Hasil HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1.2 Dukungan Keluarga Data tentang tingkat dukungan keluarga pada pasien anak yang akan menjalani pembedahan di ruang IX RSUD dr. Pirngadi Medan, bahwa mayoritas keluarga yang memberi dukungan yang baik sebanyak 14 orang 46,7. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.2. Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan tingkat dukungan keluarga pada anak usia sekolah yang akan menjalani pembedahan di ruang IX RSUD dr. Pirngadi Medan Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase Baik 14 46,7 Cukup 11 35,7 Kurang 5 16,7 Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban terhadap Kuesioner dukungan keluarga pada anak usia keluarga pada anak usia sekolah yang akan menjalani pembedahan di ruang IX RSUD dr. Pirngadi Medan No Pertanyaanpernyataan Tidak pernah Kadang- kadang Selalu N N N 1 Keluarga memberikan semangat pada anak 9 5 16 30,0 16,7 53,3 2 Keluarga membujuk anak agar mau menerima tindakan pemeriksaan pada persiapan operasi 4 13 13 13,3 43,3 43,3 3 Keluarga menanggapi keluhan anak saat melaksanakan persiapan operasi 8 11 11 26,7 36,7 36,7 4 Keluarga memperhatikan reaksi anak saat menghadapi persiapan operasi 7 4 19 23,3 13,3 63,3 5 Keluarga mendengarkan keluhan anak dan memberikan tanggapan yang positif terhadap keluhanya 7 6 17 23,3 20,0 56,7 6 Keluarga membiarkan anak menangis ketika pemeriksaan kesehatan dilakukan 12 11 7 40,0 36,7 23,3 7 Keluarga menolak memberikan bantuan kepada anak selama tindakan pemeriksaan terkait persiapan operasi yang dilakukan 13 14 3 43,3 46,7 10,0 8 Keluarga tidak mau membantu anak saat diminta bantuanya 19 7 4 63,3 23,3 13,3 9 Keluarga membantu memenuhi kebutuhan anak saat tindakan pemeriksaan terkait persiapan operasi yang dilakukan 8 6 16 26,7 20,0 53,3 10 Keluarga secara bergantian menjaga anak selama dirawat sebelum dilakukanya operasi 3 11 16 10,0 36,7 53,3 11 Keluarga menyediakan dana yang diperlukan anak yang berkaitan dengan operasi 5 9 16 16,7 30,0 53,3 12 Keluarga membersihkan anaknya terlebih dahulu sebelum pemeriksaan kesehatan dilakukan 2 15 13 6,7 50,0 43,3 13 Keluarga memegang tangan anak saat melaksanakan tindakan pemeriksaan terkait persiapan operasi 9 9 12 30,0 30,0 40,0 14 Keluarga terlebih dahulu memberitau dan menjelaskan kepada anak bahwa pemeriksaan kesehatan itu tidak menyakitkan 5 10 15 16,7 33,3 50,0 15 Keluarga memberitahu anak bahwa tindakan pemeriksaan sebelum operasi adalah bagian dari pengobatan yang harus dijalani 5 9 16 16,7 30,0 53,3 16 Keluarga menyarankan anak agar tidak takut terhadap tindakan pemeriksaan sebelum operasi 4 8 18 13,3 26,7 60,0 17 Keluarga mengatasi ketakutan anak dengan mengalihkan perhatiannya melalui pembicaraan 10 10 10 33,3 33,3 33,3 18 Keluarga menemui dokter atau perawat dan menayakan pengobatan apa yang baik untuk kesehatan anaknya 8 10 12 26,7 33,3 40,0 19 Keluarga menasehati anak untuk mau bercerita tentang perasaan yang dialaminya saat sakit 4 13 13 13,3 43,3 43,3 20 Apabila anak bertaya maka keluarga akan memberikan informasi yang baik pada anak agar anak tidak takut menjalani pemeriksaan kesehatan 9 8 13 30,0 26,7 43,3 21 Keluarga memarahi anak karena menangis saat dilakukan pemeriksaan oleh perawat 8 17 5 26,7 56,7 16,7 22 Keluarga menemani anak saat dilakukan pemeriksaan sebelum operasi 3 14 13 10,0 46,7 43,3 23 Keluarga memuji ketenangan anak saat dilakukan pemeriksaan sebelum operasi 6 10 14 20,0 33,3 46,7 24 Keluarga menanyakan perasaan anak saat menghadapi pemeriksaan sebelum dilakukan operasi 10 8 12 33,3 26,7 40,0 25 Keluarga menghibur anak ketika anak bersedih dan merasa cemas 7 11 12 23,3 36,7 40,0 26 Keluarga tidak memperdulikan anak ketika anak bertaya tentang kesehatanya 15 8 7 50,0 26,7 23,3 5.1.2 Respon Cemas Anak Berdasarkan analisa skor respon cemas pada anak yang akan menjalani pembedahan di ruang IX RSUD dr. Pirngadi Medan, bahwa mayoritas respon cemas anak usia sekolah yang akan menjalani pembedahan berada pada tingkat respon cemas ringan sebanyak 13 orang anak 43,3. