19
BAB V HASIL YANG DICAPAI
A. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PPM
Pada tahap persiapan, Tim PPM mengadakan pertemuan anggota tim yang dilanjutkan dengan pembagian kerja. Anggota Tim yang bertugas menghubungi
pihak TK Negeri Sleman, segera menemui untuk memohon ijin pengadaan kegi- atan dan kerjasama dalam kegiatan ini, serta kesepakatan waktu pelaksanaan. Pada
kegiatan PPM ini sebagai sasaran adalah guru-guru TK Negeri maupun Swasta yang dipilih secara area purpossive sampling, artinya dipilih mewakili area TK
yang ada di Kota Yogyakarta. Anggota Tim yang lain dengan dibantu mahasiswa bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan kegi-
atan, seperti presensi, LCD, makalah, konsumsi, transportasi, dokumentasi, dan sebagainya.
Berdasarkan kesepakatan dengan Kepala Sekolah TK Negeri Sleman, ibu Nunik Erwani Widayati, S.Pd, maka untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan
undangan akan dibuat oleh Tim PPM. Menjelang dilaksanakannya kegiatan diper- siapkan daftar hadir peserta dan penggandaan makalah oleh Tim PPM.
Kegiatan PPM dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa tanggal 2 dan 3 Juni 2014 di Ruang Pertemuan TK Negeri Sleman, Kompleks Perumahan UGM,
Sekip, Blok W3, Depok, Sleman. PPM terlaksana dengan baik dan lancar selama dua hari dari jam 08.00
– 16.00 WIB, dihadiri oleh 43 guru TK dari 40 undangan yang disebar. Hal ini karena seluruh guru TK Negeri Sleman mengikuti kegiatan,
sehingga jumlahnya melebihi dari target 40 guru. Namun hal ini tidak menjadi masalah, karena justru menunjukkan Kepala Sekolah TK Negeri Sleman sangat
memahami manfaat kegiatan ini bagi guru-gurunya. Kegiatan pelatihan diawali dengan sambutan sekaligus dibuka oleh Ketua
Tim PPM, dalam hal ini diwakili Ibu Dr. Das Salirawati, M.Si. Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian para akademisi terhadap masyarakat sekolah yang
sangat jarang disentuh kegiatan serupa. Materi pelatihan dipandang sangat relevan dan penting disampaikan kepada guru TK mengingat siswa TK dekat dengan
jajanan dan makananminuman instan yang dapat berbahaya bagi kesehatannya.
20 Setelah pembukaan, kegiatan pelatihan pada hari pertama dimulai dengan
pretes yang bertujuan untuk menjajagi pengetahuan awal peserta pelatihan tentang bahan tambahan makananminuman dan dampaknya bagi kesehatan. Kemudian
dilanjutkan dengan pemberian materi pertama, yaitu tentang “Berbagai Kandungan
Gizi yang Penting Bagi Tubuh” oleh Ibu Eddy Sulistyowati, Apt., MS. Pada akhir penyampaian materi ini dibuka session tanya jawab tentang berbagai hal yang
berkaitan dengan gizi makanan dan permasalahannya. Banyak pertanyaan disam- paikan oleh peserta dan semuanya mendapat jawaban memuaskan dari nara
sumber. Selanjutnya di bagian kedua, Ibu Dr. Das Salirawati, M.Si menyampaikan
materi tentang “Bahan Tambahan MakananMinuman dalam Jajanan dan Dampak- nya Bagi Kesehatan”. Nara sumber memiliki latar belakang Biokimia yang mempe-
lajari proses kimia dalam tubuh, sehingga dengan fasih dapat menjelaskan dampak bahan tambahan makananminuman bagi kesehatan. Pada session ini juga muncul
beberapa pertanyaan dari peserta, terutama yang berkaitan dengan bagaimana caranya agar dapat menghindari makananminuman yang mengandung bahan
tambahan makananminuman yang ternyata berbahaya jika dikonsumsi terlalu banyak. Nara sumber menjawab dengan sabar semua pertanyaan peserta, sehingga
akhirnya mereka dapat memahami. Setelah ishoma, pelatihan diteruskan dengan penyampaian materi oleh Ibu
Siti Marwati, M.Si, yaitu tentang “Bahan Tambahan MakananMinuman Instan dan Dampaknya bagi Kesehatan”. Beliau menyampaikan bahwa saat ini banyak
makananminuman yang beredar dalam bentuk instan, karena masyarakat modern identik dengan kepraktisan. Namun demikian makananminuman instan tersebut
harus diwaspadai keberadaannya, karena kadang-kadang banyak produsen yang nakal dengan menambahkan bahan tambahan makananminuman dalam jumlah
berlebihan di atas batas ambang yang ditentukan Balai Pengawasan POM Dep- Kes. Oleh karena itu, kita sebagai kon
sumen harus cermat membaca “komposisi” yang ada dalam makananminuman instan tersebut.
