Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang telah dilakukan mengenai analisis pengaruh usaha tanaman hias terhadap pengembangan wilayah, antara lain : 1. Hermanto 2003 dalam penelitiannya “Prospek Pengembangan Agribisnis Bunga Potong Di Kabupaten Karo”, menyimpulkan bahwa usahatani bunga potong di Kabupaten Karo secara ekonomis layak untuk dikembangkan, angka perbandingan penerimaan dan biaya produksi lebih besar dari 1. Nilai ekonomis masing-masing bunga potong dipengaruhi oleh jumlah permintaan yang berkaitan dengan hari besar keagamaan dan event-event budaya pada masyarakat. Bunga krisan memiliki nilai ekonomis tertinggi yang disusul oleh gladiol dan sedap malam, sedangkan bunga ester merupakan bunga dengan nilai ekonomis lebih kecil. Namun secara umum tampak bahwa masing-masing jenis bunga potong memiliki prospek yang cukup baik dikembangkan. Hanya saja perlu adanya dukungan dari subsistem secara terpadu. 2. Nasution 2004 dalam penelitiannya “Pengaruh Pembudidayaan Ikan Terhadap Pengembangan Wilayah Di Kabupaten Simalungun. Studi Kasus : Desa Nagori Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horisan”, menyimpulkan bahwa kenaikan pendapatan peternak ikan lebih besar dibandingkan dengan harga ikan yang berlaku di pasar. Sehingga dapat ditafsirkan bahwa semakin besar jumlah modal, luas lahan, tenaga kerja dan harga ikan, maka pendapatan peternak ikan akan mengalami peningkatan. Pendapatan budidaya ikan sebesar Rp 4.878.350,- per Universitas Sumatera Utara kerambah. Pertambahan pendapatan petani dengan adanya usahatani pembudidayaan memiliki hubungan antara pendapatan yang meliputi : besarnya modal, luas lahan dan tenaga kerja, kecuali harga ikan yang tidak memiliki hubungan dalam usahatani pembudidayaan ikan. Dari hasil persamaan regresi linier berganda yang telah diperoleh bentuk hubungan antara variabel-variabel yang berpengaruh terhadap perubahan pendapatan peternak ikan di DesaNagori Haranggaol Kecamatan Haranggaol Horisan, dimana modal, luas lahan dan tenaga kerja mempunyai hubungan yang positif terhadap pendapatan peternak ikan kecuali harga ikan. 3. Murni 2003 dalam penelitiannya “ Analisis Usahatani Kol dan Kaitannya dengan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karo”, menyimpulkan bahwa analisis yang telah dilakukan terhadap usahatani kol diperoleh koefisien elastisitas dari masing-masing variabel yang dianggap berpengaruh terhadap produksi kol. Variabel penelitian yang mempunyai nilai elastisitas positif adalah luas lahan, bibit, pupuk organik dan pupuk anorganik. Sedangkan yang mempunyai koefisien elastisitas negatif adalah obat-obatan dan tenaga kerja. Berdasarkan nilai F-hitung diketahui bahwa secara serempak seluruh variabel yang dianalisis berpengaruh sangat nyata terhadap hasil produksi kol, yang artinya tingkat produksi kol dipengaruhi oleh : luas lahan, benih, pupuk organik dan anorganik, obat-obatan dan tenaga kerja. Berdasarkan analisis mengenai keterkaitan komoditi kol terhadap sektor perekonomian dan kontribusinya terhadap PDRB Kabupaten Karo dapat diketahui bahwa nilai total keterkaitan kebelakang adalah sebesar 1.78445. komoditi kol mempunyai indeks penyebaran 0,91349. Yang berarti bahwa sektor tanaman kol besar ketergantungannya terhadap sektor lainnya dalam proses Universitas Sumatera Utara kegiatan produksinya. Sedangkan untuk keterkaitan kedepan sektor kol mempunyai nilai keterkaitan ke depan sebesar 1,09150. Komoditi kol mempunyai indeks kepekaan 0,55876, artinya bahwa daya dorong sektor tanaman kol terhadap perekonomian Sumatera Utara cukup lemah dibandingkan dengan sektor lain karena nilainya cukup kecil. 4. Damayanti 2013 dalam penelitiannya “Analisis Pengaruh Komoditi Jagung Terhadap Pengemabangan Wilayah Di Kabupaten Dairi”, menyimpulkan bahwa komoditi jagung menjadi basis dalam perekonomian Kabupaten Dairi. Kecamatan Tanah Pinem menjadi salah satu sentra produksi jagung di Kabupaten Dairi, dimana Kecamatan Tanah Pinem memberikan kontribusi sebesar 29,27 terhadap luas panen dan sebesar 37,78 terhadap produksi jagung. Komoditi jagung berpengaruh positif terhadap pendapatan petani di Kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi, dimana perubahan produksi dan harga jagung akan mempengaruhi perubahan pendapatan masyarakat di Kecamatan Tanah Pinem sebesar 85,9. Secara parsial menunjukkan bahwa produksi dan harga jagung berpengaruh signifikan terhadap pendapatan masyarakat. Artinya, setiap peningkatan produksi dan harga jual jagung akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Juga dapat dilihat bahwa variabel yang lebih tinggi pengaruhnya terhadap pendapatan masyarakat adalah produksi jagung. Komoditi jagung berdampak positif terhadap pengembangan wilayah Kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi. Hal ini dapat dilihat dari keterkaitan kebelakang backward linkage, yaitu pengembangan usaha-usaha penyediaan sarana produksi pertanian serta keterkaitan ke depan forward linkage yaitu berdirinya usaha penggilingan jagung serta pengembangan usaha peternakan. Universitas Sumatera Utara 5. Arumsari 2000 dalam penelitiannya “ Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap Tingkat Pendapatan Petani Anggrek Dendrobium SPP Di Wilayah Kecamatan Kebun Jeruk dan Kecamatan Serpong”, menyimpulkan bahwa bisnis anggrek sebagai bagian dari bisnis florikultura memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997, sedikit banyak akan berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis anggrek. Pendapatan tunai dan total yang diperoleh oleh petani tanaman hias anggrek Dendrobium sebelum masa krisis, selama satu periode produksi sebesar Rp 21.207.166,7 dan Rp 16.288.233,8. Di masa krisis besarnya pendapatan tunai meningkat sebesar 15,98 persen sedangkan pendapatan total menurun 10,47 persen. Dan hasil RC rasio sebelum masa krisis adalah sebesar 3,06. Di masa krisis nilai rasio ini menjadi 1,93 yang menandakan usahatani tanaman hias anggrek Dendrobium masih layak untuk diusahakan.

2.2. Tanaman Hias