Pengaruh Penggunaan Katalis pada Produksi Biodiesel

25

4.3 Pengaruh DES pada Produksi Biodiesel

Deep Eutectic solvent DES adalah alternatif dari Ionic Liquid IL yang dibuat dari campuran quarternary ammonium salt dengan pendonor ikatan hidrogen HBD [9]. DES yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dari campuran choline chloride sebagai quarternary ammonium salt dan gliserol sebagai HBD dengan rasio molar 1:2. DES yang disintesis memiliki densitas 1,1714 grcm 3 dan viskositas 185,8712 cP pada 30 ̊C.

4.3.1 Pengaruh Penggunaan Katalis pada Produksi Biodiesel

Salah satu jenis katalis yang umum digunakan dalam proses transesterifikasi biodiesel adalah katalis basa homogen. Katalis basa homogen yang digunakan biasanya natrium hidroksida atau kalium hidroksida dengan konsentrasi 0,4 sampai 2 dari berat minyak [37]. Percobaan transesterifikasi biodiesel dengan menggunakan dua katalis berbeda dilakukan dengan perbandingan yang ditunjukkan pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4. a b Gambar 4.3 Transesterifikasi biodiesel menggunakan Katalis NaOH a Tanpa DES b dengan penambahan DES. Gambar 4.3 menunjukkan proses transesterifikasi biodiesel menggunakan katalis NaOH yang dilakukan terhadap percobaan dengan dan tanpa penambahan DES. Transesterifikasi dengan penambahan DES tidak berhasil karena diperoleh hasil reaksi berupa padatan. Dengan demikian penelitian untuk variasi DES pada proses transesterifikasi biodiesel menggunakan katalis NaOH tidak dilanjutkan. Universitas Sumatera Utara 26 Penambahan DES dalam reaksi transesterifikasi dapat mempertahankan 2 fase yang terbentuk, yaitu fase metil ester dan gliserol. FAME tidak larut dalam campuran DESmetanol, sehingga kontak antara FAME dan NaOH secara signifikan akan berkurang dan FAME akan tetap menjadi fase tunggal. Hasil reaksi samping berupa saponifikasi dapat diminimalisir dan proses pemisahan serta pencucian lebih mudah dilakukan [16]. Akan tetapi pada penelitian yang dilakukan, penambahan DES pada reaksi transesterifikasi dengan menggunakan katalis NaOH tidak dapat mempertahankan 2 fase yang terbentuk. FAME dan NaOH larut ke dalam metanol dan membentuk saponifikasi sehingga mengurangi yield metil ester dan mempersulit proses pemisahan serta pencucian. i ii Gambar 4.4 Transesterifikasi biodiesel menggunakan Katalis KOH i Tanpa DES ii dengan penambahan DES. Gambar 4.4 menunjukkan proses transesterifikasi biodiesel menggunakan katalis KOH baik dengan maupun tanpa penambahan DES memperoleh hasil ester dan gliserol. Variasi DES yang diberikan pada transesterifikasi biodiesel menggunakan katalis KOH dilanjutkan sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. Pemisahan ester hasil transesterifikasi lebih mudah dilakukan jika menggunakan katalis KOH dibandingkan katalis NaOH ataupun CH 3 ONa, karena sabun kalium yang terbentuk lebih lembut dan tidak tenggelam ke dalam fase gliserol. Oleh karena itu penggunaan katalis KOH lebih sering digunakan pada produksi biodiesel, terutama untuk bahan baku minyak bekas pakai [38]. Universitas Sumatera Utara 27

4.3.2 Pengaruh DES pada Yield Biodiesel