9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Partisipasi Anggaran
Anggaran adalah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi
satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran suatu organisasi. Pada umumnya disusun secara tertulis Darsono, 2010.
Kenis 1979 mengemukakan bahwa dalam penyusunan anggaran perlu diperhatikan perilaku para pelaksana anggaran dengan cara mempertimbangkan
hal – hal berikut ini: 1. Anggaran harus dibuat serealitas mungkin, secermat mungkin sehingga tidak
terlalu rendah atau terlalu tinggi. Anggaran yang dibuat terlalu tinggi hanyalah angan-angan.
2. Untuk memotivasi manajer pelaksana diperlukan adanya partisipasi dalam penyusunan anggaran.
3. Anggaran yang dibuat harus mencerminkan keadilan, sehingga pelaksana tidak merasa tertekan, tetapi termotivasi.
4. Untuk membuat laporan realisasi anggaran diperlukan laporan yang akurat dan tepat waktu, sehingga apabila aterjadi penyimpangan yang memungkinkan
dapat segera diantisipasi lebih dini.
Menurut Brownell 1982, partisipasi anggaran adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran, sementara Chong 2002
menyatakan sebagai proses dimana bawahanpelaksana anggaran diberikan kesempatan untuk terlibat dalam dan mempunyai pengaruh dalam proses
penyusunan anggaran. Kesempatan yang diberikan diyakini meningkatkan pengendalian dan rasa keterlibatan dikalangan bawahanpelaksana anggaran.
Universitas Sumatera Utara
10 Partisipasi manajer dalam proses penganggaran mengarah kepada seberapa besar
tingkat keterlibatan manajer dalam menyusun anggaran serta pelaksanaannya untuk mencapai target anggaran Kenis, 1979.
Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses organisasional, para anggota organisasi terlibat dan mempunyai pengaruh dalam suatu pembuatan
keputusan yang berkepentingan dengan mereka. Partisipasi dalam konteks penyusunan anggaran merupakan proses para individu, yang kinerjanya dieveluasi
dan memperoleh penghargaan berdasarkan budget emphasis, terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penyusunan target anggaran Brownell, 1982.
Sebagaimana yang dikemukakan Milani 1975, bahwa tingkat keterlibatan dan pengaruh bawahan terhadap pembuatan keputusan dalam proses penyusunan
anggaran merupakan faktor utama yang membedakan antara anggaran partisipatif dengan anggaran non partisipatif.
Aspirasi bawahan lebih diperhatikan dalam proses penyusunan anggaran partisipatif, sehingga lebih memungkinkan bagi bawahan melakukan negosiasi
dengan atasan mengenai target anggaran yang menurut mereka dapat dicapai. Banyak penelitian bidang akuntansi manajemen yang menaruh perhatian terhadap
masalah partisipasi dalam proses penyusunan anggaran, karena anggaran partisipatif dinilai mempunyai konsekuensi terhadap sikap dan perilaku anggota
organisasi. Partisipasi pekerja dalam proses penyusunan anggaran dapat
mengakibatkan motivasi untuk mencapai target yang ditetapkan dalam anggaran, selain itu anggaran partisipatif juga menyebabkan sikap respek bawahan terhadap
Universitas Sumatera Utara
11 pekerjaan dan perusahaan Milani, 1975. Cherrington 1973 dalam Miyati
2014 menemukan hubungan yang positif antara partisipasi dengan kepuasan kerja dan kinerja manajerial. Studi eksperimental tersebut menguji pengaruh
pengendalian melalui anggaran dan pemberian penghargaan terhadap kepuasan kerja dan kinerja manajerial. Menurut penelitian tersebut, ada tiga tujuan utama
yang dapat dicapai melalui partisipasi penganggaran, yaitu : 1. Akseptasi anggota organisasi terhadap rencana kegiatan.
2. Peningkatan semangat kerja 3. Peningkatan produktivitas.
Proses penyusunan anggaran suatu organisasi, merupakan kegiatan yang penting dan sangat kompleks, karena anggaran mempunyai kemungkinan dampak
fungsional atau disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota organisasi Milani, 1975. Argyris 1952 dalam Octavia 2014 yang melakukan penelitian
empiris terhadap proses penyusunan anggaran pada empat perusahaan manufaktor skala menengah menemukan adanya disfungsional anggaran terhadap sikap dan
perilaku. Anggaran yang terlalu menekan cenderung menimbulkan sikap agresi
bawahan terhadap atasan dan menyebabkan ketegangan dan hal tersebut justru tidak memotivasi bawahan untuk meningkatkan kinerjanya, bahkan menyebabkan
inefisiensi sebagai dampak dari penyusunan anggaran yang kaku dengan targetyang sulit dicapai.
Disamping itu, Merchant 1981 menemukan hasil bahwa dengan partisipasi anggaran yang tinggi akan berdampak kepada menurunnya kinerja
Universitas Sumatera Utara
12 yang dipengaruhi oleh kesenjangan anggaran yang timbul akan partipasi yang
tinggi didalam penyusunan anggaran tersebut. Hal ini terjadi akibat terbuka seluas – luasnya bagi bawahan untuk berpartisipasi terhadap proses penyusunan
anggaran. Partisipasi memberikan dampak positif terhadap perilaku karyawan, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi dan meningkatkan kerjasama
diantara para manajer. Betapa pun demikian, Bentuk keterlibatan bawahanpelaksana anggaran
disini dapat bervariasi, tidak sama satu organisasi dengan yang lain. Tidak ada pandangan yang seragam mengenai siapa saja yang harus turut berpartisipasi,
seberapa dalam mereka terlibat dalam pengambilan keputusan dan beberapa masalah menyangkut partisipasi Siegel dan Ramanauskas-Marconi, 1989 dalam
Octavia, 2014. Organisasi harus memutuskan sendiri batasanbatasan mengenai partisipasi yang akan mereka terapkan.
Ada dua alasan utama mengapa partisipasi anggaran penitng dalam penyusunan anggaran, yaitu 1 keterlibatan atasanpemegang kuasa anggaran dan
bawahanpelaksana anggaran dalam partisipasi anggaran mendorong pengendalian informasi yang tidak simetris dan ketidakpastian tugas, 2 melalui partisipasi
anggaran, individu dapat mengurangi tekanan tugas dan mendapatkan kepuasan kerja, selanjutnya dapat mengurangi senjangan anggaran.
2.1.2. Kejelasan Sasaran Anggara