Analisis Rasio Keuangan Landasan Teori 1 Laporan Keuangan

24 memperoleh data secara terperinci, hanya informasi yang sifatnya diterbitkan untuk umum. Analisa ini juga ditujukan guna menilai kinerja perusahaan yang bersangkutan, sebelum pihak eksternal melakukan kerjasama finansial dengan perusahaan tersebut. c. Analisa Horizontal Analisa Dinamis Analisa horizontal merupakan analisa perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun atau dengan kata lain mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode waktu tertentu dengan menetapkan salah satu periode sebagai periode dasar pembanding. Dari analisa ini akan dapat terlihat perkembangan maupun penurunan operasional perusahaan. d. Analisa Vertikal Analisa Statis Analisa vertikal merupakan analisa laporan keuangan yang terbatas pada satu periode akuntansi saja, sehingga hanya membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut untuk mengetahui keadaan keuangan atau hasil usaha pada periode itu saja.

2.1.5 Analisis Rasio Keuangan

Dalam mengadakan interpretasi dan analisa laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisa memerlukan adanya ukuran atau “yard-stick” tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah “rasio”. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam “arithmatical terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara Universitas Sumatera Utara 25 dua macam data keuangan. Menurut Riyanto 2010:329, analisa rasio keuangan dapat dilakukan dengan dua macam cara pembandingan yaitu: 1. Membandingkan rasio sekarang present ratio dengan rasio-rasio dari waktu-waktu yang lalu ratio historis atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. 2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan rasio perusahaancompany ratio dengan rasio-rasio semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri rasio industri rasio rata-rata rasio standard untuk waktu yang sama. Pada dasarnya jumlah angka rasio banyak sekali karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Menurut Riyanto 2010:331 penggolongan rasio keuangan adalah sebagai berikut: a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Yang termasuk dalam rasio likuiditas yaitu: 1. Rasio lancar current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar kewajiban Lancar. 2. Rasio cepat quick ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya dengan Universitas Sumatera Utara 26 menggunakan aktiva lancarnya yang likuid, yaitu aktiva lancer diluar persediaan. 3. Rasio modal kerja terhadap total aktiva working capital to total assets ratio menunjukkan potensi cadangan kas yang ada akibat selisih yang terjadi antara aktiva lancar dengan hutang lancer kewajiban lancar. b. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki, atau dengan kata lain sejauh mana efektifitas penggunaan asset dengan melihat tingkat aktivitas asset. Yang termasuk dalam rasio aktivitas diantaranya: 1. Rasio periode pengumpulan piutang digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi uang tunai. 2. Rasio tingkat perputaran piutang digunakan untuk mengukur berapa kali tingkat perputaran piutang dalam satu tahunnya. 3. Rasio tingkat perputaran persediaan menunjukkan tingkat efektifitas manajemen persediaan, yaitu menunjukkan lamanya dana tertanam dalam persediaan. 4. Rasio tingkat perputaran aktiva tetap menunjukkan sejauh mana efektifitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetapnya. c. Rasio Laverage atau Solvabilitas Rasio laverage atau solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kawajiban- Universitas Sumatera Utara 27 kewajiban jangka panjangnya. Yang termasuk dalam rasio laverage atau solvabilitas diantaranya: 1. Rasio hutang debt ratio mengukur sejauhmana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. 2. Rasio kewajiban terhadap modal debt to equity ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua total kewajibannya dengan menggunakan modal sendiri. 3. Time interest earned ratio mengukur kemampuan perusahaan membayar bunga hutang dengan laba sebelum bunga dan pajak atau dengan kata lain seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban bunga. 4. Rasio kewajiban lancar terhadap total aktiva mengukur berapa besar total aktiva perusahaan yang dibiayai dengan kewajiban lancar. 5. Rasio kewajiban tidak lancar terhadap total aktiva mengukur berapa besar total aktiva perusahaan yang dibiayai dengan kewajiban bukan lancar. d. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas Rasio rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Yang termasuk dalam rasio rentabilitas atau profitabilitas diantaranya: 1. Marjin laba kotor mencerminkan mark-up terhadap harga pokok penjualan selain mencerminkan kemampuan manajemen untuk Universitas Sumatera Utara 28 meminimalisasi harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan perusahaan. 2. Margin laba usaha mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah beban operasi atau usaha dan harga pokok penjualan dalam hubungannya dengan penjualan yang dilakukan. 3. Margin laba bersih mencerminkan kemampuan manajemen untuk menghasilkan laba setelah harga pokok penjualan, beban operasi atau usaha, beban lain-lainnya dan pajak dalam hubungannya dengan penjualan. 4. Return On Investment ROI mencerminkan kemampuan manajemen dalam mengatur aktiva-aktivanya seoptimal mungkin sehingga dicapai laba bersih yang diinginkan. e. Rasio Pasar Rasio ini melihat perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai buku perusahaan. Disamping itu, analisis rasio juga memiliki keterbatasan. Menurut Harahap 2010:298 keterbatasan analisis rasio adalah: 1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan pemakainya. 