Ini merupakan kajian yang menarik bagi peneliti, dimana calon yang dianggap tidak kuat akhirnya berhasil memenangkan pemilihan Bupati Toba Samosir pada Mei 2010 lalu.
Kekuatan pasangan calon yang ingin berkompetisi dalam pemilihan Bupati dapat dilihat dari berapa besar dukungannya di Legislatif. Tapi diluar dugaan Pandapotan Kasmin Simanjuntak
– Liberty Pasaribu, SH Msi KALIBER yang diusung oleh Partai Pelopor yang di Legislatif partai ini hanya mendapatkan dua kursi dari duapuluh lima total kursi Legislatif yang ada
ahirnya menang.
Berdasarkan perumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan, penulis ingin melihat bagaimana strategi yang diterapkan oleh Partai Pelopor pada masa kampanye yang
berlangsung tanggal 24 April – 8 Mei 2010 dalam memenangkan pasangan Kasmin Simanjuntak dan Liberty Pasaribu pada Pemilihan Bupati Toba Samosir tahun 2010?
1.3. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ini diperlukan untuk menghindari kesalahfahaman dan penyimpangan penafsiran terhadap judul penelitian, sekaligus untuk menemukan fokus
masalah. Untuk itu penulis membatasi ruang lingkup masalah, dimana penelitian ini hanya akan mengkaji mengenai kampanye politik yang dilakukan oleh Partai Pelopor pada masa
kampanye pada tanggal 24 April – 8 Mei 2010 dalam memenangkan pasangan Kasmin Simanjuntak dan Liberty Pasaribu pada Pemilihan Bupati Toba Samosir tahun 2010.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola strategi kampanye politik yang dilakukan oleh Partai Pelopor dalam memenangkan pasangan Kasmin
Simanjuntak-Liberty Pasaribu pada Pemilihan Bupati Toba Samosir tahun 2010.
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini diantaranya : a.
Manfaat Teoritis Penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran terhadap ilmu pengetahuan, terutama dibidang politik dan khususnya mengenai partai politik pada masa kampanye dalam rangka
memenangkan calon kepala daerah. b.
Manfaat Praktis Diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan kemampuan berfikir secara
akademis dalam melihat kampanye politik pada pemilihan umum. Sekaligus menambah literatur kepustakaan untuk yang tertarik dan konsentrasi dengan
bidang dan permasalahan yang sama.
1.6. Kerangka Teori
Didalam menyusun sebuah tulisan ilmiah, dibutuhkan kerangka teori untuk menjelaskan permasalahan yang sedang diteliti. Kerangka teori ini kemudian akan digunakan
sebagai landasan berpikir dalam penelitian. Teori merupakan seperangkat preposisi yang terintegrasi secara sintaksis yaitu yang
mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis atau dengan lainnya dengan
Universitas Sumatera Utara
data dasar yang dapat diamati dan berfungsi sebagai wahana untuk meramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati.
7
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik, yaitu “stratos” yang artinya tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Dengan demikian, strategi berarti memimpin
tentara. Lalu muncul kata strategos yang artinya pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi, strategi adalah konsep militer yang bisa diartikan sebagai seni perang para jenderal The Art
of General, atau suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan. Berikut akan dikemukan teori yang diguanakan dalam penelitian ini:
1.6.1. Teori Strategi Politik
8
Karl Von Clausewitz merumuskan strategi sebagai suatu seni yang menggunakan sarana pertempuran untuk mencapai tujuan perang.
Penetapan strategi merupakan langkah penting yang memerlukan ketelitian dalam kampanye. Sebab jika
strategi yang dikerjakan salah maka hasil yang diperoleh juga akan fatal.
9
Menurut Peter Schorder dalam bukunya yang berjudul Strategi Politik, strategi politik itu sendiri merupakan strategi atau tehnik yang digunakan untuk mewujudkan suatu cita-cita
politik. Strategi politik sangat penting untuk sebuah partai politik, tanpa adanya strategi politik, perubahan jangka panjang sama sekali tidak akan dapat diwujudkan. Perencanaan
strategi suatu proses dan perubahan politik merupakan analisis yang gamblang dari keadaan Suatu seni bagaimana mendayagunakan
sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan yang direncanakan dengan memperhitungkan tantangan atau persaingan yang ada. Dalam persaingan kesuksesan suatu
organisasi sering tergantung pada kemampuan organisasi tersebut mengenal lingkungan pemasaran dan menggunakan informasi yang dikumpulkan secara tepat kemudian
menyusunnya untuk tujuan perencanaan.
7
Boleong, L , Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2002, Hal 34-35
8
Hafied Cangara, Komunikasi Politik, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009, hal 291-292
9
ibid, hal 292
Universitas Sumatera Utara
kekuasaan, sebuah gambaran yang jelas mengenai tujuan akhir yang ingin dicapai dan juga segala kekuatan untuk mencapai tujuan tersebut.
Strategi menghasilkan gagasan dan konsepsi yang dikembangkan oleh para praktisi. Untuk menetapkan strategi politik, dapat digunakan model SWOT sebagai peralatan untuk
menganalisis:
10
Dalam pola perencanaan berdasarkan SWOT, perencanaan yang baik bekerja dalam dua bidang. Bidang pertama, perencanan strategi membuat gambaran jelas mengenai arah
yang hendak dituju visi dan apa yang menjadi tujuan dan alasan eksistensi organisasi tersebut. Berdasarkan visi dan tugas ini perencanaan strategi mengembangkan tujuan yang
merupakan hasil akhir yang akan dapat diukur dan menunjukan apakah organisasi terkait makin mendekati visi dan tujuan utama atau malah menjauhinya. Dalam bidang kedua,
perencanaan strategi berusaha mengambarkan pada dasar realitas lingkungan kerja. Ada dua lingkungan semacam ini : yang pertama adalah lingkungan ekternal yang merupakan wilayah
dimana pihak lain mempengaruhi atau dipengaruhi oleh organisasi tersebut, dan yang kedua lingkungan internal yang terdiri dari sumber daya, kekuatan serta berbagai kemungkinan dan
tuntutan dari organisasi itu sendiri. Analisis dalam perencanaan politik SWOT adalah menjalin bidang pembentukan visi atau pembentukan tujuan dan analisis lingkungan sekitar,
S = strengths – kekuatan-kekuatan yang dimiliki partai W = weakness – kelemahan-kelemahan yang dimiliki partai
O = opportunities – peluang-peluang yang mungkin bisa diperoleh partai T = threats – ancaman-ancaman yang bisa ditemukan partai
10
ibid, hal 292-293
Universitas Sumatera Utara
organisasi harus mengembangkan pilihan strategis atau jalan alternatif untuk mencapai tujuan akhir.
Strengths yang dimaksud dalam hal ini adalah kekuatan, bisa dilihat dari kekuatan yang dimiliki partai antara lain: besarnya jumlah pengurus wilayah, cabang dan ranting yang
sudah diresmikan, jumlah anggota dan dari mana saja, bagaimana kekuatan media komunikasi yang dimiliki. Weakness berati kelemahan-kelemahan partai juga harus dianalisis
untuk dicarikan solusi penyelesaian agar tidak menjadi faktor yang menyebabkan kekalahan pada pemilihan umum. Opportunities berarti peluang atau kesempatan yang bisa diperoleh
untuk mendukung kampanye harus dianalisis, misalnya adanya kader yang menduduki jabatan tinggi yang bisa menjadi donatur untuk penyelenggaraan kegiatan kampanye. Threats
adalah ancaman, merupakan faktor terakhir yang harus dianalisis untuk sebuah kampanye. Misalnya adanya tekanan untuk tidak memberikan suara pada pemilihan umum, bocornya
strategi kepada pihak lawan, dan lain sebagainya. Von Clausewitz menjelaskan bahwa tujuan strategi itu sendiri bukanlah merupakan
suatu kemenangan yang tampak di permukaan, melainkan kedamaian yang terletak di belakangnya. Pengertian ini juga sangat penting dan erat kaitannya bagi strategi politik yang
dijalankan suatu partai politik, dalam hal ini adalah strategi yang dilakukan partai dengan cara mempengaruhi dan merekrut individu-individu dalam masyarakat. Strategi itu sendiri
memiliki tujuan yang paling utama adalah kemenangan. Kemenangan akan tetap menjadi fokus partai politik dalam memperoleh suara terbanyak pada pemilihan umum.
Bagi setiap Partai Politik strategi dalam mengikuti atau memenangkan Pemilihan Umum adalah sesuatu hal yang harus dimiliki dan ini juga merupakan bagian dari Grand
strategi Partai Politik. Yang diutamakan dalam sebuah bentuk strategi politik pada pemilihan umum, adalah memperoleh kekuasaan dan sebanyak mungkin memberikan pengaruh untuk
Universitas Sumatera Utara
memperoleh hasil yang baik dalam pemilu. Oleh sebab itu, pertempuran untuk memperoleh suara pemilih harus direncanakan dengan hati-hati dan untuk itu dibutuhkan apa yang disebut
dengan strategi.
1.6.2. Teori Kampanye Politik
Dalam suatu pemilihan umum, kampanye politik merupakan bagian dari demokrasi, meskipun kritik yang disampaikan melalui karikatur sering memberikan kesan tidak baik,
tetapi kampanye pemilu tidak dapat dianggap sebagai tindakan tidak bermoral. Kampanye pemilu merupakan instrumen yang sah, dimana kelompok kepentingan politik berupaya
menjelaskan kebenaran tujuannya kepada masyarakat umum. Kampanye politik merupakan bentuk apresiasi adanya hak kebebasan individu.
Rogers dan Storey mendefenisikan kampanye sebagai serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar
khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan kampanye politik menurut Rogers dan Storey adalah upaya yang dilakukan
untuk menciptakan popularitas kandidat agar mempengaruhi keputusan para pemilih. Merujuk pada defenisi ini maka setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya harus
mengandung empat hal yakni : 1.
Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu. 2.
Jumlah khalayak sasaran yang besar. 3.
Biasanya dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, dan 4.
Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi.
11
Disamping keempat ciri diatas, kampanye juga memiliki karakteristik lain, yaitu sumber yang jelas, yang menjadi penggagas, perancang, penyampai sekaligus penangggung
jawab suatu produk kampanye campaign makers sehinga setiap individu yang menerima
11
Antar Venus, Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2009, hal 7
Universitas Sumatera Utara
pesan kampanye dapat mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut setiap saat.
Pesan-pesan kampanye juga terbuka untuk didiskusikan, karena gagasan dan tujuan kampanye pada dasarnya untuk kepentingan dan kesejahteraan umum. Karena sifatnya
terbuka, maka tidak diperlukan tindakan pemaksaan dalam upaya untuk mempengaruhi publik. Tindakan kampanye harusla bersifat persuasi, yaitu murni merupakan ajakan atau
mendorong publik untuk melakukan sesuatu yang dianjurkan atas dasar kesukarelaan. Kampanye pemilihan umum bertujuan mengubah atau memperkuat perilaku masyarakat
dalam memilih kandidat atau partai politik tertentu. Aktivitas kampanye adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan secara terlembaga. Penyelenggara kampanye umumnya bukanlah
individu, melainkan lembaga atau organisasi. Menurut Pfau dan Parrot, upaya perubahan yang dilakukan kampanye selalu terkait
dengan aspek pengetahuan knowledge, sikap attitude dan perilaku behavioural. Ostergaard menyebutkan ketiga aspek tersebut dengan istilah “3A” sebagai kependekan dari
awareness, attitude, dan action. Ketiga aspek ini bersifat saling terkait dan merupakan sasaran pengaruh target of influences yang mesti dicapai secara bertahap agar satu kondisi
perubahan dapat tercipta.
12
Menurut Arnold Steinberg, kampanye politik adalah cara yang digunakan warga negara dalam demokrasi untuk menentukan siapa yang akan memerintah mereka, kampanye
politik merupakan usaha yang terkelola, terorganisir untuk mengikhtiarkan orang dicalonkan, dipilih, atau dipilih kembali dalam suatu jabatan resmi. Setiap kampanye politik adalah suatu
usaha hubungan masyarakat.
13
Pada tahap pertama kegiatan kampanye biasanya diarahkan untuk mencipatakan perubahan pada tataran pengetahuan atau kognitif. Pada tahap ini pengaruh yang diharapkan
12
Ibid, hal 10
13
Steinberg, A., 1981. Kampanye Politik Dalam Praktek, PT Intermasa, Hal 1
Universitas Sumatera Utara
adalah munculnya kesadaran, berubahnya keyakinan atau meningkatnya pengetahuan khalayak tentang isu tertentu. Tahap berikutnya diarahkan pada perubahan dalam ranah sikap
atau attitude. Sasarannya adalah untuk memunculkan simpati, rasa suka, kepedulian atau keberpihakan khalayak pada isu-isu yang menjadi tema kampanye. Dan pada tahap terakhir
kegiatan kampanye ditujukan untuk mengubah perilaku khalayak secara konkret dan terukur. Tahap ini mengharapkan adanya tindakan tertentu yang dilakukan oleh sasaran kampanye.
Menurut Charles U. Larson, kampanye dibagi kedalam tiga kampanye yaitu : 1.
Product iriented campaign comercial campaign atau corporate campaign atau kampanye yang berorientasi pada produk umumnya terjadi di dunia bisnis. Motivasi
yang yang mendasarinya adalah keuntungan finansial. Cara yang ditempuh adalah dengan memperkenalkan produk dan melipatgandakan penjualan sehingga didapatkan
keuntungan yang diharapkan. 2.
Candidate Oriented Campaigns atau kampanye yang berorientasi pada kandidat, umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan politik. Karena itu jenis
kampanye ini dapat juga disebut sebagai political campaigns kampanye politik. Tujuannya antara lain adalah untuk memenangkan dukungan masyarakat terhadap
kandidat-kandidat yang diajukan oleh partai politik agar dapat menduduki jabatan- jabatan politik yang diperebutkan melalui proses pemilihan umum.
3. Ideologically or cause oriented campaigns adalah jenis kampanye yang berorientasi
pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali berdimensi perubahan sosial.
14
Salah satu hal yang harus dipenuhi untuk menciptakan kampanye politik adalah memilih orang yang bisa menguasai dan memahami perencanaan dan penggunaan media
komunikasi. Perencana komunikasi adalah suatu teknik dalam memproses berbagai alternatif
14
Antar Venus, 2004. Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan Kampanye Komunikasi, Bandung : Simbiosa Rekatama Media, Ha l 11
Universitas Sumatera Utara
yang tersedia untuk mencapai tujuan komunikasi. Assifi dan French menyusun delapan langkah yang dapat dilakukan dalam perencanaan kampanye, yakni :
1. Menganalisis masalah
2. Menganalisis khalayak
3. Merumuskan tujuan objective
4. Memilih media
5. Mengembangkan pesan
6. Merencanakan produksi media
7. Merencanakan manajemen program
8. Monitoring dan evaluasi
15
Masyarakat sebagai makhluk politik sangat peka dengan hal-hal yang bersifat propaganda, dan sebagai individu mereka berhak memilih siapa yang terbaik menurut
pemikirannya. Dalam proses kampanye, untuk mengelola pesan yang mengena dan efektif perlu
diperhatikan beberapa hal: 1.
Harus menguasai lebih dahulu pesan yang disampaikan, termasuk struktur penyusunan yang sistematis.
2. Mampu mengemukakan argumentasi secara logis. Sehingga harus mempunyai alasan
berupa fakta dan pendapat yang bisa mendukung materi yang disajikan. 3.
Memiliki kemampuan untuk membuat intonasi bahasa vocal serta gerakan-gerakan tubuh yang dapat menarik perhatian pendengar.
4. Memiliki kemampuan membumbui pesan berupa humor untuk menarik perhatian dan
mengurangi rasa bosan pendengar.
16
15
Hafied Cangara, Komunikasi Politik, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009, hal 287
16
Ibid, hal 318-319
Universitas Sumatera Utara
Penentapan komunikator merupakan langkah penting yang menentukan sukses tidaknya suatu kampanye, maka komunikator kampanye haruslah seorang yang memiliki
kredibilitas tinggi, memiliki daya tarik serta memiliki power.
1.6.3. Teori Komunikasi Politik
Gabriel A. Almond melihat bahwa komunikasi merupakan salah satu masukan yang menentukan bekerjanya semua fungsi dalam sistem politik. Ia diibaratkan sebagai suatu
sistem sirkulasi darah dalam tubuh yang mengalirkan pesan-pesan politik berupa tuntutan, protes, dan dukungan aspirasi dan kepentingan ke jantung pusat pemprosesan sistem
politik. Komunikasi politik menyambungkan semua bagian dari sistem politik sehingga aspirasi dan kepentingan dikonversikan menjadi berbagai kebijaksanaan. Bila komunikasi itu
berjalan lancar, wajar, dan sehat, sistem politik akan mencapai tingkat kualitas responsif yang tinggi terhadap perkembangan aspirasi dan kepentingan masyarakat sesuai dengan tuntutan
zaman.
17
Komunikasi politik menurut Dahlan ialah suatu bidang atau disiplin yang menelaah perilaku dan kegiatan komunikasi yang bersifat politik, mempunyai akibat politik, atau
berpengaruh terhadap perilaku politik. Dengan demikian, pengertian komunikasi politik dapat dirumuskan sebagai suatu proses pengoperan lambing-lambang atau symbol-simbol
komunikasi yang berisi pesan-pesan politik dari seseorang atau kelompok kepada orang lain Komunikasi politik merupakan suatu proses komunikasi yang memiliki implikasi atau
konsekuensi terhadap aktivitas politik. Artinya komunikasi politik memiliki pesan yang bermuatan politik. Karena politik adalah pengambilan keputusan bukan untuk kepentingan
perorangan, melainkan untuk kepentingan orang banyak.
17
Ibid, hal 17
Universitas Sumatera Utara
dengan tujuan untuk membuka wawasan atau cara berpikir, serta memengaruhi sikap dan tingkah laku khayalak yang menjadi target politik.
18
• Komunikator politik Secara sederhana komunikasi politik adalah sebuah proses komuniksai yang memiliki
dampak ataupun muatan politis. Dalam sistem politik di Indonesia, komuniksai politik merupakan salah satu fungsi dalam sistem politik itu. Melalui komuniksai politik rakyat
memberikan dukungan, meyampaikan aspirasi, dan melakukan pengawasan terhadap sistem politik. Melalui itu pula rakyat mengtahui apakah dukungan, aspirasi, dan pengawasan itu
tersalur atau tidak sebagaimana dapat mereka simpulkan dari berbagai kebijakan politik yang diambil.
Menurut Dan Nimmo komunikasi politik terdiri atas berbagai unsur, yakni:
Komunikasi politik tidak hanya menyangkut partai politik, melainkan juga lembaga pemerintahan legislatif dan eksekutif. Dengan demikian sumber atau komunikator
politik adalah mereka-mereka yang dapat memberi informasi tentang hal-hal yang mengandung makna atau bobot politik.
• Pesan politik Pesan politik ialah pernyataan yang disampaikan, baik secara tertulis maupun tidak
tertulis, baik secara verbal maupun non verbal, tersembunyi maupun terang-terangan, baik yang disadari maupun tidak disadari yang isinya mengandung bobot politik.
• Saluran atau media politik Saluran atau media politik adalah alat atau sarana yang digunakan oleh komunikator
dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya. Misalnya media cetak, elektronik, dan lain sebagainya.
18
H.A.W. Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. hal 35.
Universitas Sumatera Utara
• Sasaran atau target politik Sasaran adalah anggota masyarakat yang diharapkan dapat memberi dukungan dalam
bentuk pemberian suara vote kepada partai atau kandidat dalam pemilihan umum. • Pengaruh atau efek komunikasi politik
Efek komunikasi politik yang diharapkan adalah terciptanya pemahaman terhadap sistem pemerintahan dan partai-partai politik, dimana nuansanya akan bermuara pada
pemberian suara vote dalam pemilihan umum. Pemberian suara ini sangat menentukan terpilih tidaknya seorang kandidat dalam sebuah pemilu.
19
1. Memberikan informasi kepada masyarakat apa yang akan terjadi disekitarnya. Disini
media komunikasi memiliki fungsi pengamatan dan juga fungsi monitoring apa yang terjadi dalam masyarakat.
Komunikasi politik menurut McNair memiliki lima fungsi dasar, yaitu:
2. Mendidik masyarakat terhadap arti dan signifikansi fakta yang ada. Disini para
jurnalis diharapkan melihat fakta yang ada sehingga berusaha membuat liputan yang objektif objective reporting yang bisa mendidik masyarakat atas realitas fakta
tersebut. 3.
Menyediakan diri sebagai platform untuk menampung masalah-masalah politik sehingga bisa menjadi wacana dalam membentuk opini publik, dan mengembalikan
hasil opini itu kepada masyarakat. Dengan cara demikian, bisa memberi arti dan nilai pada usaha penegakan demokrasi.
4. Membuat publikasi yang ditujukan kepada pemerintah dan lembaga-lembaga politik.
Disini media bisa berfungsi sebagai anjing penjaga watchdog.
19
Hafied Cangara, Komunikasi Politik, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2009, hal 37-39
Universitas Sumatera Utara
5. Dalam masyarakat yang demoktratis, media politik berfungsi sebagai saluran
advokasi yang bisa membantu agar kebijakan dan program-program lembaga politik dapat disalurkan kepada media massa.
20
Penetapan strategi komunikasi untuk sebuah kampanye harus diawali dengan penetapan hal-hal berikut ini:
1. Siapa yang menjadi juru kampanye komunikator?
2. Siapa yang menjadi target sasaran kampanye khalayak?
3. Pesan apa yang harus disampaikan?
4. Saluran atau media apa yang harus digunakan untuk penyebarluasan informasi?
5. Bagaimana hasil atau pengaruh efek yang diharapkan dari kampanye itu?
21
Komunikasi menjadi sarana yang paling adil untuk saling bertukar pengaruh dan memperebutkan kekuasaan. Komunikasi politik dalam hal ini adalah segala hal yang
dilakukan oleh kandidat kepala daerah untuk menyerap sekaligus menaggapi isu-isu politik yang beredar ditengah masyarakat. Isu ini dikaitkan dengan usaha kandidat untuk
menempatkan sekaligus membangun image ditengah-tengah masyarakat. Isu ini biasa berupa ideologi partai, visi maupun misi yang ditawarkan serta pembentukan figur itu sendiri dalam
kehidupan bermasyarakat.
1.7. Defenisi Konsep dan defenisi Operasional
1.7.1. Defenisi konsep
Dalam penelitian ini konsep yang digunakan dalam menemukan kampanye partai pelopor untuk memenangkan pasangan Kasmin Simanjuntak dan Liberty Pasaribu, penulis
menggunkan konsep Strategi Politik, Kampanye Politik, serta Komunikasi Politik sebagai
20
Ibid, hal 39-40
21
ibid, hal 294-295
Universitas Sumatera Utara
konsep utama untuk melihat peranan partai pelopor selama masa kampanye yang berlasung pada tanggal 24 April – 8 Mei 2010 dalam kemanangan pasangan tersebut.
• Strategi politik adalah suatu rencana yang berisikan berbagai rangkaian kegiatan- kegiatan yang akan dilaksanakan dalam upaya mendapatkan kemenangan dalam
bidang politik. • Komunikasi politik adalah peran komunikasi dalam proses politik. Bisa dilihat dengan
kemampuan penggunaan komunikasi dalam mempengaruhi pengetahuan publik, dan tindakan politik publik.
• Kampanye politik adalah kegiatan individual ataupun kelompok untuk mempengaruhi orang lain agar mau memberikan dukungan dalam bentuk suara kepada mereka
dalam suatu pemilihan umum. Kampanye berusaha membentuk tingkah laku kolektif agar masyarakat lebih mudah digerakkan untuk mencapai suatu tujuan, yaitu
memenangkan pemilu.
1.7.2. Defenisi Operasional
Untuk mendapatkan hasil dari konsep diatas, diuraikan kerangka operasional yang akan dijadikan penulis sebagai pedoman wawancara.
