Mengolah Bahan Tanah Untuk Membalut Talempong Lilin

43 menyatukan ke dua bagian talempong lilin tersebut. Setelah disatukan maka perpaduannya disapukan yang sebelumnya telah dipanasi dengan cara melingkar dan pelan-pelan yang gunanya untuk melekatkan kedua sambungan talempong lilin tersebut agar tidak lepas antara keduanya. Dengan demikian maka akan kelihatan bentuk sebuah talempong yang terbuat dari bahan lilin. Pekerjaan selanjutnya adalah memasang lilin untuk mulut cetakan talempong tanah. Lilin tersebut memang sudah dipersiapkan terlebih dahulu, jadi tinggal memasangkannya saja. Adapun lebar lilin tersebut 2 cm dan panjangnya 5 cm. Cara memasangkannya adalah dengan jalan melekatkan lilin tersebut pada bagian bawah talempong lilin, dimana sebelumnya lilin tersebut dicelupkan terlebih dahulu ke wajan yang berisi cairan lilin guna untuk memudahkan melekatnya lilin tersebut pada bagian bawah talempong.

3.6.2 Mengolah Bahan Tanah Untuk Membalut Talempong Lilin

Sebelum talempong lilin dibalut dengan tanah, terlebih dahulu tanah tersebut diaduk di dalam sumue adukan. Adapun bahan-bahan untuk membalut talempong lilin ini adalah: 1 tanah liat, 2 dedak padi, dan 3 tanah bekas cetakan talempong tanah. Tanah liat disini adalah tanah liat seperti halnya tanah liat dalam membuat batakobatu bata yang mempunyai warna kemerah-merahan. Sedang dedak adalah kulit padi yang telah digiling atau ditumbuk dalam lesung secara manual sehabis panen. Tanah bekas adalah tanah bekas cetakan talempong yang telah dibakar dan dipecah atau tanah yang sudah digunakan sebagai cetakan 4 4 Rejasa adalah bahasa jawa untuk menyebutkan timah putih, sedangkan gangsa untuk menyebutkan perunggu Sembiring, 1990:70. talempong tanah pada waktu pembuatan talempong sebelumnya. Bekas cetakan inilah yang dijadikan sebagai tanah bekas yang sebelumnya dihaluskan terlebih Universitas Sumatera Utara 44 dahulu dan masih dimanfaatkan lagi untuk diolah sebagai tanah balutan talempong lilin. Menurut keterangan Bapak Ridwan, karena sulitnya untuk mendapatkan lagi tanah liat ini di Sungai Puar, maka sekarang ini tanah liat ini dipesan atau didatangkan dari daerah Payakumbuh, sebab tanah liat masih banyak terdapat di daerah Payakumbuh. Disamping itu, tanah liat dari Payakumbuh ini kualitasnya sangat baik untuk membalut talempong lilin. Bahan-bahan tersebut diatas diaduk di dalam sumue adukan. Proses kerja ini disebut mairiak, yaitu mengaduk bahan- bahan tersebut menjadi satu dengan jalan memasukkan semua bahan-bahan tersebut kedalam sumue adukan, kemudian memijaknya dengan kaki sampai rata. Mengaduk bahan-bahan tersebut bisa juga menggunakan kedua tangan untuk mengaduknya. Pada waktu pengadukan tanah ini juga dipergunakan air untuk mempermudah bagi pekerja untuk melembekkan tanah yang diaduk dan menyatukan ketiga bahan-bahan yang disebut di atas di dalm sumue adukan. Dedak yang dicampur dengan tanah liat dan tanah bekas terlebih dahulu dibakar sampai hangus dan untuk selanjutnya diayak dengan ayakan pasir yang sering digunakan oleh pekerja bangunan untuk mengayak pasir agar diperoleh dedak bakar yang halus. Begitu juga dengan tanah bekas sebelum dicampur dengan tanah liat dan dedak bakar juga terlebih dahulu dihaluskan dengan menggunakan ayakan yang sama. Setelah pengadukan selesai, maka bahn tanah inilah yang nantinya dijadikan sebagai bahan pembalut talempong lilin. Pembalutan talempong lilin dilakukan dengan empat tahap, dimana untuk tahap pertama, kedua, ketiga, menggunakan bahan yang sama. Sedang pada tahap Universitas Sumatera Utara 45 ke empat, dedak padinya tidak dibakar dan tidak dihaluskan. Demikian juga halnya dengan tanah bekas cetakan, juga tidak dihaluskan, sehingga dengan demikian tanah ini menjadi kasar. Bahan pada tahap keempat ini sebelum dijadikan untuk membalut talempong lilin sebelumnya juga diaduk didalam sumue adukan. Gambar 16: Tanah yang diaduk di sumue adukan Dokumentasi Rendy Pradana Amri.

3.6.3 Membalut Talempong Lilin dan Penjemuran