4
BAB 1 PENDAHULUAN
Tidak ada suatu investasi yang tidak mengandung risiko. Risiko yang muncul dari setiap jenis investasi terkait dengan ketidak-pastian nilai yang diciptakan investasi tersebut di
masa yang akan datang. Oleh karena itu penting bagi seseorang yang akan menginvestasikan dananya melakukan pengelolaan yang baik atas investasi yang akan dijalakannya, melalui apa
yang dinamakan proses investasi. Diharapkan dengan melakukan tahapan-tahapan dalam proses investasi tersebut dengan konsisten, investor akan memperoleh hasil yang optimal.
1.1 Proses Investasi.
Pada umumnya, proses investasi meliputi lima tahap, yaitu: a.
Penyusunan tujuan investasi.
Tetapkan terlebih dahulu apa yang akan diinginkan untuk dicapai berkenaan dengan dana yang akan diinvestasikan. Sebagai contoh, orang tua yang menginginkan
anaknya agar dapat kuliah pada 10 tahun yang akan datang, mungkin akan dihadapkan pada berbagai pilihan investasi untuk mewujudkan keinginannya
tersebut, yaitu apakah akan menanamkan dananya pada obligasi, asuransi, atau saham preferen.
b. Menetapkan tingkat risiko yang dikehendaki.
Dalam tahap ini, seorang investor harus menempatkan dirinya pada pilihan risiko yang dia berani menanggungnya, yaitu apakah dia mau risiko yang besar, sedang atau
yang kecil. Estimasi risiko dan pengembalian dari investasi. Tahap ini merupakan tahap yang
penting dan kritis dalam proses investasi. Dengan tehnik tertentu, dapatlah ditentukan besarnya risiko serta tingkat pengembalian yang diharapkan dari masing-masing jenis
investasi.
c. Membentuk portofolio yang optimal. Portofolio merupakan kumpulan dari beberapa
jenis investasi. Pembentukan portofolio ini dilakukan dalam rangka untuk mengurangi risiko. Karena ada berbagai portofolio yang mungkin untuk dibentuk,
tentunya portofolio mana yang dipilih adalah portofolio yang dengan tingkat risiko tertentu dapat memberikan tingkat pengembalian yang tertinggi, atau portofolio
dengan tingkat pengembalian tertentu tapi dengan risiko yang terendah.
d. Memeriksa kinerja investasi. Akhirnya, tiap periode investor harus memeriksa hasil
portofolionya, dalam rangka untuk menentukan apakah tujuan telah dicapai. Apabila hasil investasi tidak sesuai dengan yang diharapkan, perlu kiranya dilakukan
perbaikan portofolio. Pada tahap ini perlu kiranya investor melakukan perbaikan analisis sekuritas dan tehnik seleksi portofolionya.
1.2. Pengertian Investasi
Investasi merupakan tindakan konsumsi yang ditundaditangguhkan. Ketika seorang individu membeli surat berharga, misal saham atau obligasi, maka ia dikatakan melakukan
investasi, dikarenakan ia tidak menghabiskan semua uangnya untuk membeli barang-barang konsumsi saat ini. Arah atau tujuan penundaan konsumsi ini adalah harapan untuk
mendapatkan hasil yang lebih besar dari nilai penundaan ini. Misal, dengan uang Rp. 10.juta,-
saat ini, seorang individu membeli saham “X” sebanyak 2000 lembar dengan harga Rp. 5000,- per lembarnya. Ia berharap bahwa dengan pembelian saham ini, akan meningkatkan
jumlah uangnya pada masa yang akan datang, yaitu dengan adanya kenaikan harga saham
5
tersebut. Katakan 1 bulan kemudian harga saham “X” naik menjadi Rp. 7500,- per lembarnya, maka nilai saham yang ia pegang sebesar Rp. 15.juta,-.
Contoh tersebut menggambarkan ada peningkatan kekayaan dari individu tersebut selama 1 bulan sebesar Rp. 5 juta,- dari Rp.10 juta,- menjadi Rp. 15 juta,- atau sebesar 50
dari besarnya dana yang diinvestasikan Rp. 10 juta,-. Hal ini mengilustrasikan pentingnya konsep
time preference for money.
Apabila segala sesuatu diasumsikan konstan, umumnya seorang individu lebih menyukai mengkonsumsi saat sekarang dari pada masa yang akan
datang. Oleh karenanya agar seorang individu mau menunda konsumsinya saat sekarang, sebuah investasi yang potensial harus menawarkan tingkat pengembalian yang positif.
1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian
rate of return
Dengan demikian, kiranya ada
trade-off
antara konsumsi pada saat sekarang dan pada masa yang akan datang. Hal ini ditunjukkan dalam gambar 1 yang menggambarkan bahwa
bila seorang individu mempunyai kekayaan sebanyak Rp. 100,- dan ingin menginvesatsikan semuanya pada tingkat bunga 8 setahun, maka pada satu tahun yang akan datang
kekayaannya akan meningkat menjadi sebesar Rp. 108,- kemakmurannya meningkat Rp.8,-. Dengan demikian
real rate of return
atas investasi tersebut adalah 8. Begitu pula bila , misalnya, ia ingin menginvestasikan Rp. 40,- saja dari kekayaannya Rp. 60,- sisanya
digunakan untuk konsumsi saat sekarang maka pada satu tahun yang akan datang ia akan mendapatkan kekayaanya sebesar Rp. 43,20,-.
Rp.108
Sejauh ini kita tidak mempertimbangkan efek inflasi. Sekarang kita anggap bahwa tingkat inflasi masa yang akan datang sebesar 8. Dalam kasus ini, pada hakekatnya
kemakmuran individu tersebut tidak meningkat, karena peningkatan kekayaan sebesar Rp. 108,- satu tahun dari sekarang dapat digunakan untuk membeli barang yang sama pada saat
mempunyai kekayaan sebesar Rp.100,- saat sekarang. Dengan demikian
real rate of return
atas investasi tersebut adalah nol. Oleh karenanya, seorang investor akan menambahkan
Rp.108 Rp. 43,2
0 Rp. 40 Rp. 100
Gambar 1. “trade-off” antara konsumsi sekarang dan yang akan datang
6
tingkat inflasi i
nflation rate
ini pada
real rate of return
. Dengan demikian
nominal rate of return
yang diminta investor adalah:
Dalam contoh kita
Required nominal rate of return
meningkat menjadi 16 = 8 + 8.
Nominal rate of return
yang diminta investor tersebut untuk investasi yang bebas risiko
free risk
. Investasi dikatakan berisiko bila manfaat yang akan datang dari investasi tersebut tidak diketahui dengan pasti. Oleh karenanya untuk investasi yang berisiko,
rate of return
yang diminta investor akan menambahkan premi risiko
risk premium
dalam
nominal rate of return
.
Jadi bila investor menetapkan premi risiko sebesar 4 atas investasinya, maka
rate of return
yang diminta investor sebesar 20 16 + 4 = 20 . Jadi yang menentukan
rate of return
yang diminta investor adalah: a. Preferensi waktu untuk konsumsi seperti diukur dengan
risk free real rate
b. Tingkat inflasi yang diharapkan
c. Risiko yang dihubungkan dengan investasi yang tercermin dalam premi risiko.
1.4. Risiko dan Pengembalian