Strategi politik bisa dilihat dengan model SWOT, yang berarti: • S = Strengths berarti kekuatan yang dimiliki partai antara lain dilihat melalui:
besarnya jumlah pengurus wilayah, cabang dan ranting yang sudah diresmikan, jumlah anggota dan dari mana saja, bagaimana kekuatan media komunikasi yang
dimiliki.
Universitas Sumatera Utara
• W = Weakness berarti kelemahan, kelemahan partai juga harus dianalisis untuk dicarikan solusi penyelesaian agar tidak menjadi faktor yang menyebabkan kekalahan
pada pemilihan umum. • O = Opportunities berarti peluang atau kesempatan yang bisa diperoleh untuk
mendukung kampanye harus dianalisis, misalnya adanya kader yang menduduki jabatan tinggi yang bisa menjadi donatur untuk penyelenggaraan kegiatan kampanye.
• T = Threats berarti ancamana, merupakan faktor terakhir yang harus dianalisis untuk sebuah kampanye. Misalnya adanya tekanan untuk tidak memberikan suara pada
pemilihan umum, bocornya strategi kepada pihak lawan, dan lain sebagainya. Kunci sukses komunikasi politik terletak pada tiga hal, yaitu:
• Komunikator, faktor-faktor penting yang harus dicapai komunikator adalah antara lain kredibilitas atau kepercayaan yang diperoleh komunikator dari masyarakat, kekuasaan
sosial yang dimiliki komunikator, peranan komunikator dalam masyarakat, hubungan komunikator dengan masyarakat.
• Pesan, faktor penting pada pesan adalah pengorganisasian pesan, argumentasi yang digunakan, imbauan yang disampaikan, dan bahasa yang dipakai pada saat
menyampaikan pesan. • Media, yang dimaksud media dalam hal ini adalah media yang berwujud secara fisik,
seperti radio atau pun surat kabar. Kampanye politik dalam pemilu jika dilakukan tanpa perencanaan tidak akan sampai
pada hal yang akan dituju. Dalam melakukan kampanye, diperlukan rencana kampanye yang mencakup beberapa hal, diantaranya yaitu:
Universitas Sumatera Utara
• Meneliti dan menganalisa lawan politik dan perencanaan kampanyenya, komposisi demografi dan gaya hidup pemilih, cara-cara perilaku sosial dan politis mereka, dan
juga kelebihan dan kelemahan pihak sendiri. Tujuannya untuk mengetahui apa kira- kira yang akan menyebabkan kekalahan dan dalam kondisi bagaimana kampanye
akan dimulai. • Aliansi politik, yaitu membentuk koalisi klasik didalam dan diluar partai politik, misal
dengan perkumpulan-perkumpulan dekat, dan klub-klub hobi, dan kelompok- kelompok kepentingan serta media yang berpihak pada kita. Yang juga perlu dicari
adalah tokoh-tokoh yang bisa terjun kedalam kampanye atau yang dapat memobolisasi orang lain.
• Promosi. Tujuannya komunikasi yang terbiayai dan terkontrol sesuai anggaran. Iklan di koran, plakat, iklan di radio dan TV, iklan di bioskop, iklan di situs internet direct
mailling; semua ini membutuhkan kesiapan para agen kegiatan ini sering disebut dengan briefing, tahap perancangan dan penolakan konsep, tahap produksi alat-alat
promosi dan iklan dan juga tahap penempatan. Artinya, membeli tempat pemasangan iklan dan durasi iklan. Kegiatan ini harus dilakukan pihak profesional.
• Kampanye di jalan-jalan dan events. Langkah ini diartikan sebagai aksi basis atau aktivitas partai yang terorganisasi, dengan atau tanpa selebriti, stan-stan informasi,
aksi telepon, kampanye dari rumah-kerumah. • Humas. Fokus humas adalah komunikasi yang terjadi dengan cara memberikan
informasi dan pengaruh kepada media-media independen. Tujuannya adalah agar informasi tentang parpol masuk kedalam redaksi siaran berita dengan pemberitaan
yang lebih terpercaya.
Universitas Sumatera Utara
• Mobilisasi pada hari pemilihan. Penyelesaian akhir harus disiapkan dengan tepat agar mendapatkan hasil yang maksimal dari sumber daya yang ada sebelum hari kampanye
selesai.
1.8. Metode Penelitian
1.8.1. Bentuk Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menerapkan metode penelitian deskriptif kualitatif yang bersifat mendeskripsikan tentang masalah yang diangkat. Penelitian kualitatif dapat diartikan
sebagai rangkaian kegiatan atau proses penjaringan informasi, dari kondisi suatu objek, yang kemudian dihubungkan dengan pemecahan masalah.
