Research Entrepreneurship Fasilitas Penunjang - Fasilitas Olah-raga pengembangan Minat-bakat

ukuran mutu penelitian atau kinerja kompetensi perguruan tinggi di dalam komunitas akademik internasional, dan iii landasan bagi kerangka berpikir yang obyektif dan sistematis bagi terbentuknya pendewasaan dan kompetensi sivitas akademika dan Universitas. Ketiga kata entrepreneurship. Entrepreneurship menunjukkan kemampuan Universitas dalam hal: i komitmen yang tinggi sivitas akedemika untuk berinteraksi dengan dunia nyata, menghadapi berbagai masalah dan tantangannya, ii kompetensi berspektrum luas sehingga menempatkan universitas dapat berkiprah dalam berbagai kegiatan dan lapangan, dan iii antisipasi lingkungan strategis yang mengarah kepada globalisasi dan kemajuan teknologi informasi. Tiga kata tersebut menunjukkan bahwa Universitas Widyagama Malang bertekad meningkatkan dan mengembangkan sumberdaya akademik yang berkualitas untuk kepentingan keilmuan maupun kemasyarakatan. Implementasi research dan entrepreneurship tidak dapat saling terpisah. Keduanya saling bersinergi satu sama lain ke arah vertikal dan horizontal memperkaya kompetensi akademik, serta menghasilkan ragam dan kualitas penelitian atau karya ilmiah yang bermutu. Oleh karenanya implementasi identitas ilmiah menuju research and entrepreneurship university perlu disusun dan diproyeksi dalam program-program yang berorientasi ke depan. Secara garis besar, pencapaian menuju research and entrepreneurship university hingga tahun 2025 meliputi: 1. pengembangan kualitas sumberdaya manusia SDM, mencakup studi pascasarjana terutama studi doktor, percepatan kenaikan jabatan akademik terutama ke lektor kepala dan guru besar, dan peningkatan aktivitas kemahasiswaan. 2. pengembangan sumberdaya penunjang akademik, meliputi pembenahan ruang dosen, internet, implementasi digitalibrary, kerjasama penelitian, pengembangan laboratorium, dan jurnal terakreditasi. 3. Peningkatan Kualitas Belajar Mengajar melalui peningkatan baku mutu pembelajaran 4. Pengembangan Kompetensi, meliputi pemberdayaan kelompok studi, pelatihan metodologi penelitian, peningkatan aktivitas seminar akademik, dan implementasi lima kompetensi unggulan Aplikasi Komputer, basic conversation , Basic Information Technology, Kewirausahaan, dan TOEFL kepada mahasiswa 5. Pengembangan Unit Bisnis, meliputi LKBH FH, akuntan publik FE, lab mesin FT, dan lab pangan FP 6. Implementasi Hibah Penelitian LPPM sebagai landasan peningkatan kemampuan penelitian dosen untuk meraih hivah kompetitif 7. Sosialisasi Kebijakan Penelitian mencakup program-program Dikti, Ristek RUT, lembaga lain atau bahkan dari luar negeri 8. Implementasi Reward, mencakup penghargaan bagi yang berprestasi dalam kegiatan penelitian atau berperan besar dalam forum ilmiah nasionalinternasional.

2.2.6. Unit Bisnis Universitas

Untuk menjadi Universitas yang mandiri maka tuntutan pendanaan menjadi prioritas. Universitas Widyagama Malang telah mengembangkan alternatif sumber dana selain dari Mahasiwa. Beberapa unit Bisnis telah dijalankan oleh Yayasan melalui PT Widya Sarana Makmur yang dibentuk oleh yayasan. Disamping itu Universitas juga merancang Unit Jasa Usaha.

2.2.7. Mahasiswa dan Alumni

Beberapa tahun terakhir jumlah mahasiswa mengalami penurunan yang cukup signifikan sehingga berdampak langsung pada sumber dana Perkembangan jumlah mahasiswa 5 tahun terakhir sebagaimana terlampir. Kondisi tersebut sangat mengganggu jalannya program- program yang telah tersusun. Program pelacakan alumni, peningkatan daya saing alumni dan kerja sama dengan alumni masih dalam taraf rintisan.

2.2.8. Peluang dan Pendekatan

Peluang pengembangan ditelaah secara sistemik komprehensif. Konsep RAISE mendasari sebagian penelaahan analisis SWOT Tabel 2.5. namun dilihat secara kontekstual. Hal ini mencakup pada tingkat paling tinggi, yakni visi dan misi hingga kegiatan tri darma Perguruan Tinggi itu sendiri. Secara umum faktor internal menunjukkan kekuatan dan kelemahan yang cukup klasik dihadapi oleh perguruan tinggi, bahkan oleh perguruan tinggi negeri PTN. Kekuatan itu merupakan hal normatif, sementara kelemahan terjadi karena fakta yang tidak dapat memenuhi hal normatif. Kelemahan ini umumnya diletakkan pada kesalahan atau ketidak mampuan lingkungan atau bisa karena salah kebijakan. Kekuatan pada visi dan misi, keuangan dan infrastruktur menunjukkan modal untuk menuju kemampuan pengembangan tri darma Perguruan Tinggi. Dengan mengikuti berbagai peraturan akademik DIKTI, Universitas ini sesungguhnya telah berada dalam jalur yang benar. Hal ini dibuktikan dengan partisipasi dosen dalam berbagai penelitian program Dirlitabmas DIKTI. Namun demikian, beberapa kelemahan harus senantiasa dikritisi. Kelemahan yang bersifat mendasar perlu diperbaiki segera, rendahnya partisipasi dosen dalam meneliti dan lemahnya penguasaan sumber informasi penelitian. Kelemahan tersebut harus dijadikan tantangan untuk diprioritaskan pemecahannya. Beberapa peluang dari factor eksternal, baik dari pemerintah dan swasta, atau lembaga lainnya, dapat dimanfaatkan untuk mengeliminasi kelemahan. Oleh karenanya Universitas perlu secara terbuka menangkap peluang kerjasama dengan pihak manapun, yang kompetitif atau tidak, secara langsung atau tidak berhubungan dengan tri darma Perguruan Tinggi. Hal ini pun sudah berjalan di universitas ini, misalnya program PHK, PHP-PTS atau program penelitian dan pengabdian pada masyarakat Ditlitabmas Dikti.