13
BAB II TARGET DAN LUARAN
Kegiatan ini ditujukan bagi guru-guru TK di Kota Yogyakarta sebanyak 40 guru TK, baik TK Negeri maupun Swasta yang dipilih secara area purpossive
sampling, artinya dipilih mewakili area TK yang ada di Kota Yogyakarta agar sampel benar-benar representatif mewakili seluruh wilayah Kota Yogyakarta.
Target PPM ini adalah 40 guru TK yang diharapkan dapat menguasai dengan baik dan benar pengetahuan tentang bahan tambahan pada makanan
minuman dan dampaknya bagi kesehatan jika tidak sesuai anjuran Departemen Kesehatan, dan tumbuhnya kesadaran untuk peduli dengan kesehatan siswa melalui
pengawasan terhadap jajanan di sekitar sekolah. Selain itu melalui PPM diharapkan peserta PPM memiliki keterampilan mendeteksi zat pewarna, formalin, dan boraks
pada makananminuman secara sederhana. Dengan kegiatan PPM ini nantinya diharapkan 40 guru TK tersebut dapat
menularkan dan menyebarluaskan materi PPM ini, baik langsung kepada anak didik dengan menggunakan bahasa yang sederhana maupun kepada orangtua siswa
melalui kegiatan serupa dengan tetap didukung Tim PPM. Harapan lainnya adalah guru-guru TK mampu mengadakan penyuluhan kepada orangtua siswa agar lebih
memperhatikan bahaya jajanan di sekolah yang mengandung bahan tambahan makananminuman yang tidak sesuai dengan anjuran Departemen Kesehatan,
sehingga anak-anak tetap terjaga dan dapat tumbuh sebagai generasi yang sehat.
14
BAB III METODE PELAKSANAAN PPM
A. KHALAYAK SASARAN KEGIATAN PPM
Kegiatan ini ditujukan bagi guru-guru TK di Kota Yogyakarta sebanyak 40 guru TK, baik TK Negeri maupun Swasta yang dipilih secara area purpossive
sampling, artinya dipilih mewakili area TK yang ada di Kota Yogyakarta agar sampel benar-benar representatif mewakili seluruh wilayah Kota Yogyakarta.
B. METODE KEGIATAN PPM
Metode yang digunakan dalam kegiatan PPM ini adalah ceramah dan diskusi tentang bahan-bahan tambahan pada makananminuman jajanan yang
ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan dampaknya bagi kesehatan. Selain itu juga dilakukan simulasi berbagai kasus penggunaan bahan tambahan makanan
minuman dengan meminta solusi terbaik dari peserta. Pada PPM ini didemonstrasi- kan cara pendeteksian secara sederhana terhadap zat pewarna, formalin, boraks
yang mungkin terkandung dalam sampel makananminuman yang dibawa oleh peserta PPM.
Selain itu peserta secara berkelompok mempresentasikan berbagai masalah kasus yang berkaitan dengan dampak penggunaan bahan tambahan makanan
minuman yang tidak sesuai dengan anjuran Departemen Kesehatan dengan meng- ambil dari internet atau media massa lainnya koran, majalah, tabloid, dan lain-
lain. Melalui metode-metode tersebut diharapkan peserta kegiatan PPM benar- benar paham dan mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan bahan tambahan
pada makananminuman secara jelas. C. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PPM
Masalah kesehatan masyarakat menjadi isu pokok dalam pendidikan kesehatan di Indonesia. Merebaknya berbagai masalah kesehatan, seperti semakin
banyaknya penyakit berat yang muncul dari berbagai lapisan masyarakat dan banyaknya kasus anak-anak yang keracunan jajanan sekolah mengindikasikan
masih lemahnya pengetahuan kesehatan dalam masyarakat. Penyakit apapun
15 sebagian besar bersumber pada makananminuman yang dikonsumsi sehari-hari,
dan penyakit tersebut dapat menyerang siapapun tanpa memandang usia, status sosial ekonomi, dan jenis kelamin. Hal ini tidak terlepas dari kurangnya pema-
haman masyarakat tentang bahan tambahan pada makananminuman yang beredar di sekitar mereka. Secara sederhana, pada umumnya penyakit timbul dari makanan
yang dikonsumsi, entah pola konsumsi yang salah, makanan yang tidak sehat hingga cara manusia mengkonsumsinya.
