7 Hasil penelitian lainnya dilakukan oleh Sihombing yang dimuat dalam
Warta Konsumen No. 163 1987: 14 membuktikan bahwa rhodamin B dan methanil yellow bersifat karsinogenik terhadap tikus dan mencit, sedangkan Irving
Sax menyatakan bahwa auramine bersifat karsinogenik bagi manusia menurut hasil eksperimen yang dilakukannya. Penelitian Miller 1986 menyatakan bahwa zat
pewarna butter yellow dapat menyebabkan kanker hati Subandi, 2000: 239-241. Pada umumnya zat pewarna sintetis yang merupakan zat pewarna tekstil
masih banyak diperjualbelikan. Bagi masyarakat awam yang tidak mengetahui ciri- cirinya akan terkecoh dengan zat pewarna ini, karena selain harganya murah juga
memberikan warna yang lebih mencolok. Salah satu cara mudah untuk mengetahui zat pewarna yang diijinkan dan dilarang Pemerintah adalah dengan melihat bung-
kusnya atau melihat warnanya. Ditinjau dari bungkusnya, zat pewarna tekstil teres wantek dibungkus dengan kertas seadanya, seperti kertas koran atau kertas buram
yang diberi merk tertentu misal: cap Petruk, Tan Tjoen Sing, Jitu dengan harga relatif murah Rp. 100,- - Rp. 200,-bungkus. Sedangkan zat pewarna makanan
yang diijinkan dibungkus dalam plastik rapi dan tertulis nomor ijin dari Depkes dengan harga yang relatif jauh lebih mahal Rp. 800,- - Rp. 1.000,-bungkus.
b. Perasa MakananMinuman
Rasanya tidak ada satupun anak yang tidak suka rasa manis, tetapi rasa manis yang seperti apa yang sehat bagi mereka? Krisis ekonomi menyebabkan
harga gula pasir sebagai zat pemanis alami melambung, sehingga berakibat produ- sen kecil makananminuman mencoba menyiasati rasa manis dengan menambah-
kan zat pemanis buatan yang sebenarnya non-nutritif, seperti sakarin, sorbitol, dan siklamat. Zat pemanis buatan semula ditujukan untuk ”mengelabui” rasa manis
pada penderita diabetes, karena mereka tidak diijinkan mengonsumsi gula. Pada perkembangannya, pemanis buatan yang harganya relatif murah menjadi alternatif
pengganti gula. Jika ditinjau dari rasa manisnya, memang ketiganya memiliki rasa manis
yang lebih tinggi dibandingkan gula. Bahan pemanis ini mempunyai rasa manis 10 – 3000 kali lebih manis daripada gula. Sakarin dan siklamat digunakan untuk
permen, es krim, makanan ringan, buah kalengan, dan sirup. Sorbitol digunakan
8 untuk kismis dan jeli. Bagi anak-anak yang sensitif, maka jika dalam makanan
minuman jajanannya mengandung zat pemanis buatan biasanya kemudian menga- lami ”serak” dan ”batuk. Hal ini karena zat pemanis buatan terbuat dari bahan
kimia yang tidak dapat dicerna dan dikeluarkan kembali lewat urine. Saat ini ada satu pemanis buatan yang dilarang penggunaannya, yaitu Dulsin PerMenKes RI
No. 72 1988.
c. Pengawet MakananMinuman
Siapapun produsen makananminuman pasti menginginkan barang dagang- an mereka awet dan tahan lama? Untuk membuat awet makananminuman biasanya
mereka menambahkan zat pengawet ke`dalamnya, dapat berupa natrium benzoat untuk makanan dan minuman berasa asam, kalsium propionat dan natrium
propionat untuk mencegah jamur pada roti dan kue, asam sorbat, dan natrium
nitrat untuk daging olahan, dan keju. Zat pengatur keasaman buffer juga
termasuk bahan pengawet, karena bahan ini dapat menetralkan, mengasamkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Buffer yang digunakan antara lain
asam sitrat, asam tartrat, asam asetat, ammonium bikarbonat, dan natrium bikarbonat. Zat antioksidan juga termasuk pengawet, seperti asam askorbat pada
daging olahan, kaldu dan buah kalengan, BHA untuk olahan lemak atau minyak, sedangkan BHT untuk margarine dan mentega.
Permasalahannya, zat pengawet yang ditambahkan pada makananminuman haruslah jumlahnya terbatas seperti yang ditetapkan Depkes, sebab jika berlebihan
akan mengganggu kesehatan. Saat ini banyak sekali makananminuman yang dijual di depan sekolah, padahal anak-anak kita tidak mengetahui bahaya mengancam
kesehatan mereka. Sebagai orangtua kita wajib mengingatkan anak-anak untuk tidak membeli makananminuman dengan kemasan yang tidak berlabel, karena hal
itu perlu diragukan kehieginisan dan keamanannya. Selain itu saat ini juga banyak gorengan dijual di depan sekolah. Gorengan
yang dijual biasanya menggunakan minyak goreng yang sudah dipakai berulang- ulang hingga warnanya hitam. Hal ini berbahaya karena dalam minyak tersebut
sudah terkandung luar biasa banyaknya radikal bebas yang dapat menimbulkan kanker.
9 Bahan pengawet yang digolongkan tidak aman, diantaranya natamysin.
Bahan yang kerap digunakan pada produk daging dan keju ini, bisa menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan perlukaan kulit. Selain itu, ada kalium
asetat, makanan yang asam umumnya ditambahi bahan pengawet ini. Padahal bahan pengawet ini diduga bisa menyebabkan rusaknya fungsi ginjal. Butil
Hidroksi Anisol BHA yang biasanya terdapat pada daging babi dan sosisnya, minyak sayur, shortening, keripik kentang, pizza, dan teh instant juga diduga bisa
menyebabkan penyakit hati dan memicu kanker. Kita pasti pernah mendengar kasus penggunaan bahan pengawet formalin
untuk mengawetkan ikan, mie basah, dan tahu yang dijual di pasar. Formalin merupakan bahan kimia yang terdiri dari 37 formaldehid dan 7 - 15 metanol
dalam air. Pada umumnya digunakan untuk mengawetkan contoh biologi preparat atau mengawetkan mayat. Dengan demikian formalin tidak boleh digunakan untuk
mengawetkan makanan, karena dapat mengakibatkan iritasi pada saluran perna- fasan, muntah-muntah, pusing, dan rasa terbakar pada tenggorokan yang dirasakan
dalam jangka pendek. Jika konsumsi terhadap makanan yang mengandung forma- lin terus menerus, menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas,
sistem susunan saraf pusat dan ginjal. Cara mengidentiffikasi makanan yang mengandung formalin adalah:
1
Untuk jenis mie basah, ciri-cirinya : tidak rusak sampai 2 hari pada suhu
kamar 25
o
C, bertahan 15 hari pada suhu lemari es 10
o
C, bau bau khas formalin agak menyengat, tidak lengket, lebih mengkilap dibanding mie tanpa
formalin. 2
Untuk jenis tahu, ciri-ciri : tidak rusak hingga 3 hari pada suhu kamar,
bertahan 15 hari pada suhu lemari es, keras namun tidak padat, bau agak menyengat khas formalin.
3
Untuk jenis bakso, ciri-ciri : tidak rusak sampai 5 hari pada suhu kamar,
memiliki tekstur sangat kenyal. 4
Untuk jenis ikan segar, ciri-ciri : tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar,
warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bau menyengat khas formalin.
10 5
Untuk jenis ikan asin, ciri-ciri : tidak rusak sampai lebih 1 bulan pada suhu
kamar, warna ikan asin bersih cerah namun tidak bau khas ikan asin. Selain formalin, zat kimia yang sering disalahgunakan untuk pengawet
adalah boraks, yang memiliki nama kimia natrium tetraboratnatrium biborat natrium piroborat H
3
BO
3
. Orang awam menyebutnya ”bleng” atau ”cethithet”.
Berbentuk kristal lunak, bersifat antiseptik, mudah larut dalam air menjadi NaOH dan asam borat. Penambahan boraks dimaksudkan agar makanan menjadi lebih
awet, empuk, kenyal, dan memiliki cita rasa yang enak. Mengingat sifat yang sesungguhnya dari boraks sebagai antiseptik boorwaterobat cuci mata dan
pengawet kayu dan juga dapat terurai menjadi basa kuat, maka boraks sesungguhnya bukan untuk makanan.
d. Penyedap Makanan