2. Penyiraman Proses penyiraman dapat dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari, dan
terdapat beberapa jenis tanaman yang tidak terlalu membutuhkan banyak air, maka sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tanaman agar tidak berlebihan.
3. Penyemprotan hama Penting dilakukan agar tanaman tidak terserang penyakit, ini pun dapat
dilakukan 3-4 hari sekali, dengan penyemprotan pestisida.
4. PemotonganPemangkasan Yakni khusus untuk tanaman yang tumbuh bercabang seperti tanaman
perdu, sehingga perlu melakukan pemotongan pada cabang atau dahan yang mulai mengering, sehingga pertumbuhan bunganya tidak terhambat, dan pemotongan
sebaiknya menggunakan gunting kebun.
2.3. Pendapatan Usahatani
Menurut Soekartawi 1987 Pendapatan terdiri dari pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor usahatani gross farm income didefinisikan
sebagai nilai produksi total usahatani dalam jangka waktu tertentu baik yang dijual atau yang tidak dijual. Pendapatan bersih net farm income
Dalam meningkatkan pendapatan, maka petani harus berusaha meningkatkan hasil-hasil produksi agar memperoleh peningkatan pendapatan
dengan memaksimalkan input-input faktor yang mempengaruhi. Menurut Hernanto 1993, ada beberapa ukuran pendapatan petani yaitu:
didefinisikan sebagai selisih pendapatan kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani.
Universitas Sumatera Utara
a. Pendapatan kerja petani operator labor income, diperoleh dengan menghitung semua penerimaan yang berasal dari penjualan yang dikonsumsi keluarga dan
kenaikan nilai inventaris. Setelah itu dikurangi dengan semua pengeluaran baik yang tunai maupun yang tidak diperhitungkan.
b. Penghasilan kerja petani operator farm labor earning, diperoleh dari menambah pendapatan kerja petani ditambah dengan penerimaan tidak tunai.
c. Pendapatan kerja keluarga family farm labor earning, merupakan hasil balas jasa dari petani dan anggota keluarga.
d. Pendapatan keluarga family income, yaitu dengan menjumlahkan semua pendapatan petani dan keluarganya dari berbagai sumber.
Keuntunganprofit adalah selisih antara total penerimaan TR dan total biaya TC. Tujuan ini dapat diformulasikan sebagai berikut : π = pq – cq.
Keuntungan juga merupakan insentif bagi produsen untuk melakukan proses produksi. Keuntungan inilah yang mengarahkan produsen untuk mengalokasikan
sumber daya ke proses produksi tertentu. Produsen bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan dengan kendala yang dihadapi Sunaryo, 2001.
Tingkat keuntungan dapat diukur dengan pendapatan yang umumnya digunakan untuk mengevaluasi kegiatan suatu usahatani dengan tujuan untuk
membantu perbaikan pengelolaan usahatani. Analisis pendapatan bertujuan untuk menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha dan dapat menggabarkan
keadaan yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
Usahatani dalam operasinya bertujuan untuk memperoleh pendapatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan serta dana untuk kegiatan di luar
usahatani. Untuk memperoleh tingkat pendapatan yang diinginkan maka pengusaha seharusnya mempertimbangkan harga jual dari produksinya.
Melakukan perhitungan terhadap semua unsur biaya dan selanjutnya menentukan harga pokok hasil usahataninya, keadaan ini tidak dapat dilakukan oleh
pengusaha, akibatnya efektivitas usahatani menjadi rendah. Volume produksi, produktivitas serta harga yang diharapkan jauh di luar harapan yang dikhayalkan.
Fhadoli, 1991.
Untuk dapat meningkatkan pendapatan sangat tergantung pada cepat tidaknya mengadopsi inovasi tergantung dari faktor ekstern dan faktor intern itu
sendiri, yaitu faktor sosial dan ekonomi. Faktor ekonomi itu diantaranya jumlah tanggungan keluarga, luas lahan yang dimiliki dan ada tidaknya usahatani yang
dimilikinya. Sedangkan faktor sosial diantaranya umur, tingkat pendidikan dan pengalaman. Soekartawi, 1989.
