tahap pertama.
Pekerjaan membalut ini sama halnya dengan pembalutan pada tahap kedua dan ketiga, tetapi tiap-tiap tahap pembalutan talempong ini harus diselingi dengan
penjemuran agar tanah yang sudah melekat pada talempong lilin menjadi keras, tidak lepas dari badan talempong lilin. Talempong lilin yang sudah dibalut dengan
tanah ini dijemur ditempat penjemuran yang disebut dengan salayan. Jadi talempong ini tidak langsung dijemur pada panas matahari. Kalau dilakukan
penjemuran langsung ke panas matahari akan menimbulkan keretakan-keretakan pada tanah yang sudah melekat di talempong lilin, akibatnya akan mempengaruhi
pada waktu melakukan pengecoran atau penuangan cairan logam. Lama penjemuran lebih kurang 1 sampai 2 jam, baru kemudian dilakukan lagi
pembalutan berikutnya. Setelah selesai pekerjaan pembalutan ini pembalutan tahap pertama, kedua, ketiga, maka akan kelihatan talempong lilin semakin tebal.
Universitas Sumatera Utara
47
Pekerjaan selanjutnya adalah melakukan pembalutan tahap keempat. Pada pembalutan tahap keempat ini, bahan yang digunakan adalah bahan yang sama
pada pembalutan tahap sebelumnya, tetapi ada perbedaan dimana dedak yang digunakan pada tahap yang keempat ini tidak dibakar dan dihaluskan, demikian
juga halnya dengan tanah bekas cetakan talempong yang sudah dipakai. Pembalutan tanah pada tahap keempat ini sengaja diperbesar pembalutannya agar
pada waktu dibakarnanti tetap kuat sehingga dilihat bentuknya tidak seperti pada pembalutan sebelumnya malah bentuknya kasar. Bentuk inilah yang disebut
dengan cetakan talempong tanah. Hal ini sengaja dibuat sedemikian rupa untuk mempermudah pada waktu melakukan pengangkatan cetakan ini dari dalam
tungku pembakaran setelah selesai dibakar. Disamping itu mempermudah pada waktu penuangan cairan logam, dimana dengan kasarnya seluruh permukaan
bagian bawah cetakan talempong tanah akan mengakibatkan tidak tumpahnya cairan logam pada waktu dilakukan penuangannya pada mulut cetakan talempong
tanah yang berada dilantai. Setelah selesai pembalutan keempat ini, maka cetakan talempong tanah ini dijemur langsung pada panas matahari, jadi tidak di salayan.
Penjemuran dipanas matahari dimaksudkan untuk mempermudah pengeringan akibat tanah balutan yang keempat ini kasar dan tebal yang berbeda pada tanah
balutan sebelumnya yang tanah nya halus dan tidak kasar. Lama penjemuran tergantung dari panasnya matahari pada waktu penjemuran. Kalau misalnya
belum kering pada hari itu juga, maka penjemuran dilanjutkan esok harinya sampai benar-benar cetakan talempong tanah itu kering betul dan siap untuk
dilakukan pembakaran. Seluruh proses pembalutan talempong lilin ini dilakukan
Universitas Sumatera Utara
48
diruangan bengke, termasuk penjemuran disalayan yang juga berada didalam ruangan bengke.
Gambar 17 : Membalut talempong lilin dengan tanah balutan I,II,III. Dokumentasi Rendy Pradana Amri.
5
5
Ketahanan aus adalah, ketahanan bahan yang mengalami perlakuan panas akibat gesekan yang pada suatu saat komponen mesin mengalami kehilangan fungsinya dan patah.
Universitas Sumatera Utara
49
Gambar 18 : Talempong lilin setelah dibalut dengan tanah balutan ke III. Dokumentasi Rendy Pradana Amri.
Universitas Sumatera Utara
50
Gambar 19 : Talempong lilin setelah dibalut tanah balutan I,II,III dikeringkan di salayan. Dokumentasi Rendy Pradana Amri.
Universitas Sumatera Utara
51
Gambar 20 : Talempong lilin setelah dibalut dengan tanah balutan ke IV. Dokumentasi Rendy Pradana Amri.
3.6.4 Pemanasan Pariuk Tanur dan Penimbangan Logam.