Berangkat dari masalah tersebut, maka dipandang perlu untuk melakukan kegiatan yang berdampak langsung pada peningkatan pemahaman pengetahuan dan
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, terutama masyarakat sekolah. Penyu- luhan tentang bahan tambahan pada makananminuman bagi guru-guru TK di Kota
Yogyakarta ini dipandang perlu dilakukan, mengingat tidak semua guru TK memiliki pengetahuan tentang hal tersebut. Harapannya, setelah guru TK memper-
oleh bekal pengetahuan yang cukup, mereka dapat memberi penjelasan sederhana kepada anak didiknya atau menularkan kepada orangtua siswa melalui kegiatan
penyuluhan dengan dukungan dari Tim PPM ini. Menurut Gary Dessler 2004: 217 -218 langkah-langkah penyuluhan yang
baik menjadi penentu keberhasilan ditanamkannya pengetahuan maupun keteram- pilan tertentu. Adapun langkah-langkah kegiatan PPM ini adalah:
1. Memberikan penjelasan tentang berbagai kandungan gizi yang penting bagi
tubuh, sehingga peserta PPM mengetahui gambaran tentang bahan tambahan dalam makananminuman secara jelas.
2. Memberikan penjelasan tentang bahan tambahan makananminuman dalam
jajanan dan instan dan dampaknya bagi kesehatan melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi, sehingga peserta PPM mengetahui bagaimana memilih
makananminuman yang baik bagi kesehatan anggota keluarganya. 3.
Mengajak peserta PPM untuk bersama-sama mempraktikkan cara mendeteksi adanya zat pewarna, formalin, boraks yang mungkin terkandung dalam sampel
makananminuman yang dibawa oleh peserta PPM dari rumah. 4.
Peserta PPM diminta mencari artikel dari koran, majalah, tabloid, atau internet, dan lain-lain yang berkaitan dengan dampak penggunaan bahan tambahan
16 makananminuman yang tidak sesuai dengan anjuran Departemen Kesehatan
dan mempresentasikannya pada hari kedua.
D. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT
Kegiatan ini didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat LPPM Universitas Negeri Yogyakarta sebagai wujud pengabdiannya
terhadap masyarakat. Turunnya dana PPM yang tepat pada waktunya menjadikan pelaksanaan PPM dapat berjalan lancar sesuai dengan jadwal yang direncanakan.
Undangan yang ditujukan kepada Kepala Sekolah TK yang diundang sangat memperlancar pengiriman guru untuk mengikuti kegiatan PPM ini. Selain itu
pemilihan lokasi di TK Negeri Sleman yang sebenarnya termasuk dalam wilayah Sleman namun perbatasan dengan Kota Yogyakarta yang mudah ditemukan sangat
membantu peserta untuk datang tepat waktu. Perencanaan yang matang dari Tim PPM, dibantu tiga mahasiswa yang
menjadi anggota PPM mampu menyukseskan PPM ini. Untuk menarik kehadiran peserta agar hadir dalam kegiatan penyuluhan, maka disediakan doorprize di hari
kedua. Keterlibatan 3 mahasiswa dalam PPM sangat membantu kelancaran dan keberhasilan penyuluhan. Selain mereka sudah sering dilibatkan dalam kegiatan
serupa, kegesitan mereka mengerjakan tugas-tugas yang diembannya sangat berpe- ngaruh terhadap lancarnya penyuluhan, seperti tugas dokumentasi, mengedarkan
presensi dan makalah, konsumsi, dan juga membantu peserta PPM dalam praktik pendeteksian yang dilakukan.
