89
Gambar 2
.
Peran BPTP pada kegiatan Balai Penyuluhan di Kecamatan atau BP3K
2.2. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Rogers dan Beal 1960 dalam Badri.M 2008 berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukan beberapa prinsip sebagai berikut:
1 saluran komunikasi massa relatif lebih penting pada tahap pengetahuan dan
90
saluran antar pribadi interpersonal relatif lebih penting pada tahap persuasi; 2 saluran kosmopolit lebih penting pada tahap pengetahuan dan saluran lokal
relatif lebih penting pada tahap persuasi; 3 saluran media masa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran antar pribadi bagi adopter awal early
adopter dibandingkan dengan adopter akhir late adopter; dan 4 saluran kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran lokal bagi bagi
adopter awal early adopter dibandingkan dengan adopter akhir late adopter. Hasil pengkajian Astuti dan Ruswendi 2013 tentang Berbagai Metode
Diseminasi Teknologi Jeruk Rimo Gerga Lebong Rgl Di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu menunjukkan bahwa untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam mengembangkan agribisnis jeruk di Kabupaten Lebong, petani membutuhkan media informasi berupa film pertanian, klinik tani TVRI , siaran
pedesaan, pertemuan kelompok, dan koran. Sedangkan petugas penyuluh lapangan membutuhkan media berupa buku saku, berita TV, berita radio,
kursus pelatihan, anjangsana, demonstrasi, pertemuan kelompok, temu lapang temu teknis, dan gelar teknologi. Persepsi petani terhadap pengembangan jeruk
menunjukkan 64,29 petani memiliki persepsi yang baik, dan 35,71 petani memiliki persepsi yang kurang baik. Media cetak lebih efektif digunakan dalam
proses diseminasi teknologi usahatani jeruk RGL dibandingkan dengan media audiovisual
Hasil kajian efektifitas metode diseminasi Jeruk di Kabupaten Lebong disimpulkan bahwa Media cetak leaflet, liptan, buku saku lebih efektif
digunakan dalam proses diseminasi teknologi usahatani jeruk RGL dibandingkan dengan media audiovisual film dan presentasi. Secara statistik penggunaan
media cetak dapat meningkatkan tingkat pengetahuan petani; sedangkan Temu Lapang dapat meningkatkan pengetahuan petani sebesar 74,19 , sedangkan
pelatihan teknologi meningkatkan ketrampilan petani sebesar 40 Astuti, dkk. 2013
Hasil pengkajian Wijianto, A 2008 tentang Hubungan Antara Peran Penyuluh dengan Partisipasi Anggota dalam Kegiatan Kelompok Tani di
Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa Ada hubungan yang signifikan antara peranan penyuluh dengan partisipasi anggota dalam
kegiatan kelompok tani. Hal ini berarti setiap kenaikan nilai pada variabel peranan penyuluh akan diikuti oleh kenaikan nilai pada variabel partisipasi
91
anggota. Demikian juga sebaliknya, setiap penurunan nilai pada variabel peranan penyuluh akan diikuti oleh menurunnya nilai pada variabel partisipasi
anggota dalam kegiatan kelompok tani. Risna, dkk 2012 dalam pengkajiannya tentang Peran Penyuluh
Pertanian Terhadap Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Padi Berdasarkan Kelas Kemampuan Kelompok Tani di Kecamatan Labuan Amas
Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah menyimpulkan bahwa permasalahan dalam peran penyuluhan pertanian yaitu belum melaksanakan peran sebagai
supervisi, pemantauan, dan evaluasi terhadap pengendalian hama terpadu pada kelompok tani.
Pengkajian oleh Abdullah, A 2008 mengenai peranan penyuluhan dan kelompok tani ternak untuk meningkatkan adobsi teknologi dalam peternakan
sapi potong menunjukkan bahwa penyuluhan sangat memiliki peranan penting dalam pengembangan peternakan khususnya dalam penguatan kelompok tani
dan peningkatan proses adobsi t eknologi peternakan kepada peternak. Keberhasilan penyuluhan sangat ditentukan oleh model penyuluhan yang sesuai
dengan kebutuhan peternak, yaitu ketepatan materi, metode dan media yang digunakan.
I I I . PROSEDUR PELAKSANAAN
3.1. Tempat dan Waktu