Menurut Suratiyah 2008, faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dan pendapatan sangatlah komplek. Namun demikian, faktor tersebut dapat
dibagi ke dalam dua golongan sebagai berikut : 1. Faktor internal dan faktor eksternal
2. Faktor Manajemen
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Faktor Internal dan Eksternal
Faktor manajemen juga sangat menentukan dimana petani sebagai manajer harus dapat mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan ekonomis
sehingga diperoleh hasil yang memberikan pendapatan yang maksimal. Menurut Tjakrawiralaksana 1983, pendapatan usahatani adalah jumlah
yang tersisa setelah biaya, yaitu semua nilai input untuk produksi, baik yang benar-benar dibayar maupun yang hanya diperhitungkan, telah dikurangkan dari
penerimaan. Pendapatan pengelola itu sendiri terdiri dari 2 unsur, yaitu: 1. Imbalan jasa manajemen, upah atau honorarium petani sebagai pengelola.
2. Sisanya atau laba, yaitu net profit, merupakan imbalan bagi resiko usaha. Inilah yang sebenarnya merupakan keuntungan atau laba, dalam pengertian ekonomi
perusahaan. Faktor Internal
1. Umur petani 2. Pendidikan,
Pengetahuan, pengalaman
keterampilan
3. Jumlah tenaga kerja keluarga
4. Luas Lahan 5. Modal
Usahatani Biaya dan Pendapatan
Faktor Eksternal 1. Input :
a. Ketersediaan b. Harga
2. Output : a. Permintaan
b. Harga
Universitas Sumatera Utara
Pendapatan diperoleh dengan cara mengurangi keseluruhan penerimaan dan biaya. Rumus yang digunakan untuk mencari pendapatan, adalah:
Pd = TR – TC Dimana :
Pd = Pendapatan
TR = Total Penerimaan TC = Total Biaya
Penerimaan adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
TR
1
= Y
1
. Py Yaitu: TR = Total Penerimaan
1
Y = Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Py = Harga y Soekartawi, 2002.
Menurut Soekartawi 1987, dalam usahatani tentunya para petani memperhitungkan biaya-biaya yang dikeluarkan serta memperhitungkan
penerimaan yang diperoleh. Biaya atau pengeluaran total usahatani adalah semua nilai masukan yang habis dipakai atau dikeluarkan dalam kegiatan produksi
usahatani. Biaya usahatani dapat dibedakan menjadi biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan.
1. Biaya tunai Biaya tunai usahatani didefinisikan sebagai jumlah uang yang dibayarkan
untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani.
Universitas Sumatera Utara
2. Biaya yang diperhitungkan Biaya yang diperhitungkan merupakan pengeluaran secara tidak tunai
yang dikeluarkan oleh petani, biaya ini dapat berupa faktor produksi yang digunakan petani tanpa mengeluarkan uang tunai seperti sewa lahan yang
diperhitungkan atas lahan milik sendiri, penggunaan tenaga kerja dalam keluarga, dan penyusutan peralatan.
Berdasarkan sifatnya biaya produksi usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1 Biaya tetap fixed cost; dan 2 Biaya tidak tetap variabel
cost. 1 Biaya tetap
Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh sedikit atau
banyak. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Contoh biaya tetap: sewa tanah, pajak dan alat-alat
pertanian. 2 Biaya variabel
Di sisi lain biaya tidak tetap atau biaya variabel biasanya didefinisikan sebagai biaya yang besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh.
Contohnya biaya untuk sarana produksi: tenaga kerja, pupuk, pestisida. Jika ingin menambah jumlah produksi, maka jumlah sarana produksi juga harus ditambah.
Menurut Tjakrawiralaksana 1983, biaya adalah semua pengeluaran, dinyatakan dengan uang, yang diperlukan untuk menghasilkan sesuatu produk
dalam satu periode produksi. Biaya disebut pula “ongkos-ongkos” yang merupakan nilai dari seluruh pengorbanan unsur produksi yang disebut pula
Universitas Sumatera Utara
“input”. Termasuk biaya-biaya tersebut adalah: sarana produksi yang habis terpakai, lahan, biaya alat-alat produksi tahan lama, tenaga kerja, dan biaya lain-
lain.
2.4. Pengembangan Wilayah