Kegiatan pada hari pertama ditutup dengan beberapa pesan dari Tim PPM, yaitu agar hari kedua tetap hadir, karena akan dilakukan praktik pendeteksian zat
21 pewarna, formalin, dan boraks pada makananminuman secara sederhana. Selain itu
peserta dihimbau untuk datang tepat waktu dan membawa sampel makanan minuman yang dipandang mencurigakan, baik dari warna, rasa, dan bau yang
nantinya akan dideteksi secara sederhana. Pada akhir hari pertama ini para peserta dikelompokkan dalam tugas mencari artikel tentang masalahkasus yang berkaitan
dengan bahan tambahan makananminuman dan juga dampaknya bagi kesehatan yang dapat dicari melalui internet maupun koran dibagi dalam 6 kelompok.
Hari kedua diawali dengan presentasi masing-masing kelompok tentang artikel yang diperoleh mereka. Para peserta sangat antusias dan serius ketika
menyampaikan isi artikel tersebut, terbukti dengan kesiapannya membuat power- point dalam presentasi. Ada yang menyampaikan tentang bahaya zat pewarna, zat
zat pemanis buatan, dan juga tentang bahaya zat pemutih dalam beras yang saat ini marak penggunaannya, padahal sangat berbahaya bagi kesehatan. Untuk memberi
semangat dan penghargaan atas jerih payah mereka dalam tugas ini, maka setiap peserta diberi doorprize yang menarik dan berguna.
Acara selanjutmya adalah penyampaian materi tentang “Pendeteksian Zat Pewarna pada MakananMinuman secara Sederhana” oleh Ibu Dr. Das Salirawati,
M.Si. Ketika materi ini disampaikan nampak peserta sangat serius memperhatikan, karena mereka benar-benar ingin mengetahui prinsip dan cara pendeteksian terse-
but langkah per langkah. Pada session ini ditambahkan oleh Ibu Siti Marwati, M.Si bagaimana cara mendeteksi adanya formalin dan boraks pada makanan.
Setelah materi ini selesai disampaikan, maka acara yang dinantikan tiba, semua peserta PPM bersiap-siap mempraktikkan cara mendeteksi zat pewarna,
formalin, dan boraks pada makananminuman dari sampel yang telah mereka bawa dari rumah. Namun sebelumnya, tim PPM memperkenalkan alat-alat dan bahan-
bahan yang akan digunakan dalam pendeteksian zat pewarna pada makanan minuman, yaitu berupa seperangkat alat kromatografi kertas sederhana terdiri dari
kertas saring, penjepit, batang lidi, wadah untuk kromatografi, dan pipa kapiler dari batang cottonbud. Untuk mendeteksi adanya formalin digunakan buah naga merah,
sedangkan untuk boraks digunakan kunyit.
22 Mulailah peserta secara berkelompok praktik dengan serius dan berse-
mangat. Ada peserta yang membawa sampel makanan padat, minuman, dan agar- agar. Setelah praktik selesai, mereka dapat membuat kesimpulan ada tidaknya zat
pewarna tekstil, formalin, atau boraks dari sampel makananminuman yang mereka bawa. Beberapa kelompok yang sampelnya positif dideteksi merasa penasaran dan
mengulang lagi percobaannya, ternyata hasilnya sama, sehingga mereka benar- benar yakin hasil deteksi yang diperoleh.
Setelah ishoma, ketiga anggota tim PPM bersama-sama melakukan simulasi berbagai kasus penggunaan bahan tambahan makananminuman dengan meminta
solusi terbaik dari peserta. Setiap kali kasus dilontarkan, maka peserta berebut untuk menjawab, karena peserta dengan jawaban yang mendekati kebenaran diberi
hadiah. Simulasi ini berjalan seru, sampai tidak terasa kasus yang ada dalam permainan ini habis.
