48
maka nilai t
tabel
5106 adalah 1,65 hasil uji secara parsial dapat dilihat pada tabel 4.12
Tabel 4.16 Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
14.553 3.646
3.992 .000
Karakteristik_Personal .130
.061 .178
2.115 .037
Etika .165
.065 .205
2.540 .013
Pengalaman .612
.127 .418
4.817 .000
a. Dependent Variable: Penyimpangan_Perilaku
Dari tabel 4.12 dapat disimpulkan bahwa a.
Variabel karakteristik personal secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyimpangan perilaku. Hal ini terlihat dari nilai
signifikan 0,0370,05 dan nilai t hitung nilai t tabel 2,1151,65. b.
Variabel etika secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyimpangan perilaku. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,0
13≤ 0,05 dan nilai t hitung nilai t tabel 2,5401,65.
c. Variabel pengalaman auditor secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penyimpangan perilaku. Hal ini terlihat dari nilai signifikan 0,0000,05 dan nilai t hitung nilai t tabel 4,8171,65.
4.5.3 Uji Koefisien DeterminasiR
2
Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi R
2
, yaitu untuk melihat besarnya pengaruh varibel bebas. Uji koefisien determinasi adalah
dengan persentase pengkuadratan nilai koefisien yang ditemukan. 0≤R
2
≥1, jika
Universitas Sumatera Utara
49
R-square atau nilai determinan R
2
mendekati satu berarti pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen kuat.
Tabel 4.17 Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .610
a
.372 .355
2.46449 a. Predictors: Constant, Pengalaman, Etika, Karakteristik_Personal
b. Dependent Variable: Penyimpangan_Perilaku
Nilai R adalah 0,610, yang berarti hubungan karakteristik personal, etika, dan pengalaman auditor terhadap penyimpangan perilaku sebesar 61. Artinya
hubungan antara variabel X dan Y erat. Besarnya nilai R square pada tabel 4.13 model summary adalah 0,372. Angka 0,380 berarti 37,2 besarnya pengaruh
variabel eksogen karakteristik personal, etika, dan pengalaman auditor terhadap variabel endogen penyimpangan perilaku. Dengan dengan kata lain variabel
endogen pengalaman auditordapat dijelaskan oleh variabel eksogen karakteristik personal, etika, dan pengalaman auditor sebesar 38. Sedangkan sisanya 1-
0,372 = 0,628 dapat diterangkan oleh variabel lain diluar karakteristik personal,
etika, dan pengalaman auditor. 4.6 Pembahasan
4.6.1 Karakteristik Personal Auditor Terhadap Penyimpangan Perilaku
Audit
Menurut Jansen Glinow 1985 dalam Octamy 2008, perilaku individu merupakan refleksi dari sisi personalitasnya sedangkan faktor situasional yang
terjadi saat ini akan mendorong seseorang untuk membuat keputusan. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku disfungsional audit dapat
disebabkan oleh faktor karakteristik personal auditor faktor internal serta faktor situasional saat melakukan audit faktor eksternal.
Universitas Sumatera Utara
50
Berdasarkan uji t yang dilakukan dalam penelitian ini secara parsial karakteristik personal auditor berpengaruh positif dan signifikan terhadap
penyimpangan perilaku audit di Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan di Kota Medan. Pengaruh antara dua variabel ini dapat dilihat dari nilai T
hitung
sebesar 2,115 dan nilai probabilitas sebesar 0,037. Hal ini sesuai dengan penelitian Donnely et al. 2003 yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan positif antara lokus kendali eksternal dan keinginan untuk berhenti bekerja dengan tingkat penerimaan perilaku disfungsional dalam
audit serta adanya hubungan negatif antara tingkat kinerja pribadi karyawan dengan tingkat penerimaan perilaku disfungsional dalam audit. Namun hal ini
berbeda dengan penelitian Irawati, dkk 2005 yang menyatakan terdapat hubungan positif antara lokus kendali eksternal dan keinginan untuk berhenti
bekerja dengan penerimaan penyimpangan perilaku audit, sedangkan tingkat kinerja dan harga diri kaitannya dengan ambisi memiliki hubungan positif yang
tidak signifikan terhadap penerimaan penyimpangan perilaku audit. Hasil ini juga berbeda dengan penelitian Provita Wijayanti 2009 yang menyatakan
karakteristik personal auditor yang bekerja di BPKP wilayah Jawa Tengah dan DIY yaitu locus of control berhubungan positif terhadap penerimaan perilaku
disfungsional audit tetapi tidak signifikan. Pada situasi dimana individu dengan lokus kendali eksternal, mereka
cenderung merasa tidak mampu untuk mendapatkan dukungan kekuatan yang dibutuhkannya untuk bertahan dalam suatu organisasi, mereka memiliki potensi
untuk mencoba memanipulasi rekan atau objek lainnya sebagai kebutuhan
Universitas Sumatera Utara
51
pertahanan mereka Solar dan Bruehl, 1971 dalam Irawati, dkk, 2005. Dan perilaku ini jelas terlihat dalam situasi dimana pegawai merasakan tingkat struktur
atau pengawasan control yang tinggi. Keinginan untuk berhenti bekerja dapat membuat seseorang menjadi kurang peduli terhadap apa yang ia lakukan di dalam
organisasinya sehingga lebih dapat terlibat dalam penyimpangan perilaku karena menurunnya ketakukan akan kemungkinan jatuhnya sangsi apabila perilaku
tersebut terdeteksi irawati, dkk, 2005. Komitmen pada organisasi merupakan alat prediksi yang sangat baik untuk beberapa perilaku penting, diantaranya
adalah perputaran pegawai, kesetiaan pegawai kepada nilai organisasi dan keinginan untuk melakukan pekerjaan ekstra untuk melakukan pekerjaan
melebihi apa yang seharusnya dikerjakan. Jadi, auditor yang memiliki kecenderungan lokus kendali eksternal, keinginan untuk berpindah kerja dan
komitmen pada organisasi lebih dapat menerima penyimpangan perilaku dalam audit.
4.6.2 Etika Audit terhadap Penyimpangan Perilaku Audit