Flowchart Proses Sintesis DES Flowchart Pretreatment Bahan Baku

20

3.5 Flowchart Penelitian

3.5.1 Flowchart Proses Sintesis DES

Gambar 3.3 Flowchart Proses Sintesis DES

3.5.2 Flowchart Pretreatment Bahan Baku

Gambar 3.4 Flowchart Pretreatment Bahan Baku Asam fosfat 85 ditambahkan sebanyak 0,15 dari berat CPO yang digunakan CPO sebanyak 100 gram dimasukkan ke dalam beaker glass CPO dipanaskan hingga suhu mencapai 80 °C Mulai Selesai Campuran diaduk dan dihomogenkan pada kecepatan 300 rpm selama 15 menit Minyak didiamkan hingga suhu 55 °C kemudian disaring dan filtratnya diambil Campuran dipanaskan di atas hot plate hingga mencapai suhu reaksi 80 ˚C dan sambil dihomogenkan menggunakan magnetic stirrer dengan kecepatan pengadukan 300 rpm selama 1 jam Choline Cloride dan gliserol dengan rasio molar 1:2 dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditutup dengan gabus Mulai Selesai Campuran didiamkan hingga suhu ruangan kemudian dianalisis Universitas Sumatera Utara 21 3.5.3 Flowchart Proses Sintesis Biodiesel Gambar 3.5 Flowchart Proses Sintesis Biodiesel Selesai Metanol dan katalis KOH dicampurkan terlebih dahulu, kemudian dimasukkan bersama DES ke dalam labu leher tiga sambil diaduk dengan kecepatan pengadukan 400 rpm selama 1 jam Campuran reaksi dimasukkan ke dalam corong pemisah dan dibiarkan hingga terbentuk 2 lapisan. Lapisan bawah yang merupakan campuran gliserol, metanol, katalis dan DES dipisahkan dari lapisan atas Air panas ditambahkan ke dalam corong pemisah yang berisi lapisan atas dan dikocok sehingga terbentuk kembali 2 lapisan DPO, metanol, katalis KOH, dan DES disiapkan dengan berat tertentu. Hot plate dimatikan dan campuran didinginkan hingga mencapai suhu kamar Metil ester yang telah kering ditimbang dan dianalisis Mulai DPO dimasukkan ke dalam labu leher tiga dan dipanaskan di atas hot plate hingga mencapai suhu reaksi 60 ˚C Prosedur di atas diulangi untuk variabel proses lainnya seperti yang telah dijelaskan pada rancangan percobaan Lapisan bawah dibuang kembali dan perlakuan ini diulang beberapa kali hingga air cucian berwarna bening. Lapisan atas yang merupakan metil ester dikeringkan Universitas Sumatera Utara 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Komposisi Bahan Baku Crude Palm Oil CPO

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah Crude Palm Oil CPO. Komposisi asam lemak CPO yang dipakai diketahui dari analisis GCMS. Tabel 4.1 menunjukkan komposisi asam lemak dari CPO. Tabel 4.1 Komposisi Asam Lemak dari CPO Crude Palm Oil No. Puncak Retention Time menit Komponen Penyusun Komposisi bb 1 10,357 Asam Laurat C 12:0 0,08 2 12,794 Asam Miristat C 14:0 0,61 3 15,213 Asam Palmitat C 16:0 36,37 4 15,464 Asam Palmitoleat C 16:1 0,11 5 17,568 Asam Stearat C 18:0 4,78 6 17,764 Asam Oleat C 18:1 43,01 7 18,194 Asam Linoleat C 18:2 14,49 8 18,760 Asam Linolenat C 18:3 0,19 9 19,826 Asam Arakidat C 20:0 0,28 10 20,023 Asam Eikosenoat C 20:1 0,08 Dari hasil analisis GC, komposisi asam lemak jenuh CPO diketahui sebesar 42,2 , sedangkan asam lemak tidak jenuhnya sebesar 57,8 . Berdasarkan data komposisi asam lemak CPO, maka dapat dihitung berat molekul FFA CPO yaitu sebesar 271,8016 grmol, dan berat molekul CPO dalam bentuk trigliserida sebesar 853,4571 grmol.

4.2 Proses Degumming

Trigliserida merupakan material yang paling penting dalam proses transesterifikasi biodiesel. Komponen utama trigliserida adalah asam lemak, namun biasanya juga terdiri dari komponen-komponen minor misalnya gula, wax, mono dan di-gliserida, asam lemak bebas, dan fosfolipida. Komponen-komponen minor ini sebisa mungkin dihilangkan dari trigliserida sebelum digunakan untuk tujuan tertentu [29]. Kandungan fosfolipida pada minyak dapat mengganggu performa katalis dan mengganggu kestabilan katalis untuk digunakan kembali [30]. Universitas Sumatera Utara