Kegiatan ini melibatkan anggota Tim PPM yang memiliki latar belakang bidang ilmu yang relevan dengan materi pelatihan, memahami materi pelatihan
dengan baik serta berpengalaman dalam mengidentifikasi produk pangan yang mengandung bahan tambahan berbahaya sangat mendukung kelancaran penyam-
paian materi dan memberikan kepuasan jawaban pertanyaan peserta ketika diskusi berlangsung. Selain itu ketiga anggota Tim PPM yang terlibat sudah sering
melakukan penyuluhan maupun pelatihan bersama, sehingga kekompakan dalam melaksanakan PPM sudah terjalin dengan baik.
Adanya manfaat yang dirasakan oleh pihak TK asal guru yang menjadi peserta terhadap pengetahuan yang diperoleh dalam PPM ini, sehingga guru-guru
17 TK sangat memperhatikan setiap materi dan session yang ada dalam kegiatan PPM
ini dengan baik dan serius agar dapat melakukan kegiatan penyuluhan di sekolah masing-masing. Dengan demikian diharapkan terjadi peningkatan kualitas kese-
hatan di lingkungan sekolah, baik bagi siswa-siswanya, orangtua siswa, maupun jajaran sekolah.
Kehadiran seluruh pendukung acara ini yang tepat waktu, baik Tim PPM, panitia dari TK Negeri Sleman, maupun peserta PPM dalam mengikuti kegiatan
dengan seksama hingga berakhirnya kegiatan merupakan bentuk dukungan yang sangat baik bagi kelancaran PPM ini. Terlebih lagi ruangan yang digunakan sangat
representatif untuk berlangsungnya kegiatan, karena selain di lantai dua yang jauh dari gangguan keramaian, juga ruangan yang berAC, sehingga membuat peserta
tidak terganggu konsentrasinya. Pada kegiatan PPM ini tidak ada kendala yang berarti, bahkan jumlah
peserta melebihi target yang diharapkan, yaitu 40 guru TK, tetapi ternyata seluruh guru TK Negeri Sleman mengikuti kegiatan ini, sehingga jumlah seluruh peserta
menjadi 43 guru. Hal yang disayangkan dalam kegiatan ini adalah batalnya peli- putan kegiatan ini oleh Yogya TV dikarenakan Tim Yogya TV datang pada saat
peserta istirahat. Oleh karena ada peliputan di tempat lain, maka akhirnya tidak jadi meliput kegiatan ini. Padahal jika kegiatan ini ditayangkan diharapkan dapat meng-
inspirasi institusi lain untuk melakukan kegiatan serupa, meskipun hanya ditayang- kan sebagai berita.
18
BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Perguruan Tinggi dalam hal ini Universitas Negeri Yogyakarta sudah seharusnya ikut serta berperan dalam menumbuhkan kesadaran kesehatan masya-
rakat melalui PPM yang dilakukan para tenaga pendidik yang ada di dalamnya. Kegiatan PPM direncanakan secara terprogram dalam bentuk proposal yang
kemudian dilaksanakan dengan penuh kesungguhan untuk berbagi ilmu pengeta- huan praktis yang berguna bagi kepentingan masyarakat.
Kegiatan PPM ini layak sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Tim PPM yang terdiri dari dosen yang memiliki latar belakang
yang relevan dengan materi pelatihan. Selain itu keseluruhan kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat sasaran yang dipilih dengan pertimbangan analisis
situasi di lapangan ini layak dilaksanakan, karena substansi dari materi yang dilatihkan benar-benar sesuai dengan kondisi di lapangan dan sangat dibutuhkan
untuk dibekalkan kepada guru-guru TK. Hal ini karena secara umum peserta didik TK dihadapkan pada makananminuman instan dan jajanan yang dipasarkan di
sekitar sekolah yang harus diwaspadai dampaknya bagi kesehatan. Pada akhirnya kegiatan PPM yang didanai Universitas Negeri Yogyakarta
ini merupakan wujud nyata kepedulian Universitas terhadap masyarakat dan manifestasi salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Harapannya, kegiatan PPM
ini mampu menginspirasi Tim PPM lainnya dan juga institusi lain untuk melakukan kegiatan serupa dengan muaranya untuk ikut serta mencerdaskan masyarakat.
19
BAB V HASIL YANG DICAPAI