20
3.5.2 Pemeriksaan flavonoida
Sebanyak 10 g serbuk simplisia dan ekstrak etanol majakani ditambahkan 10 ml air panas, dididihkan selama 5 menit dan disaring dalam
keadaan panas, ke dalam 5 ml filtrat ditambahkan 0,1 g serbuk magnesium dan 1 ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol, dikocok dan dibiarkan memisah.
Flavonoida positif jika terjadi warna merah atau kuning atau jingga pada lapisan amil alkohol Farnsworth, 1966.
3.5.3 Pemeriksaan glikosida
Serbuk simplisia dan ekstrak etanol majakani ditimbang sebanyak 3 g, lalu disari dengan 30 ml campuran etanol 95 dengan air 7:3 dan 10 ml asam
klorida 2 N, direfluks selama 2 jam, didinginkan dan disaring. Diambil 20 ml filrat ditambahkan 25 ml air suling dan 25 ml timbal II asetat 0,4 M, dikocok,
didiamkan 5 menit lalu disaring. Filtrat disari dengan 20 ml campuran isopropanol dan kloroform 2:3, dilakukan berulang sebanyak 3 kali. Sari air dikumpulkan
dan diuapkan pada temperatur tidak lebih dari 50
٥
C. Sisanya dilarutkan dalam 2 ml metanol. Larutan sisa digunakan untuk percobaan berikut: 0,1 ml larutan
percobaan dimasukan dalam tabung reaksi dan diuapkan diatas penangas air. Pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes pereaksi Molish. Kemudian secara perlahan-
lahan ditambahkan 2 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung, terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas kedua cairan menunjukkan ikatan gula Depkes,
1995.
3.5.4 Pemeriksaan antrakinon
Serbuk simplisia dan ekstrak etanol majakani ditimbang sebanyak 0,2 g, kemudian ditambahkan 5 ml asam sulfat 2 N, dipanaskan sebentar, setelah dingin
ditambahkan 10 ml benzena, dikocok dan didiamkan. Lapisan benzena
Universitas Sumatera Utara
21 dipisahkan dan disaring, kocok lapisan benzena dengan 2 ml NaOH 2 N,
didiamkan. Lapisan air berwarna merah dan lapisan benzena tidak berwarna menunjukkan adanya antrakinon Depkes, 1995.
3.5.5 Pemeriksaan saponin
Serbuk simplisia dan ekstrak etanol majakani ditimbang sebanyak 0,5 g dan dimasukan ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 10 ml air panas,
dinginkan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Jika terbentuk busa setinggi 1-10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan
penambahan 1 tetes asam klorida 2N menunjukan adanya saponin Depkes, 1995. 3.5.6 Pemeriksaan tanin
Serbuk simplisia dan ekstrak etanol majakani ditimbang sebanyak 1 g, dididihkan selama 3 menit dalam 100 ml air suling lalu didinginkan dan disaring.
Pada filtrat ditambahkan 1-2 tetes peraksi besi III klorida 1. Jika terjadi warna biru kehitaman atau hijau kehitaman menunjukan adanya tanin Farnsworth,
1966. 3.5.7 Pemeriksaan steroidatriterpenoida
Sebanyak 1 g serbuk simplisia dan ekstrak etanol majakani dimaserasi dengan 20 ml eter selama 2 jam, lalu disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan
penguap. Pada sisa ditambahkan beberapa tetes pereaksi Liebermann-Burchard. Apabila terbentuk warna ungu atau merah yang berubah menjadi biru atau biru
hijau menunjukan adanya steroida triterpenoida Depkes, 1995.
3.6 Pembuatan Ekstrak Etanol Majakani EEM
Pembuatan ekstrak etanol majakani dilakukan secara maserasi menggunakan etanol 80 Depkes, 1979.
Universitas Sumatera Utara
22 Cara kerja:
Sebanyak 1800 g serbuk simplisia majakani dimasukkan ke dalam wadah kaca berwarna gelap, kemudian dituangi dengan 7500 ml etanol 80. Ditutup dan
dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, disaring hingga didapat maserat. Ampas dicuci dengan 1500 ml etanol 80, dipindahkan
ke dalam bejana tertutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dari cahaya selama 2 hari, selanjutnya disaring. Maserat etanol yang diperoleh diuapkan dengan
menggunakan rotary evaporator pada temperatur ± 40 C sampai diperoleh
ekstrak kental kemudian dikeringkan menggunakan freeze dryer.
3.7 Percobaan Efek Antidiare
Percobaan efek antidiare meliputi penyiapan hewan percobaan, bahan uji, obat pembanding loperamid HCl, oleum ricini dan pengujian efek antidiare.
3.7.1 Penyiapan hewan percobaan
Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus jantan putih galur Wistar dengan berat badan 200-250 g sebanyak 36 ekor, dibagi dalam 6 kelompok
dimana setiap kelompok terdiri dari 6 ekor tikus. Dua minggu sebelum pengujian dilakukan, tikus diadaptasikan dengan lingkungan percobaan.
3.7.2 Penyiapan bahan
Penyiapan bahan-bahan meliputi larutan suspensi CMC 1, air suling, ekstrak etanol majakani Quercus infectoria G. Olivier, loperamid HCl tablet
Imodium
®
.
3.7.2.1 Pembuatan suspensi CMC Na 1 bv
Sebanyak 1 g CMC Na ditaburkan ke dalam lumpang berisi air suling panas sebanyak 20 ml, ditutup dan dibiarkan selama 30 menit hingga diperoleh
Universitas Sumatera Utara
23 massa yang transparan, digerus lalu diencerkan dengan air suling hingga 100 ml
Anief, 1999.
3.7.2.2 Pembuatan suspensi loperamid HCl dari tablet imodium
®
Satu tablet Imodium
®
mengandung 2 mg loperamid HCL. Berat satu tablet Imodium
®
adalah 162 mg. Sebanyak satu tablet Imodium
®
digerus halus dalam lumpang kemudian ditambah suspensi CMC Na 1 sedikit demi sedikit
sambil digerus homogen lalu diencerkan dengan suspensi CMC 1 hingga 10 ml.
3.7.2.3 Pembuatan suspensi ekstrak etanol majakani
Ekstrak etanol majakani dibuat pada satu konsentrasi, yaitu ditimbang sebanyak 500 mg EEM, kemudian digerus dalam lumpang, lalu ditambahkan
suspensi CMC 1 sedikit demi sedikit sambil digerus homogen lalu diencerkan dengan suspensi CMC 1 hingga 10 ml. Di setiap melakukan penelitian suspensi
EEM dibuat baru dengan konsentrasi yang sama.
3.7.3 Prosedur percobaan