2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan teknik ini seperti: a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak mengandung taksiran dan judgement yang dapat dinilai bias atau subjektif Universitas Sumatera Utara 29 b. Nilai yang tekandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai perolehan cost bukan harga pasar. c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio. d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bias diterapkan bebeda oleh perusahaan yang berbeda. 3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan kesulitan menghitung rasio. 4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron 5. Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai tidak sama, oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa menimbulkan kesalahan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini, adalah variable rasio keuangan yang sama seperti penelitan yang dilakukan oleh Altman 1968, yaitu: 1. Rasio Modal Kerja terhadap Total Aktiva Modal kerja merupakan investasi perusahaan dalam bentuk aktiva jangka pendek. Modal kerja kotor didefisinikan sebagai total aktiva lancer perusahaan, sedangkan modal kerja bersih didefinisikan sebagai aktiva lancar dikurangi dengan hutang lancar. 2. Rasio Laba Ditahan terhadap Total Aktiva Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana sendiri. Besarnya laba ditahan dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan dana perusahaan dan mengurangi sumber dana. Rasio ini mengukur keuntungan yang telah diperoleh mulai dari Universitas Sumatera Utara 30 perusahaan dioperasionalkan. Semakin kecil rasio menunjukkan kecilnya peranan laba ditahan dalam bentuk dana perusahaan. 3. Rasio EBIT terhadap Total Aktiva EBIT merupakan laba yang diperoleh perusahaan sebelum dikurangi pajak dan bunga. Semakin kecil rasio ini menunjukkan semakin kecilnya EBIT perusahaan dengan menggunakan total aktivanya. 4. Nilai Buku Modal terhadap Nilai Buku Hutang Nilai buku perusahaan adalah jumlah saham yang beredar dikalikan dengan nilai pasarnya. Nilai buku hutang merupakan biaya historis dari aktiva fisik perusahaan. Semakin kecil hasil dari perhitungan rasio ini maka perusahaan akan dapat dikatakan semakin buruk kondisinya. 2.1.5.1 Current Ratio Rasio Lancar 2.1.5.1.1 Pengertian Current Ratio Rasio Lancar Current ratio Rasio Lancar menurut kasmir 2008:134 merupakan “rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.’’ Masih menurut kasmir dalam halaman yang sama, ia menyatakan bahwa rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan. Menurut Kuswadi 2005:78 rasio lancar merupakan “perbandingan antara harta lancar atau aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek bias dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dari aktiva lancarnya.’’ Universitas Sumatera Utara 31 Menurut Brigham dan Houston dalam Leon F Lbn Batu 2011 “rasio lancar mengukur kemampuan aktiva lancar membayar hutang lancar.’’ Current ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa menghadapi kesulitan. Semakin besar Current Ratio menunjukan semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Unsur yang mempengaruhi nilai current ratio adalah aktiva lancar dan hutang jangka pendek. Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total hutang lancar. Rumus mencari current ratio atau rasio lancar dapat digunakan sebagai berikut: Menurut Kasmir 2008:135 dari hasil pengukuran rasio apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. 2.1.5.2 Komponen Current Ratio Rasio Lancar 2.1.5.2.1 Current Assets Aktiva Lancar Menurut Kasmir 2008:134 pengertian Current Assets atau aktiva lancar merupakan “ harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat maksimal satu tahun.’’ Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat Universitas Sumatera Utara 32 berharga, piutang, persediaan, biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus di terima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya. Aktiva lancar menurut Kieso dalam bukunya Akuntansi Intemediate yang diterjemahkan oleh Emil Salim 2002:220 menyebutkan bahwa “kas dan aktiva lainnya yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam satu tahun atau dalam satu silus operasi, tergantung mana yang paling lama.’’ Aktiva lancar menurut Munawir 2004:117-119 yang termasuk dalam kelompok aktiva lancar adalah sebagai berikut: a Kas: meliputi uang tunai,cek,simpanan dibank yang dapat di ambil setiap saat b Investasi jangka pendek: berupa obligasi, saham, deposito bank, investasi jangka pendek ini disajikan dalam neraca sebesar harga perolehannya atau harga pasar mana yang lebih rendah. c Piutang wesel: tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang dalam undang-undang. d Piutang dagang: tagihan kepada pihak lain sebagai akibat dari adanya penjualan barang secara kredit. e Persediaan: barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih di gudang atau belum terjual. f Piutang penghasilan atau penghasilan yang masih harus di terima: penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena telah memberikan jasanya tetapi b elum diterima pembayarannya’ Universitas Sumatera Utara 33 g Biaya yang dibayar di muka: pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran itu belum menjadi biaya, jasa pihak lain tersebut belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini melainkan pada periode lainnya.

