Penentuan frekuensi defekasi Hasil Pengujian Antidiare

30

4.2.2 Penentuan frekuensi defekasi

Penentuan frekuensi defekasi tikus dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.2. Tabel 4.4 Hasil pengamatan frekuensi defekasi tikus setelah pemberian oleum ricini secara oral Tikus Kontrol negatif Loperamid HCl Dosis majakani mgkg BB 75 100 125 150 1 16 6 9 8 8 9 2 8 8 5 8 8 6 3 15 7 3 5 8 5 4 11 4 11 10 5 5 5 18 5 16 7 5 6 6 23 5 10 11 9 4 Total 91 35 54 49 43 35 Rata-rata 15,16 5,83 9 8,16 7,16 5,83 Gambar 4.2. Grafik hasil pengamatan frekuensi defekasi tikus setelah pemberian oleum ricini secara oral Pada Tabel 4.4 dan Gambar 4.2, diperoleh nilai rata-rata dari masing- masing kelompok perlakuan yaitu, kelompok kontrol negatif mempunyai nilai 15,16 5,83 9 8,16 7,16 5,83 2 4 6 8 10 12 14 16 1 2 3 4 5 6 R ata -r ata fr e ku e n si d e fekasi Kelompok tikus Kontrol negatif Loperamid HCl EEM dosis 75 mgkg bb EEM dosis 100 mgkg bb EEM dosis 125 mgkg bb EEM dosis 150 mgkg bb Universitas Sumatera Utara 31 rata-rata frekuensi defekasi sebanyak 15,16 kali; kelompok loperamid mempunyai nilai rata-rata frekuensi defekasi sebanyak 5,83 kali; kelompok EEM 75 mgkg BB mempunyai nilai rata-rata frekuensi defekasi sebanyak 9 kali; kelompok EEM 100 mgkg BB mempunyai nilai rata-rata frekuensi defekasi sebanyak 8,16 kali; kelompok EEM 125 mgkg BB mempunyai nilai rata-rata frekuensi defekasi sebanyak 7,16 kali dan kelompok EEM 150 mgkg BB mempunyai nilai rata-rata frekuensi defekasi sebanyak 5,83 kali. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan dengan semakin tinggi frekuensi defekasi maka efek antidiare akan semakin lemah. Hasil analisis statistik analisis variansi ANAVA dimana p 0,05 yang berarti adanya perbedaan yang signifikan antar perlakuan dan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Duncan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antar perlakuan. Hasil analisis statistik uji beda rata-rata Duncan menunjukkan bahwa pemberian EEM dosis 75, 100, 125 dan 150 mgkg bb dibandingkan dengan kontrol negatif menunjukkan perbedaan yang nyata, dan tidak berbeda nyata dengan loperamid HCl, artinya pada dosis 75 mgkg bb sudah memberikan efek yang sebanding dengan loperamid HCl dalam mengurangi jumlah frekuensi defekasi.

4.2.3 Penentuan konsistensi feses

Dokumen yang terkait

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Umbi Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa Jack.) Pada Tikus Putih Jantan

3 78 64

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Sembukan (Paederia foetida L) Terhadap Tikus Putih Jantan

13 40 102

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Efek Antiinfsi Ekstrak Etanol Daun Sembukan (Paederia foetida L) Terhadap Tikus Putih Jantan

0 0 15

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Efek Antiinfsi Ekstrak Etanol Daun Sembukan (Paederia foetida L) Terhadap Tikus Putih Jantan

1 6 2

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Efek Antiinfsi Ekstrak Etanol Daun Sembukan (Paederia foetida L) Terhadap Tikus Putih Jantan

0 2 5

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Efek Antiinfsi Ekstrak Etanol Daun Sembukan (Paederia foetida L) Terhadap Tikus Putih Jantan

1 1 16

Karakterisasi Simplisia dan Skrining Fitokimia Serta Uji Efek Antiinfsi Ekstrak Etanol Daun Sembukan (Paederia foetida L) Terhadap Tikus Putih Jantan

1 2 3

Skrining Fitokimia dan Karakterisasi Simplisia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Majakani Terhadap Tikus

0 1 29

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan - Skrining Fitokimia dan Karakterisasi Simplisia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Majakani Terhadap Tikus

0 0 8

Skrining Fitokimia dan Karakterisasi Simplisia serta Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Majakani Terhadap Tikus

0 0 15