94
a. Analisis dengan menggunakan model pertumbuhan konstan
Dalam analisis ini langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: 1.
Menentukan jumlah saham yang akan dianalisis 2.
Mencari taksiran return yang disyratkan dan tingkat risikonya dengan menggunakan beta 3.
Meregresikan taksiran return yang disyaratkan dengan tingkat risikonya 4.
Membandingkan taksiran return yang disyaratkan dengan hasil regresi pada tahap c 5.
Simpulkan hasil pembandingan tersebut, apakah sebaiknya dijual atau dibeli.
Misalkan kita akan menganalisis 40 saham. Untuk mencari return taksiran masing-masing saham kita bisa menggunakan model pertumbuhan konstan. Sebagai contoh, untuk saham A yang mempunyai harga pasar
sekarang sebesar Rp. 3000,-. Diperkirakan bahwa dividen tahun depan sebesar Rp. 200,- serta pertumbuhan dividennya diperkirakan sebesar 10 setiap tahun. Dari data tersebut maka tingkat pengembalian yang
disyaratkan dari saham A tersebut adalah:
D
1
P = atau r-g = D
1
P dan dengan demikian r = D
1
P + g
r
– g r = 2003000 + 10 = 6,67 + 10 = 16,67
Sedang risiko saham A beta A, bisa dicari dengan menggunakan model indeks tunggal atau dengan model CAPM yang telah kita bahas sebelumnya. Misalkan kita dapatkan
beta saham A sebesar 1,2. Proses selanjutnya adalah mencari taksiran r dan beta untuk keempat puluh saham tersebut, misalkan kita dapatkan hasil seperti dalam tabel 8.1 berikut
ini:
Tabel 8.1 Return dan Beta yang diperkirakan
Dari 40 Saham Hipotetis No.
Saham Return
r
i
Beta
i
1. 2.
3. 4.
40 A
B C
D
AP 16,67
13,65 14,54
27,40
11,25 1,2
1,16 1,87
2,13
0,96 Setelah kita dapatkan return dan beta yang diperkirakan dari 40 saham tersebut,
langkah selanjutnya adalah meregresikan return dan beta tersebut, dimana return sebagai variabel dependennya dan beta sebagai variabel independennya. Sebagai misal setelah kita
regresikan return dan beta dalam tabel 8.1 tersebut menghasilkan model regresi sebagai berikut:
95
E r
i
= 11 + 2
i
Dari model ini, kita bisa menghitung return yang diharapkan untuk kempat puluh saham tersebut. Misalkan untuk saham A, return yang diharapkan sebesar:
Er
A
= 11 + 2 1,2 = 13,4 Untuk saham B, Er
b
= 11 + 2 1,16 = 13,32 Untuk saham C. Er
c
= 11 + 2 1,87 = 14,74 , dan seterusnya sampai keempat puluh saham yang ada.
Dari hasil perhitungan return yang diharapkan , langkah selanjutnya adalah membandingkan return yang diperkirakan dan yang diharapkan, misalnya untuk saham A,
return yang diperkirakan 16,67 lebih besar dari return yang diharapkan 13,34. Maka hal ini dapat disimpulkan bahwa saham A mengalami
underprice
, dan oleh karenanya sebaiknya saham A dibeli saja.
b. Analisis dengan menggunakan model PER
Model lainnya dalam analisis
cross sectional
dengan menggunakan PER. Sering analis menetapkan variabel-variabel apa yang kiranya mempengaruhi besarnya PER, baru
kemudian meregresikan variabel-variabel tersebut dengan PER. Berikut ini beberapa variabel yang sering digunakan untuk memproyeksi PER:
a.
Rasio laba yang dibayarkan sebagai dividen
divident payout ratio
, DPR. Diharapkan variabel ini mempunyai pengaruh yang positif terhadap PER
b. Tingkat pengembalian yang disyaratkan oleh investor r. Diharapkan variabel ini
mempunyai pengaruh yang negatif terhadap PER c.
Tingkat pertumbuhan dividen g. Diharapkan variabel ini mempunyai pengaruh yang posotif terhadap PER
d. Tingkat pertumbuhan laba. Diharapakan variabel ini mempunyai pengaruh yang positif
terhadap PER Misalkan kita mempunyai sampel yang berisi 50 saham, dan kita ingin memperkirakan
besarnya PER masa yang akan datang dengan menggunakan variabel DPR dan r sebagai variabel independennya. Data-data PER, DPR dan r dari semua perusahaan ini kita
regresikan, dan misalnya kita dapatkan model regresinya sebagai berikut:
PER = 7,2 + 4,5 DPR – 2,60 r
Dengan demikian apabila suatu saham, misalnya saham A, B, dan C saat ini mempunyai PER, dan perkiraan DPR, r masa yang akan datang seperti dalam tabel 8.2 berikut ini, maka dapat
dihitung nilai PER yang diharapkan dimasa yang akan datang.
Tabel 8.2 PER Saat ini, Perkiraan DPR, r dan PER yang diharapkan
PER Perkiraan
PER Saat ini
DPR r
Diharapkan Saham A
Saham B Saham C
6,30 8,35
7,65 40
25 30
25 18
20 8,35
7,86 8,03
PER
A
= 7,2 + 4,540 – 2,6025 = 8,35
Dengan membandingkan PER saat ini dan PER yang diharpkan dimasa yang akan datang, maka dapat diputuskan apakah mau menjual atau membeli saham tersebut. Untuk
96
saham A dan C, karena PER yang diharapkan lebih besar dari PER saat ini maka sebaiknya saham A dan C tersebut dibeli saja. Sedang untuk saham B karena PER yang diharapkan lebih
kecil dari PER saat ini maka sebaiknya saham B tersebut dijual saja.
Meskipun saham A dan C sama-sama layak dibeli, namun bila dihadapkan pada pemilihan, maka saham a lebih menarik dibandingkan C, karena saham A mempunyai
peningkatan PER yang diharapkan lebih besar bila dibandingkan dengan saham C. Peningkatan PER yang diharapkan saham A sebesar: 8,35
– 6,30 = 2,05. Sedang untuk saham C peningkatan PER yang diharapkan sebesar: 8,03
– 7,65 = 0,38.
97
BAB 9 PENILAIAN HARGA OBLIGASI