2.1.5.2.2 Current Liabilities Hutang Lancar

Menurut Kasmir 2008:134- 135, hutang lancar merupakan “kewajiban perusahaan jangka pendek maksimal satu tahun.’’ Artinya hutang ini harus segera dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen hutang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang wesel, hutang gaji, utang pajak, utang dividen, biaya diterima di muka, utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang jangka pendek lainnya. Menurut Munawir 2004:18 defe nisi hutang lancar adalah “kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasan pembayarannya dilakukan dalam jangka pendek satu tahun sejak tanggal neraca dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan,” Mengacu pada Munawir utang lancar meliputi antara lain: a Hutang dagang: Hutang yang disebabkan pembelian barang dagang secara kredit. b Hutang Wesel: Hutang yang disertai dengan janji tertulis untuk melakukan pembayaran pada waktu tertentu di masa yang akan dating. c Hutang pajak: meliputi pajak perusahaan maupun pajak pendapatan karyawan yang akan di setor ke kas negara. Universitas Sumatera Utara 34 d Biaya yang harus dibayar: Biaya- biaya yang sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya. e Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo: Hutang jangka panjang telah menjadi hutang jangka pendek, karena harus segera dibayar. f Penghasilan diterima dimuka: Kewajiban yang disebabkan perusahaan menerima pembayaran terlebih dahulu tetapi penyerahan barang atau jasa belum dilaksanakan. 2.1.5.3 Debt to Assets Ratio Debt Ratio 2.1.5.3.1 Pengertian Debt Ratio Menurut Kasmir 2008:156 debt ratio merupakan “rasio hutang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total hutang dengan total aktiva.’’ Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahanan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Menurut Darsono 2005:54, Debt to asset ratio yaitu “ rasio total kewajiban terhadap asset.’’ Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Rasio ini juga menyediakan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mengadaptasi kondisi pengurangan aktiva akibat kerugian tanpa mengurangi pembayaran bunga pada kreditor. Nilai rasio yang tinggi menunjukan peningkatan dari risiko kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya. Universitas Sumatera Utara 35 Sedangkan menurut Lukman 2007:54 debt ratio merupakan “pengukuran jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur.’’ Rumus untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut: Menurut Kasmir 2008:156 dari hasil pengukuran apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan hutang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula sebaliknya apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai oleh hutang. Standart pengukuran untuk mengukur baik tidaknya rasio perusahaan digunakan rasio rata-rata industri sejenis. 2.1.5.3.2 Komponen Debt to Assets Ratio Debt Ratio 2.1.5.3.2.1 Total Assets Pengertian aktiava tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja, tetapi juga termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan atau biaya yang masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang serta aktiva yang tidak berwujud lainnya misalnya goodwill, hak paten, hak menerbitkan dan sebagainya. Menurut Djarwanto dalam kutipan Kaerudin 2010:9 pengertian aktiva adalah sebagai berikut “aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan, bentuk-bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang di miliki perusahaan yang bersangkutan.” Universitas Sumatera Utara 36 Menurut Hanafi dalam kutipan Kaerudin 2010:9 pengertian aktiva adalah “sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darinya manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diraih oleh perusahaan.” Sedangkan menurut Priatma 2010:36, harta aktiva adalah “keseluruhan sumber daya ekonomi yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan aktivitas usahanya.’’ Klasifikasi yang umum berlaku untuk harta adalah: 1. Harta Lancar Current Assets 2. Harta tetap Fixed Assets 3. Harta Tidak Berwujud Intangible Assets

2.1.5.3.2.2 Total Liabilities

Menurut Hendrikson yang dialibahasakan oleh Wibowo Seperti dalam kutipan Suvryanatha, 2009:25-26 mendefinisikan kewajiban Liabilities sebagai “kewajiban ekonomi suatu badan usaha yang diakui dan diukur sesuai dengan prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum.” Sedangkan menurut Priatna 2010:38 kewajiban atau utang adalah “kewajiban yang harus diselesaikan oleh perusahaan kepada pihak di luar perusahaan akibat transaksi di masa lalu.” Sering juga dikatakan bahwa kewajiban atau utang ini merupakan modal yang berasal dari pihak di luar perusahaan. Klasifikasi kewajiban diatur berdasarkan urutan jatuh temponya meliputi: 1. Kewajiban jangka pendek Current Liabilities 2. Kewajiban jangka panjang Long term liabilities Universitas Sumatera Utara 37

2.1.6. Prediksi Financial Distress

Dokumen yang terkait

Pengaruh Debt to Asset Ratio, Current Ratio dan Cash Ratio terhadap Return on Asset pada Perusahaan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011 - 2013

2 73 74

Pengaruh Total Asset Turn Over, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 74 88

Pengaruh Current Ratio dan Debt Ratio Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 31 137

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Profit Margin Ratio, dan Total Asset Turnover terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Property and Real Estate yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2012.

0 1 41

Pengaruh Current Ratio dan Debt Ratio Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Current Ratio dan Debt Ratio Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Current Ratio dan Debt Ratio Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Pengaruh Current Ratio dan Debt Ratio Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 33

Pengaruh Current Ratio dan Debt Ratio Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 30

PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN NET PROFIT MARGIN TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTY & REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - POLSRI REPOSITORY

0 0 13