15 sulit untuk diterima menjadi anggota kelompok tersebut, maka para anggotanya
semakin menghargai keanggotaan yag mereka miliki. Konsep kohesivitas penting bagi pemahaman kelompok organisasi.
Tingkat kohesivitas bisa mempunyai akibat positif atau negatif tergantung seberapa baik tujuan kelompok sesuai dengan tujuan organisasi formal. Bila
kohesivitas tinggi dan kelompok menerima serta sepakat dengan tujuan formal organisasi, maka perilaku kelompok akan positif ditinjau dari sisi organisasi
formal. Tetapi bila kelompok sangat kohesif tetapi tujuannya tidak sejalan dengan organisasi formal, maka perilaku kelompok akan negatif ditinjau dari sisi
organisasi formal Robbins, 1996. Selanjutnya bila suatu kelompok mempunyai kohesivitas rendah dan
tujuan yang diinginkan anggota tidak sejalan dengan manajemen, maka hasilnya mungkin negatif dari sisi organisasi. Sebaliknya suatu kelompok bisa menjadi
rendah kohesivitasnya, tetapi mempunyai tujuan anggota yang sejalan dengan organisasi formal, maka hasilnya mungkin positif meskipun lebih berdasarkan
basis individu dibanding kelompok.
2.1.4. Informasi Asimetri
Anthony dan Govindarajan 2001 menyatakan bahwa kondisi informasi asimetri muncul dalam teori keagenan agency theory, yakni principal
pemilikatasan memberikan wewenang kepada agen manajerbawahan untuk mengatur perusahaan yang dimiliki. Informasi asimetri adalah suatu kondisi
apabila pemilikatasan tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai kinerja
Universitas Sumatera Utara
16 agenbawahan sehingga atasan tidak dapat menentukan kontribusi bawahan
terhadap hasil aktual perusahaan. Kondisi ketidakpastian lingkungan dapat menyebabkan informasi bawahan terhadap bidang teknisnya melebihi informasi
yang dimiliki atasannya. Dunk 1993 dalam Falikhatun 2007 mendefinisikan informasi asimetri
sebagai suatu keadaan apabila informasi yang dimiliki bawahan melebihi informasi yang dimiliki atasannya, termasuk lokal maupun informasi pribadi.
Adanya asimetri informasi akan mendorong atasan untuk bertukar informasi dengan bawahannya. Oleh karena itu bawahan akan diikutsertakan dalam
penyusunan anggaran. Kesenjangan informasi ini sering dimanfaatkan untuk mendapatkan
keuntungan individu di satu sisi, dan kerugian bagi organisasi di sisi lain. Selanjutnya Shields dan Young 1993 dalam Falikhatun 2007 mengemukakan
beberapa kondisi perusahaan yang kemungkinan besar timbulnya informasi asimetri, yaitu : perusahaan yang sangat besar, mempunyai penyebaran secara
geografis, memiliki produk yang beragam, dan membutuhkan teknologi.
2.1.5. Pertimbangan Etika
Etika berkaitan dengan pertanyaan tentang bagaimana orang akan berperilaku terhadap sesamanya. Sedangkan menurut Maryani dan Ludigdo
2001 dalam Miyati 2014 mendefinisikan etika sebagai seperangkat aturan atau pedoman yang mengatur perilaku manusia baik yang harus dilakukan maupun
Universitas Sumatera Utara
17 yang harus ditingalkan yang dianut oleh sekelompok orang atau segolongan
manusia atau masyarakat atau profesi. Menurut Joko Widodo 2001, etika sektor publik didefinisikan sebagai
pedoman, referensi, petunjuk tentang apa yang harus dilakukan oleh aparatur pemerintah dalam menjalankan kebijakan-kebijakan publik, dan dapat digunakan
sebagai standar penilaian apakah perilaku aparatur pemerintah dalam menjalankan kebijakan-kebijakan publik dapat dikatakan baik atau buruk. Menurut Mathis dan
Jackson, etika memiliki dimensi-dimensi konsekuensi luas, alternatif ganda, akibat berbeda, konsekuensi tak pasti, dan efek personal.
1. Konsekuensi Luas : keputusan etika membawa konsekuensi yang luas. Misalnya, karena menyangkut masalah etika bisnis tentang pencemaran
lingkungan maka diputuskan penutupan perusahaan dan pindah ke tempat lain yang jauh dari karyawan. Hal itu akan berpengaruh terhadap kehidupan
karyawan, keluarganya, masyarakat dan bisnis lainnya. 2. Alternatif Ganda : beragam alternatif sering terjadi pada situasi pengambilan
keputusan dengan jalur di luar aturan. Sebagai contoh, memutuskan seberapa jauh keluwesan dalam melayani karyawan tertentu dalam hal persoalan
keluarga sementara terhadap karyawan yang lain menggunakan aturan yang ada.
3. Akibat Berbeda : keputusan-keputusan dengan dimensi-dimensi etika bisa menghasilkan akibat yang berbeda yaitu positif dan negatif. Misalnya
mempertahankan pekerjaan beberapa karyawan di suatu pabrik dalam waktu relatif lama mungkin akan mengurangi peluang para karyawan lainnya untuk
Universitas Sumatera Utara
18 bekerja di pabrik itu. Di satu sisi keputusan itu menguntungkan perusahaan
tetapi pihak karyawan dirugikan. 4. Ketidakpastian Konsekuensi : konsekuensi keputusan-keputusan bernuansa
etika sering tidak diketahui secara tepat. Misalnya pertimbangan penundaan promosi pada karyawan tertentu yang hanya berdasarkan pada gaya hidup dan
kondisi keluarganya padahal karyawan tersebut benar – benar kualifaid. 5. Efek Personal : keputusan-keputusan etika sering mempengaruhi kehidupan
karyawan dan keluarganya, misalnya pemecatan terhadap karyawan disamping membuat sedih si karyawan juga akan membuat susah
keluarganya. Misal lainnya, kalau para pelanggan asing tidak menginginkan dilayani oleh “sales” wanita maka akan berpengaruh negative pada masa
depan karir para “sales” tersebut.
2.1.6. Budgetary Slack