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.3. Tabel 5.4 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan total skor respon cemas anak usia sekolah yang akan menjalani pembedahan di ruang IX RSUD dr. Pirngadi Medan Tingkat Respon Cemas Frekuensi Persentase Respon cemas ringan 13 43,3 Respon cemas sedang 11 36,7 Respon cemas berat 6 20,0 Tabel 5.5 Distribusi responden berdasarkan jawaban terhadap kuesioner respon cemas anak usia sekolah yang akan menjalani pembedahan di ruang IX RSUD dr. Pirngadi Medan No Pertanyaanpernyataan Tidak pernah Kadang- kadang Selalu N N N 1 Saya takut melihat perawat melakukan tindakan persiapan operasi seperti mengambil darah dengan jarum suntik dan pemasangan infus 15 9 6 50,0 30,0 20,0 2 Saya menangis dan meronta ketika tim kesehatan menyentuh dan memegang tangan atau badan saya 12 12 6 40,0 40,0 20,0 3 Saya marah kepada perawat ataupun dokter yang akan melakukan pemeriksaan fisik 15 12 3 50,0 40,0 10,0 4 Kepala saya terasa sakit ketika akan dilakukan tindakan pemeriksaan 10 17 3 33,3 56,7 10,0 5 Saya terkejut saat dilakukan pemeriksaan untuk persiapan operasi 16 12 2 53,3 40,0 6,7 6 Saya sulit tidur saat menghadapi persiapan operasi 15 11 4 50,0 36,7 13,3 7 Saya takut setelah dioperasi nanti saya tidak dapat bangun lagi 19 10 1 63,3 33,3 3,3 8 Saya memperhatikan terus setiap tindakan pemeriksaan yang dilakukan oleh perawat atau dokter kepada saya 12 14 4 40,0 46,7 13,3 9 Saya ingin buang air kecil terus menerus 11 12 7 36,7 40,0 23,3 10 Saya merasa nyaman dan tenang saat diperiksa oleh dokter ataupun perawat 3 15 12 10,0 50,0 40,0 11 Saya takut tidak dapat bermain lagi dengan saudara kandung maupun teman-teman saya 10 17 3 33,3 56,7 10,0 12 Saya merasa gelisah saat akan menghadapi operasi 13 12 5 43,3 40,0 16,7 13 Saya sulit menjawab pertayaan yang diberikan oleh tim kesehatan 13 13 4 43,3 43,3 13,3 14 Saya merasa dicintai oleh keluarga dan teman- teman saya 4 15 11 13,3 50,0 36,7 15 Saya tiba-tiba sakit perut ketika diperiksa 12 14 4 40,0 46,7 13,3 16 Tubuh saya terasa lemah saat menghadapi persiapan operasi 18 6 6 60,0 20,0 20,0 17 Saya merasa ingin terus berada didekat orang tua saya 14 11 5 46,7 36,7 16,7 18 Saya berfikir kalau saya tidak akan bertemu lagi dengan teman-teman sekolah setelah menjalani operasi 12 13 5 40,0 43,3 16,7 19 Saya takut kalau terjadi sesuatu yang salah atau cedera pada tubuh saya 6 17 7 20,0 56,7 23,3 20 Saya mengalami mimpi buruk dan menakutkan tentang kondisi kesehatan saya 17 8 5 56,7 26,7 16,7 21 Saya bertanya tentang kesehatan saya kepada siapa saja yang berada didekat saya 10 13 7 33,3 43,3 23,3 22 Saya susah untuk menceritakan perasaan saya kepada orang lain 9 14 7 30,0 46,7 23,3 5.1.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Respon Cemas Anak Usia Sekolah yang akan menjalani pembedahan Hubungan dukungan keluarga dengan respon cemas anak usia sekolah yang akan menjalani pembedahan di ruang IX RSUD dr Pirngadi Medan pada penelitian ini menggunakan uji koefisien korelasi Spearman Correlations Spearman’s Rho. Hasil penelitian didapat koefisien korelasi r antara dukungan keluarga terhadap respon cemas anak usia sekolah yang akan menjalani pembedahan yaitu r -0,606 dengan tingkat signifikasi p 0,000. Hal ini menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga terhadap respon cemas anak usia sekolah yang akan menjalani pembedahan dimana kekuatan hubungannya kuat yang berpola negatif, dalam arti semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin rendah respon cemas anak usia sekolah yang akan menjalani pembedahan di ruang IX RSUD dr. Pirngadi Medan. Tabel 5.6 Hasil analisa antara dukungan keluarga dengan respon cemas anak usia sekolah yang akan menjalani pembedahan di ruang IX RSUD dr. Pirngadi Medan Variabel 1 Variabel 2 r p Keterangan Dukungan Keluarga Respon Cemas -0,606 0,000 Hipotesa alternative diterima terdapat hubungan dukungan keluarga dengan respon cemas anak usia sekolah yang akan menjalani pembedahan

5.2 Pembahasan

