88
Sedangkan current ratio yang tidak aman apabila aktiva lancarnya lebih kecil dari pada aktiva lancar. Artinya apabila nilai current rationya di bawah
100 dapat mengakibatkan perusahaan yang failed. Yang dapat memfailedkan perusahaan adalah pihak bank. Dari penelitian yang dilakukan sebanyak 16
perusahaan property dan real estate pada periode 2011-2014, terdapat 14 perusahaa yang memiliki current ratio yang aman dan 2 current ratio yang
dibawah 100 pada tahun 2011. Pada tahun 2012 terdapat 13 perusahaan yang memiliki current ratio di atas 100 dan 3 perusahaan yang memiliki current ratio
di bawah 100. Pada tahun 2013 terdapat 12 perusahaan yang memiliki current ratio di atas 100 dan 4 perusahaan yang memiliki current ratio di bawah 100.
Pada tahun 2014 terdapat 12 perusahaan yang memiliki current ratio di atas 100 dan 4 perusahaan yang memiliki current ratio di bawah 100. Oleh karena itu
Current ratio secara serempak berpengaruh signifikan terhadap financial distress. current ratio secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial
distress pada perusahaan property . artinya ketika current ratio meningkat maka financial distress akan menurun. Sebaliknya jika current ratio menurun maka
financial distress meningkat.
4.3.2 Pengaruh Debt ratio terhadap Financial Distress
Nilai debt ratio pada perusahaan property dan real estate periode 2011- 2014 menunjukan semua perusahaan property dan real estate memiliki total
hutang lebih kecil dri pada total aset. Total hutang adalah total keseluruhan hutang jangka pendek dengan hutang jangka panjang perusahaan. total asset adalah total
keseluruhan aktiva lancar dan aktiva tidak lancar perusahaan. Oleh karena itu
Universitas Sumatera Utara
89
Debt ratio dikatakan aman apabila nilai total hutang lebih kecil dari pada total asset. secara simultan debt ratio bepengaruh signifikan terhadap financial distress.
debt ratio secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial disress. Artinya ketika debt ratio menurun maka financial distress menurun.
Sebaliknya jika debt ratio meningkat maka financial distress akan meningkat. Nilai Alman Z”-Score pada perusahaan property dan real estate periode
2011-2014 menunjukan terdapat beberapa perusahaan yang sehat , beberapa perusahaan yang berada di daerah kelabu atau dapat dikatakan daerah rawan
kebangkrutan dan terdapat perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Perusahaan yang dikatakan sehat apabila nilai Z”-score nya 2,70. Perusahaan yang
dikatakan dalam kategori kelabu rawan kebangkrutan apabila Z”-score nya diantara 1,1-
2,60 dan perusahaan yang dikategorikan bangkrut apabila Z”-score ny 1,1.
Perusahaan yang dikategorikan bangkrut dan daerah kelabu rawan kebangkrutan terjadi karena working capital modal kerja adalah negatif dimana
hutang lancar lebih besar daripada aktiva lancar. Working capital modal kerja adalah modal yang digunakan untuk pembiayaan jangka pendek, seperti
pembelian bahan baku, pembayaran gaji dan upah, dan biaya-biaya operasional lainnya. Kecukupan nilai working capital perusahaan merupakan penilaian
terhadap kinerja manjemen. Dalam property dan real estate, working capital memiliki peranan penting
dalam pembiayaan operasional. Pembelian bahan baku, biaya listrik perusahaan, upah karyawan merupakan beban yang pembiayaannya diambil dari working
Universitas Sumatera Utara
90
capital perusahaan. Sebagian besar bahan baku pembuatan property dan real estate merupakan bahan baku impor. Hal ini berdampak juga terhadap nilai tukar
yang dihadapi perusahaaan., apalagi jika pangsa pasar perusahaan masih dalam ruang lingkup domestik. Selain itu tarif dasar listrik dan biaya bahan bakar
minyak yang meningkat setiap waktu, secara tidak langsung memperbesar beban working capital perusahaan. Akibatnya perusahaan menjual produk nya dengan
harga yang murah agar konsumen membeli produk yang meraka pasarkan.
Universitas Sumatera Utara
91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan