33 Menurut Gadne yang dikutip Purwanto 2003:84 bahwa
“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa, sehingga perbuatannya berubah.
Pendapat ini menjelaskan bahwa belajar dipengaruhi oleh situasi stimulus yang menyebabkan perubahan perbuatan”. Morgan yang
dikutip Purwanto 2003:84 bahwa “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil
dari latihan atau pengalaman. Pendapat ini menggambarkan bahwa belajar merupakan perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Witherington yang dikutip Purwanto 2003:84 bahwa “Belajar adalah
setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap,
kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Pendapat tersebut menjelaskan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang
terjadi sebagai reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.
Melihat pendapat-pendapat di atas, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai
reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian yang disebabkan oleh situasi stimulus yang berupa latihan
atau pengalaman yang berulang-ulang.
34
2. Hakekat Pembelajaran
Istilah pembelajaran merupakan perkembangan dari istilah pengajaran. Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan oleh seorang
guru atau yang lain untuk membelajarkan siswa yang belajar Hasanah, 2012 : 85. Menurut Hasanah, 2012 : 87, secara garis besar, ada 4 pola
pembelajaran.
Pertama,
pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan alat bantu atau bahan pembelajaran dalam bentuk alat
raga.
Kedua,
pola guru dan alat bantu dengan siswa,
ketiga,
pola guru+media dengan siswa.
Keempat,
pola media dengan siswa atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan media atau bahan
pembelajaran yang disiapkan. Berdasarkan pola-pola pembelajaran diatas, maka pembelajaran
bukan hanya sekedar mengajar dengan pola satu, akan tetapi lebih dari pada itu seorang guru harus mampu menciptakan proses pembelajaran
yang bervariasi. Menurut paham konvensional, pembelajaran diartikan sebagai bantuan kepada anak didik yang dibatasi pada aspek intelektual
dan keterampilan. Unsur utama dari pembelajaran adalah pengalaman anak sebagai seperangkat event sehingga terjadi proses belajar
Hasanah, 2012 : 86 3.
Taman Kanak-kanak
Taman kanak-kanak atau disingkat TK adalah jenjang pendidikan anak usia dini yakni usia 6 tahun atau di bawahnya dalam
bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian
35 rangsangan
pendidikan untuk
membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut. Lama masa belajar seorang murid di TK biasanya tergantung
pada tingkat kecerdasannya yang dinilai dari rapor per semester. Secara umum untuk lulus dari tingkat program di TK selama 2 dua tahun,
yaitu : 1 TK 0 nol Kecil TK kecil selama 1 satu tahun, 2 TK 0 nol Besar TK besar selama 1 satu tahun.
Umur rata-rata minimal kanak-kanak mula dapat belajar di sebuah taman kanak-kanak berkisar 4-5 tahun sedangkan umur rata-rata
untuk lulus dari TK berkisar 6-7 tahun. Setelah lulus dari TK, atau pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah lainnya yang sederajat,
murid kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi di atasnya, yaitu Sekolah Dasar atau yang sederajat. Di Indonesia,
seseorang tidak diwajibkan untuk menempuh pendidikan di TK. 4.
Pembelajaran di TK
Pembelajaran pada intinya merupakan suatu proses menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi belajar mengajar. Dalam
pembelajaran tersirat adanya satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara guru yang mengajar dan peserta didik yang belajar. Sesuai dengan
apa yang dikemukakan oleh Sudjana 1995:5, pembelajaran dapat diartikan sebagai upaya sistematik dan disengaja untuk menciptakan
terjadinya kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu anak-anak
36 warga belajar dan pendidik sumber belajar yang melakukan kegiatan
membelajarkan. Adapun proses pembelajaran pada hakekatnya terbagi dalam dua
konsep yang berlangsung secara bersamaan yaitu proses belajar yang dilakukan oleh anak TK dan proses belajar yang dilakukan oleh
pendidik. Kegiatan pembelajaran di TK mengutamakan bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain. Secara alamiah bermain memotivasi
anak untuk mengetahui sesuatu lebih dalam, dan secara spontan anak mengembangkan
kemampuannya. Bermain
pada dasarnya
mementingkan proses dari pada hasilnya. Menurut Pendapat Bredekamp yang dikutip oleh Masitoh
2003: 5 “
play is a important vehicle for children, social, emotional, and cognitive
development”. Artinya bermain merupakan wahana yang penting bagi perkembangan sosial,
emosi, dan kognitif anak yang direfleksikan pada kegiatan. Berbeda dengan pendapat Piaget yang dikutip oleh Masitoh
2003:5 bahwa, “bermain merupakan wahana yang penting yang dibutuhkan untuk perkembangan berpikir anak. Belajar yang paling
efektif untuk pendidikan anak usia diniTaman kanak-kanak adalah melalui suatu kegiatan yang konkrit dan pendekatan yang berorientasi
bermain”. Bermain sebagai suatu bentuk kegiatan belajar di TK adalah
bermain kreatif dan menyenangkan. Melalui bermain kreatif anak dapat mengembangkan serta mengintegrasikan semua kemampuannya. Anak