Dari data hasil penelitian yang telah diperoleh, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang hubungan dukungan keluarga dengan respon cemas anak usia sekolah yang akan menjalani pembedahan di ruang IX RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2013. 5.2.1 Dukungan Keluarga Hasil analisa data dukungan keluarga dengan respon cemas anak usia sekolah yang akan menjalani pembedahan di ruang IX RSUD dr. Pirngadi Medan terhadap 30 responden, didapat bahwa mayoritas responden yang mendapatkan dukungan baik dari keluarga sebanyak 14 orang 46,7. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Umi 2011 bahwa terdapat dukungan keluarga yang baik pada anak usia sekolah yang menjalani hospitalisasi. Didukung juga dengan hasil penelitian Nadeak 2010 yang menyatakan bahwa terdapat dukungan keluarga yang baik 53,2 terhadap pasien pre operasi. Lebih lanjut Fincer dkk 2012 melalui penelitiannya yang menyatakan bahwa persiapan sebelum operasi lebih efisien dilakukan dengan adanya dukungan orang tua kepada anaknya, dimana orang tua harus terlibat aktif dalam persiapan pra operasi anak mereka. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Wijayanti 2009 bahwa pada pasien yang akan menjalani pembedahan sangat membutuhkan dukungan keluarga, pasien dapat mengekspresikan ketakutan dan kecemasannya pada keluarga. Apriliawati 2011 dalam penelitiannya juga berpendapat bahwa koping anak dapat juga dipengaruhi oleh anggota keluarga lainnya dan pendamping orang tua selama di rumah sakit. Dukungan keluarga memang selalu diberikan keluarga pada anaknya yang akan menjalani pembedahan, hal ini dilihat dari jawaban responden yang paling banyak menyatakan selalu memperhatikan reaksi anak saat menghadapi persiapan operasi 63,3 dan tidak penah menolak apabila pasien meminta bantuan kepada keluarga 63,3. Hal ini sesuai dengan pendapat Friedman 1998 dalam Murniasih 2007 yang menyatakan anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan. Dengan adanya dukungan keluarga, dapat menurunkan tingkat kecemasan, rasa takut, dan depresi karena dukungan tersebut dapat meningkatkan kesehatan mental. 5.2.2 Respon Cemas Hasil analisa data menunjukkan bahwa respon cemas pada anak usia sekolah yang akan menjalani pembedahan di ruang IX RSUD dr. Pirngadi Medan menunjukkan bahwa mayoritas anak yang memiliki respon cemas ringan sebanyak 13 orang anak 43,3. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Nadeak 2010 bahwa tingkat kecemasan pada pasien pre operasi paling banyak mengalami kecemasan ringan 46,8. Hal ini dimungkinkan oleh jumlah responden anak yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 22 orang anak 73,3 lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah responden perempuan yaitu 8 orang anak 26,7. Dimana tingkat kecemasan laki-laki jauh lebih rendah dari perempuan. Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian Trismiati 2004 yang menyatakan bahwa wanita secara umum lebih sering merasakan cemas dari pada pria. Menurut pendapat Wong 2008 yang menyatakan anak perempuan cenderung mengekspresikan ketakutan yang lebih banyak dan lebih kuat dibandingkan dengan anak laki-laki. Hal ini juga dapat dilihat dari jawaban responden 63,3 yang paling banyak menyatakan responden tidak pernah merasakan takut setelah dioperasi tidak dapat bangun lagi. Walaupun hasil penelitian ini respon cemas anak usia sekolah yang akan menjalani pembedahan dalam kategori ringan, tetapi diketahui juga bahwa ada responden anak yang berada pada tingkat respon cemas sedang sebanyak 11 orang anak 36,7 dan respon cemas berat sebanyak 6 orang anak 20,0 yang akan menjalani pembedahan. Dimana pada anak usia sekolah memiliki faktor resiko untuk mengalami kecemasan dan ketidakmandirian selama dirawat dan menjalani pembedahan. Didukung dengan penelitian Lee 2007 dalam Umi 2011 yang menyebutkan bahwa tindakan invasif dapat menimbulkan ancaman pada anak usia sekolah yang akan menjalani pembedahan dirumah sakit. Hal ini sesuai dengan pendapat Speer 2007 yang menyatakan karena lingkungan rumah sakit dirasakan asing dan karena pembedahan yang akan dijalani, kebayakan anak merasakan tingkat kecemasan tertentu selama periode pre operasi. Atree dan Merchant 1996 dalam Christine 2010 menyatakan bahwa cemas adalah suatu respon emosional dari rasa takut, tertekan, dan khawatir yang secara subjektif dialami oleh seseorang dengan objek tidak spesifik atau tidak