28 oleum ricini sebanyak 2 ml setiap ekornya. Penentuan efek antidiare dari ekstrak
etanol majakani dilakukan dengan cara mengamati saat mulai terjadinya diare, frekuensi defekasi dan bobot total feses.
4.2.1 Penentuan saat mulai terjadinya diare
Penentuan saat mulai terjadinya diare dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.1.
Tabel 4.3 Hasil pengamatan saat mulai terjadinya diare menit ke- pada tikus
setelah pemberian oleum ricini secara oral
Tikus kontrol
negatif Loperamid HCl
Dosis EEM mgkg BB 75
100 125
150 1
50 120
60 90
98 138
2 41
128 112
120 103
123 3
38 106
45 56
102 113
4 34
133 80
83 87
187 5
37 141
93 117
122 156
6 25
136 83
114 131
162 Total
225 764
473 580
643 879
Rata-rata 37,5
127,3 78,8
96,6 107,2
146,5
Pada Tabel 4.3 dan Gambar 4.1, diperoleh nilai rata-rata dari masing- masing kelompok perlakuan yaitu: kelompok kontrol negatif mulai terjadinya
diare pada menit ke-37,5; kelompok loperamid mulai terjadinya diare pada menit ke-127,3; kelompok EEM 75 mgkg BB mulai terjadinya diare pada menit ke-
78,8; kelompok EEM 100 mgkg BB mulai terjadinya diare pada menit ke-96,6; kelompok EEM 125 mgkg BB mulai terjadinya diare pada menit ke-107,2 dan
kelompok EEM 150 mgkg bb mulai terjadinya diare pada menit ke-146,5. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa semakin cepat terjadinya diare maka efek
antidiare akan semakin lemah.
Universitas Sumatera Utara
29 Gambar 4.1.
Grafik hasil pengamatan saat mulai terjadinya diare menit ke- pada tikus setelah pemberian oleum ricini secara oral
Hasil analisis statistik analisis variansi ANAVA dimana p 0,05 yang berarti adanya perbedaan yang signifikan antar perlakuan dan dilanjutkan dengan
uji beda rata-rata Duncan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antar perlakuan. Hasil analisis statistik uji beda rata-rata Duncan menunjukkan bahwa
pemberian EEM dosis 75 mgkg bb dibandingkan dengan kontrol negatif menunjukkan perbedaan yang nyata, dan tidak berbeda nyata dengan EEM dosis
100 mgkg BB. Pemberian EEM 100 mgkg bb tidak berbeda nyata dengan EEM dosis 125 mgkg bb. Pemberian EEM 125 dan 150 mgkg bb tidak berbeda nyata
dengan loperamid HCl artinya dosis 125 mgkg bb sudah menunjukkan efek dalam meningkatkan waktu saat mulai terjadinya diare yang sebanding dengan
loperamid HCl. Sedangkan dosis 150 mgkg bb waktu saat mulai terjadinya diare yang diperoleh lebih lama dibandingkan dengan loperamid HCl. Ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi dosis EEM yang diberikan maka semakin lama waktu saat mulai terjadinya diare.
37,5 127,3
78,8 96,6
107,2 146,5
20 40
60 80
100 120
140 160
1 2
3 4
5 6
S a
a t m
ula i
te rja
diny a
dia re
m e
nit k
e -
Kelompok tikus
Kontrol negatif Loperamid HCl
EEM dosis 75 mgkg bb EEM dosis 100 mgkg bb
EEM dosis 125 mgkg bb EEM dosis 150 mgkg bb
Universitas Sumatera Utara
30
4.2.2 Penentuan frekuensi defekasi