1.8.2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Data Primer, merupakan penelitian dilapangan dengan cara wawancara yaitu berupa tanya jawab dengan narasumber yang menguasai pertanyaan penelitian. Adapaun
yang menjadi narasumber penulis adalah Bapak Mangapul Siahaan selaku ketua Partai Pelopor di Toba Samosir, Bapak Tua Siahaan selaku sekretaris Partai Pelopor,
Bapak Rudin Pasaribu selaku Sekretaris Tim Kemenangan Kasmin Simanjuntak dan Liberty Pasaribu, Bapak Maruli Simanjuntak selaku anggota Tim Kemenangan
Kasmin Simanjuntak dan Liberty Pasaribu. 2.
Data Sekunder, yaitu penelitian kepustakaan. Dengan mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai literatur seperti buku, situs internet, jurnal, laporan, artikel dan bentuk
literatur lainnya sebagai bahan untuk melengkapi keakuratan dari data primer.
Universitas Sumatera Utara
1.8.3. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses pengkategorian konsep yang digunakan dalam penelitian, dengan data yang diperoleh di
lapangan. Dimana data yang diperoleh disusun, kemudian dianalisis dan disajikan untuk memperoleh gambaran yang sistematis mengenai permasalahan yang diteliti.
I. 9. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini diuraikan kedalam beberapa bab. Adapun tiap bab terdiri dari : BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi mengenai latar balakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep dan
defenisi operasional, metode peneltian, dan sistematika penulisan. BAB II : Gambaran Umum Partai Pelopor
Bab ini menggambarkan hal-hal yang berkaitan dengan partai, yaitu sejarah lahirnya Partai Pelopor di tingkat nasional dan di Toba Samosir sendiri, dasar pemikiran dan
tujuan partai, visi dan misi partai, serta struktur dan kepengurusan partai. BAB III : Penyajian dan Analisis Data
Pada bab ini disajikan visi maupun misi dari pasangan Kasmin Simanjuntak – Liberty Pasaribu, program kerja untuk Toba Samosir, dan dipaparkan hasil temuan
penulis mengenai hal-hal yang dilakukan oleh Partai Pelopor pada masa kampanye untuk memenangkan pasangan Kasmin Simanjuntak dan Liberty Pasaribu.
BAB IV : Penutup Bab ini merupakan bagian terakhir yang berisi tentang kesimpulan yang diperoleh
dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya serta berisi saran-saran atas hasil penelitian.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
GAMBARAN UMUM PARTAI PELOPOR
2.1. Sejarah Lahirnya Partai Pelopor
Partai pelopor didirikan pada tanggal 22 Mei 2002 dan dideklarasikan di Jakarta pada tanggal 29 Agustus 2002. Latar belakang pendirian partai yang bersemangat marhaenis ini
tidak bisa lepas dari ketokohan Rachmawati Soekarnoputri. Kiprah Rahmawati di dunia politik terlihat nyata sejak pertengahan tahun 2001, ketika ia mendeklarasikan Front
Nasional. Rachmawati ingin menegakkan kembali cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945, Pancasila 1 Juni 1945, dan ajaran Bung Karno. Ia yakin ajaran Bung Karno tak pernah mati.
22
Pada awal pendirian partai ini, Ketua Partai Pelopor yang kemudian menjadi Sekretaris Jendral Partai Eko Suryo Santjojo mengatakan Rachmawati Soekarnoputri dalam
partainya memang akan menjadi simbol kekuatan ideologis Partai Pelopor. Partai Pelopor ingin meluruskan kembali pemahan mengenai ajaran Bung Karno. Sebab, dalam pandangan
Ketua Umum Partai Pelopor Rachmawati Soekarnoputri saat ini banyak kalangan yang mengaku nasionalis menjual simbol-simbol nasionalis dan marhaenis, termasuk menjual foto-
Lambang Partai Pelopor adalah sebuah bintang diapit padi dan kapas dalam sebuah lingkaran bulat berwarna merah. Menurutnya, lambang itu adalah simbol Ketuhanan
Yang Maha Esa yang dijadikan tujuan perjuangan partai. Partai Pelopor, kata Rachmawati, tidak menggunakan lambang kepala banteng karena sudah terlalu banyak parpol yang
menggunakan lambang tersebut.
22
Kompas, 2004, jakarta. Partai-partai politik indonesia dan program 2004-2009, aritasius sugiya, dkk. Hall 447
Universitas Sumatera Utara
foto Bung Karno, sementara tidak tahu apa yang harus diperbuat sebagai seorang nasionalis.
