22 Cara kerja:
Sebanyak 1800 g serbuk simplisia majakani dimasukkan ke dalam wadah kaca berwarna gelap, kemudian dituangi dengan 7500 ml etanol 80. Ditutup dan
dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, disaring hingga didapat maserat. Ampas dicuci dengan 1500 ml etanol 80, dipindahkan
ke dalam bejana tertutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari, selanjutnya disaring. Maserat etanol yang diperoleh diuapkan dengan
menggunakan rotary evaporator pada temperatur ± 40 C sampai diperoleh
ekstrak kental kemudian dikeringkan menggunakan freeze dryer.
3.7 Percobaan Efek Antidiare
Percobaan efek antidiare meliputi penyiapan hewan percobaan, bahan uji, obat pembanding loperamid HCl, oleum ricini dan pengujian efek antidiare.
3.7.1 Penyiapan hewan percobaan
Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus jantan putih galur Wistar dengan berat badan 200-250 g sebanyak 36 ekor, dibagi dalam 6 kelompok
dimana setiap kelompok terdiri dari 6 ekor tikus. Dua minggu sebelum pengujian dilakukan, tikus diadaptasikan dengan lingkungan percobaan.
3.7.2 Penyiapan bahan
Penyiapan bahan-bahan meliputi larutan suspensi CMC 1, air suling, ekstrak etanol majakani Quercus infectoria G. Olivier, loperamid HCl tablet
Imodium
®
.
3.7.2.1 Pembuatan suspensi CMC Na 1 bv
Sebanyak 1 g CMC Na ditaburkan ke dalam lumpang berisi air suling panas sebanyak 20 ml, ditutup dan dibiarkan selama 30 menit hingga diperoleh
Universitas Sumatera Utara
23 massa yang transparan, digerus lalu diencerkan dengan air suling hingga 100 ml
Anief, 1999.
3.7.2.2 Pembuatan suspensi loperamid HCl dari tablet imodium
®
Satu tablet Imodium
®
mengandung 2 mg loperamid HCL. Berat satu tablet Imodium
®
adalah 162 mg. Sebanyak satu tablet Imodium
®
digerus halus dalam lumpang kemudian ditambah suspensi CMC Na 1 sedikit demi sedikit
sambil digerus homogen lalu diencerkan dengan suspensi CMC 1 hingga 10 ml.
3.7.2.3 Pembuatan suspensi ekstrak etanol majakani
Ekstrak etanol majakani dibuat pada satu konsentrasi, yaitu ditimbang sebanyak 500 mg EEM, kemudian digerus dalam lumpang, lalu ditambahkan
suspensi CMC 1 sedikit demi sedikit sambil digerus homogen lalu diencerkan dengan suspensi CMC 1 hingga 10 ml. Di setiap melakukan penelitian suspensi
EEM dibuat baru dengan konsentrasi yang sama.
3.7.3 Prosedur percobaan
Pelaksanaan percobaan ini menggunakan 36 ekor tikus putih yang dibagi secara acak ke dalam 6 kelompok. Sebelum percobaan dimulai, tikus dipuasakan
terlebih dahulu selama 16 jam. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberi suspensi CMC Na 1, kelompok II diberi suspensi Loperamid HCl 0,9 mgkg
BB, kelompok III, IV, V, dan VI diberi suspensi EEM masing-masing dengan dosis 75, 100, 125 dan 150 mgkg BB. Satu jam setelah perlakuan tikus diberi
oleum ricini 2 mlekor, lalu tikus ditempatkan dalam wadah pegamatan. Pengamatan dimulai 30 menit setelah pemberian oleum ricini.
Parameter yang diamati meliputi saat mulai terjadinya diare, frekuensi defekasi, konsistensi feses dan berat feses. Respon tiap tikus diamati pada menit
ke-30, 60, 90, 120, 150, 180, 210, 240, 300 dan 360 setelah pemberian oleum
Universitas Sumatera Utara
24 ricini. Parameter konsistensi feses dibagi menjadi 0= tidak defekasi, 1= feses
normal, 2= feses lembek, 3= feses berair berlendir membentuk massa feses, 4= feses berair berlendir tidak membentuk massa feses Adnyana, dkk., 2004;
Sa’roni, dkk., 1996; Wien dan Dian, 1996.
3.8 Analisis Data