Setelah simulasi selesai, dilakukan diskusi akhir untuk menggali barangkali masih ada hal-hal yang perlu dipertanyakan, agar kegiatan PPM ini tidak menyisa-
kan masalah dan rasa penasaran peserta PPM. Banyak pertanyaan muncul dan anggota tim PPM secara bergantian menjawab pertanyaan tersebut dengan sabar
dan diusahakan sejelas-jelasnya. Banyaknya pertanyaan menunjukkan bahwa peserta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan wawasan ilmu yang relatif baik.
Berikut ini adalah daftar nama nara sumber dan materi pelatihan yang disampaikan.
Tabel 1. Daftar Nama Nara Sumber dan Materi Pelatihan
No. Nama Nara Sumber Materi Pelatihan
1. Eddy Sulistyowati, Apt, MS Berbagai Kandungan Gizi yang Penting
Bagi Tubuh Kita 2.
Dr. Das Salirawati, M.Si Bahan Tambahan MakananMinuman dalam
Jajanan dan Dampaknya Bagi Kesehatan Pendeteksian Zat Pewarna pada Makanan
Minuman secara Sederhana
3. Siti Marwati, M.Si
Bahan Tambahan MakananMinuman Instan dan Dampaknya bagi Kesehatan
Pendeteksian Formalin dan Boraks pada Makanan secara Sederhana
23 Setelah seluruh rangkaian materi pelatihan selesai, kemudian peserta diberi
postes yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan, yaitu dengan melihat ada tidaknya peningkatan pemahaman mereka tentang materi tersebut sebelum dan
sesudah pelatihan. Hasilnya menunjukkan rerata pretes sebesar 47,79 dan rerata postes 66,86 Lihat Lampiran 16, yang berarti ada peningkatan nilai sebesar 19,07
39,9. Hasil ini sangat menggembirakan tim PPM, karena berarti pelatihan yang dilakukan benar-benar mampu memperbaiki pemahaman peserta terhadap bahan
tambahan makananminuman, baik pada jajanan maupun instan. Harapan lebih lanjut tentunya mereka lebih banyak membaca lagi, agar pengetahuan mereka
tentang bahan tambahan makananminuman selalu berkembang. Pada akhir kegiatan peserta PPM diminta mengisi lembar angket evaluasi
yang berisi berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan dan masukan yang dapat diberikan untuk kegiatan serupa di lain waktu. Adapun hasil pengisian angket
tersebut secara ringkas disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengisian Angket Pendapat tentang Kegiatan Pelatihan
Pertanyaan Alternatif Jawaban
1. Apakah BapakIbu merasa kegi- atan PPM ini bermanfaat?
Ya 43
100 Tidak
- -
2. Jika “ya”, sebutkan manfaat yang
BapakIbu peroleh? Tambah pengetahuan tentang
makananminuman sehat 28
65,1 Tahu BTM yang berbahaya
12 27,9
Tahu cara mendeteksi BTM 4
9,3 Lebih hati-hati terhadap ma-
kananminuman instanjajan 4
9,3 3. Apakah dengan adanya materi
PPM ini bapakIbu termotivasi untuk menjelaskan dan meng-
ingatkan bahayanya jajanan yang tidak sehat kepada anak didik
dengan bahasa yang sederhana?
Jika “ya” jelaskan alasannya Ya
43 100
Karena agar siswa terhindar dari bahaya jajanan tak sehat
23 53,5
Karena penting untuk pertum- buhan pendidikan kesehat-
an anak 11
25,6
Karena anak lebih mudah diberi pengertian guru dari-
pada orangtuanya 3
6,9
4. Apakah setelah PPM ini selesai, BapakIbu berencana untuk meng
adakan kegiatan serupa untuk menularkan ilmu pengetahuan ini
kepada orangtua siswa? Ya
43 100
Agar orangtua tahu bahaya BTM bagi kesehatan anak
22 51,2
Kerjasama dengan komite 5
11,6 Sesuai kemampuan
3 6,9
24
Pertanyaan Alternatif Jawaban
5. Apa saran BapakIbu bagi pe- ngembangan kegiatan PPM ini
selanjutnya? Perlu kelanjutan kegiatan seru
pa sosialisasi 15
34,9 Perlu diberikan kepada kha-
layak yang lebih luas tingkat kecamatankelurahan, ibu RT,
ibu-ibu PKK, penjual jajanan 13
30,2
Perlu diadakan secara rutin 7
16,3 Perlu lebih banyak lagi materi
dan praktiknya 3
6,9 Perlu ditambah waktunya
3 6,9
Perlu diadakan pelatihan de- ngan tema yang berbeda
2 4,7
B. PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PPM