23
Bung Karno mengajarkan marhaenisme sebagai teori perjuangan, sekaligus sebagai teori politik dengan tiang penyangga sosio nasionalisme dan sosio demokrasi. Ajaran ini lahir
sebagai jawaban terhadap praktis kolonialisme dan imperialisme penjajah Belanda di tanah air. Sukarno menggali ajaran ini dari rahim budaya Indonesia. Pada masa-masa pergerakan
nasional, Sukarno kuliah di Bandung dan menemukan jodoh Inggit Garnasih. Sehingga dia sangat intim dengan budaya Sunda. Suatu ketika, Sukarno berjalan di persawahan di daerah
Bandung Selatan, ia berkenalan dengan seorang petani bernama Abdi Marhaen. Petani itu punya sawah sendiri, memiliki cangkul dan rumah sebagai tempat tinggal. Akan tetapi,
sekalipun memiliki alat produksi sendiri, kehidupannya sangat tidak layak. Gambaran Dalam pandangan Rachmawati, pembangunan tidak berarti hanya menekankan
bidang materi dan kebendaan, tetapi seperti yang dicanangkan Bung Karno, yaitu juga menekankan character dan natinaol building. Contohnya seperti salah satu ajaran Bung
Karno yang kini ditinggalkan dan dilupakan, yaitu kesedrhanaan hidup agar mampu mandiri mencukupi kebutuhan sendiri sehingga dapat mencegah praktisi korupsi. Pandangan ini lah
yang tampak dalam sikap Partai Pelopor yang menolak ketergantungan ekonomi pada lembaga dana internasional. Partai ini mencita-citakan pembangunan ekonomi nasional yang
berdikari, seperti dianut Bung Karno. Menurut partai ini ketergantungan ekonomi Indonesia pada lembaga dana internasional jelas bertentangan dengan misi Partai Pelopor yang
menghendaki pembangunan ekonomi nasional yang berdikari berdiri diatas kaki sendiri. Beberapa pokok dari ajaran mendiang Bung Karno seperti yang tertuang pada konsep Trisakti
berdaulat dibidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam bidang kebudayaan tampaknya memang menjadi platform partai ini.
23
Ibid, Hall 449
Universitas Sumatera Utara
kehidupan petani Marhaen ini, kemudian dijadikannya salah satu pilar ajaran Marhaenisme. Bung Karno melihat, kala itu mayoritas penduduk Indonesia, hidup seperti Abdi Marhaen.
Maka dia pun memberi nama ajaran paham ini Marhaenisme. Misinya adalah memperjuangkan kesejahteraan sosial sosio demokrasi pada seluruh kaum marhaen yang
mengalami penindasan dan pengisapan di negeri ini. Partai yang mengandalkan konstituennya di kalangan kaum urban muda marhaenis ini
juga menjanjikan bersikap tidak kompromis terhadap para pelanggar HAM dan menolak dwi fungsi TNIPolri. Partai ini akan berjuang mengembalikan fungsi TNI sebagai kekuatan
pertahanan keamanan. Dengan demikian, TNI tidak bisa lagi dijadikan alat politik kelompok tertentu atau berpolitik demi kepentingan TNI sendiri.
Sejak pendiriannya tahun 2002 lalu, banyak kalangan telah melihat Partai Pelopor memiliki potensi untuk tumbuh menjadi kekuatan posisi pada masa pemerintahan Presiden
Megawati Soekarnoputri. Karena Racmawati dikenal sebagai tokoh yang kritis dan vokal dalam mengkritik jalannya pemerintahan. Salah satu sikap oposisi yang ditunjukkan Partai
Pelopor adalah ketika pada awal tahun 2003 partai ini bersama dengan berbagai elemen mahasiswa, pemuda buruh, dan lembaga swadaya masyarakat menjadi salah satu dari 36
elemen Gerakan Opsisi Nasioanal, yang menyerukan pembubaran eksekutif-legislatif, serta pembentukan pamerintahan transisi bernama pemrintahan sipil demokratik.
24
Dalam Pemilu 2004, Partai Pelopor yang dipimpin Rachmawati yang dibantu pendiri partai lainnya, Eko Suryo Santjojo dan Ristiyanto, memperoleh tiga kursi DPR, yang berasal
dari daerah pemilihan Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua, delapan kursi DPRD provinsi, dan 120 kursi DPRD kabupatenkota di berbagai kawasan di negeri ini.
Tanggal 11 April 2007, Rachmawati dilantik sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
24
Ibid, hal 450
Universitas Sumatera Utara
Ia melepaskan diri dari partai dan bersikap keras untuk menepati sumpahnya mengikuti aturan sebagai anggota pertimbangan presiden, antara lain tidak berpartai dan tidak
menyampaikan pernyataan politik tanpa persetujuan Presiden. Namun, para pendukungnya di Partai Pelopor tetap menempatkan Rachmawati sebagai ikon partai. Setelah Rachmawati
lepas dari jabatan di partai, Sekjen Partai Pelopor Eko Suryo Santjojo terpilih sebagai pengganti ketua umum. Sekjen Partai Pelopor dipegang Ristiyanto. Ketua partai lainnya
adalah Kartika Adidarma, Bambang Suroso, Silvester Mbete AM, dan Sarwidji. Wakil sekjen adalah Fransiscus Landiwawe, bendahara umum Tony F Mainaky, dan wakilnya, Maulana
Yusuf Kelana.
25
Sejak berdiri pada tahun 2002, Partai Pelopor sudah ada di 27 provinsi antara lain: Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu,
Lampung, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat,
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.
2.2. Sejarah Lahirnya Partai Pelopor Di Toba Samosir